Boris Pasternak dan Puisi Kehidupan

Boris Pasternak dan Puisi Kehidupan

Seperti apa puisi kehidupan itu? Puisi kehidupan lahir dari pengamatan terhadap kehidupan, menangkap energi kemudian memancarkan energinya itu buat pemugaran kehidupan. Bagi para penyair dan nan menaruh perhatian besar terhadap kehidupan ialah mobilitas ritmik kehidupan dan syair nan latif nan dapat dinikmati tanpa batas.

Bagi para penyair dan siapa pun nan menaruh perhatian besar terhadap kehidupan, daun jatuh dan desir angin ialah nyanyian penuh harmoni buat kemudian ditorehkan menjadi puisi kehidupan. Oleh sebab itu, puisi kehidupan ialah suara hati para penyair nan telah sukses bercengkrama dengan kehidupan itu sendiri. Kehidupan menjadi lautan loka mereka berenang melimpahkan segala energi nan dimilikinya, buat kemudian menyerap energi itu dengan seoptimal mungkin.

Dalam global sastra, selain puisi kehidupan ada beberapa jenis puisi lain. Tapi sebenarnya jenis puisi itu lebih menitikberatkan pada teknik bagaimana menyusun sebuah puisi sebab sebenarnya jenis puisi lain itu pun tetap bertumpu pada kehidupan bukan semata-mata aktualisasi diri dari keliaran khayalan semata.

Coba kita perhatikan puisi kehidupan berjudul “Sambutlah Si Cinta” di bawah ini. Puisi ini merupakan puisi kehidupan nan terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Puisi kehidupan ini merupakan klarifikasi dari gambaran sebelumnya.

Saat malam mulai larut
Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam kekakuan
Karena hati terpasung dalam kesepian
Kesedihan dengan kesendirian
Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah
Pagi datang mengawali hari baru
Aku terbangun dari panjangnya malam
Perlahan saya bergerak,
Berdiri dan kubuka ventilasi
Tersiratlah cahaya mentari pagi
Menyinari……
Menghempaskan semua imajinasi kepahitan

Memang, Aku harus tetap tegar berdiri
Songsong hari nan baru
Sambut dengan sesuatu nan indah
Wujudkan rahasia cita dan cinta

Sambutlah ‘si CINTA’ nan cantik
Berikan dia senyum
Warnailah hari-hari dengan cinta



Jenis-jenis Puisi dengan Tema Puisi Kehidupan

Pada saat para penyair lain begitu serius bermain dengan kata-kata dan berselancar dalam kehidupan imajinasi, maka Remy Sylado berusaha memberontak terhadap suasana nan menurutnya sudah mapan bagi global kepenyairan itu. Ia membuat puisi mbeling atau puisi nakal tapi tetap cerdas dan bertanggung jawab pada ukuran-ukuran normatif sebuah puisi.

Puisi mbeling ini dipopulerkan Remy pada tahun 70-an. Salah satu unsur dari puisi mbeling ialah tak terkungkung oleh disparitas mana major art dan mana minor art . Puisi mbeling sebenarnya sebuah puisi kehidupan nan erat dan memberontak pada kemapamanan nan terjadi dalam kehidupan. Coba perhatikan salah satu puisi mbeling dari Remy Sylado ini.

DI BLOK APA?

Kalau
Chairil Anwar
Binatang jalang
Di blok apa
Tempatnya
Di Ragunan

Jenis puisi kedua ialah dikenal dengan nama puisi naratif. Puisi terinci ialah bercirikan atau bertumpu pada sebuah kisah eksklusif sehingga terasa sederhana, namun tetap mampu memberi sugesti kepada siapa pun nan membacanya.

Puisi terinci tak semata bercerita atau berkisah, tapi tetap memilih diksi dan mempertimbangkan kekuatan kata-kata. Kata-kata tetap dianggap sebagai roh dari sebuah puisi naratif. Pada jenis puisi terinci ini, puisi kehidupan mendapat porsi dan loka nan subur.

Puisi gelap, berbeda dengan puisi kehidupan nan lebih banyak naratif, ialah salah satu jenis puisi nan sering sulit diintepretasi. Puisi jenis ini sulit diinterpretasi sebab terlalu banyak diksi dan majas. Untuk bisa menelaah bahkan dapat membaca puisi gelap dengan baik, seperti dijelaskan Sam Haidy, seseorang harus terlebih dahulu memiliki surat keterangan dan kemampuan analisis nan baik. Tanpa kemampuan ini, seseorang nan menelaah puisi gelap justru akan terjebak pada pemahaman nan menimbulkan ambigu.



Boris Pasternak dan Puisi Kehidupan

Dalam karier kepenyairannya, penyair nan telah menerima hadiah nobel buat bidang sastra pada Oktober 1958, Boris Pasternak, termasuk tipikal penyair nan melahirkan puisi kehidupan nan tak saja berbobot tapi juga puisi kehidupan nan eksentrik. Kehidupan negeri nan terkungkung paham komunis, justru memberi peluang nan baik buat berkembangnya khayalan dan pemahaman terhadap kehidupan. Lalu, ditulis dalam syair-syair puisi kehidupan.

Lahir dari keluarga Yahudi nan berbudaya, dari seorang lelaki bernama Leonid, seorang guru besar pada sekolah tinggi melukis di Moskow telah menempa diri Boris Pasternak mencintai kehidupan dan ilmu pengetahuan. Penjelajahan pada global sastra dimulai ketika ia bersentuhan dengan karya-karya Leo Tolstoy, si mana ilustrasi buat karya-karya Leo dibuat oleh Leonid.

Kelak, tulisan-tulisan Boris Pasternak banyak dipengaruhi penyair dan artis senior. Pengaruh ini terutama sebab penyair-penyair itu sering berkunjung ke rumah orang tuanya. Penyair dan artis nan akan turut mempengaruhi karya-karya Boris sebab sering berkunjung ke rumah Leonid di antaranya ialah Alexander Scriabin, penyair dan dramawan Alexander Blok, komponis besar Sergei Rachmaninoff dan penyair Rainer Maria Rilke. Rendezvous dengan para artis itu menjadi semacam kampus berjalan bagi Boris Pasternak.

Istri Leonid, ibu Boris, terkenal sebagai seorang pianis konser sehingga nan berkunjung ke rumahnya tidak hanya para penyair tapi juga musisi terkenal Moskow saat itu. Kehidupan benar-benar telah memberi bekal nan baik sebelum Boris Pasternak menerjunkan diri pada global kepenyairan melalui puisi kehidupan salah satunya.

Penjelajahan Pasternak dalam hutan kehidupan Moskow sebagai bagian dari belantara dunia, terlihat jelas dalam karya-karya puisi kehidupannya seperti puisi kehidupan nan berjudul Kembar Dalam Awan (1914). Dua tahun kemudian, lahir karya Di Atas Penghalang .

Pada 1917, lahir puisi kehidupan terkenal dari Boris Pasternak, Tema Dan Variasi . Karya puisi kehidupan lainnya nan terkenal dari Pasternak ialah Saudariku, Hidup (1922), Di Kereta Awal (1944) dan Saat Udara Cerah (1959).

Kegemaran Boris Pasternak pada awalnya bukan pada sastra, melainkan pada ilmu nabati dan musik. Kalau musik barangkali tak terlalu mengherankan sebab besar dan diasuh oleh ibunya nan tidak lain seorang pianis pada grup konser terkenal.

Bukti kecintaan awal pada musik ini ialah lahirnya komposisi 3 lagu buat piano. Dorongan terhadap musik itulah nan kemudian membuat ia masuk Konservatorium Moskow. Namun dalam perjalanannya, ia merasa tak didukung kemampuan teknis nan memadai sehingga akhirnya keluar dan belajar filsafat di Universitas Marburg, Jerman.

Pada 1913, setelah selesai belajar filsafat ia kembali ke Rusia dan mulai menulis puisi, termasuk puisi kehidupan. Namun selama 10 tahun, ia merasa gagal total. Akhirnya selama Perang Global I, ia tak masuk dinas militer sebab kakinya pendek sebelah dampak masa kecil pernah terjatuh dari kuda. Ia meniti karier sebagai juru tulis di sebuah pabrik kimia.

Pada 1913, merupakan titik balik kehidupan Boris Pasternak, ketika secara mengejutkan ia sukses menulis puisi berjudul Kembar Dalam Awan . Kumpulan puisi ini diterbitkan perusahaan penerbitan, Lirika, nan didirikannya bersama 7 teman penyair lain.

Perang Global dan revolusi Bolshevik menjadi kendala tersendiri bagi Boris Pasternak sehingga ia tak melahirkan karya nan langsung dipublikasikan kepada dunia. Sebenarnya dibanding penyair lain, Boris Pasternak melalui puisi-puisinya terasa berbeda sebab terutama dalam penggunaan metafora nan tidak lajim.

Boris Pasternak secara prinsip menerima kelahiran revolusi Bolshevik, tapi sikap para pemimpinnya nan militan dan cenderung brutal membuat Boris Pasternak terkungkung ketakutan. Kumpulan puisi berjudul Jalan Udara nan terbit pada1924, dapat menjelaskan bagaimana sikap Boris Pasternak nan tidak acuh dengan politik.

Pada Perang Global II, Boris Pasternak sukses menerbitkan dua buku kumpulan puisinya masing-masing Bumi Yang Luas dan Pada Awalnya . Kontemporer pula, Boris Pasternak jatuh cinta buat kedua kalinya. Perempuan nan ditaksirnya itu ialah Olga Ivinskaya.

Meski dalam rentang Perang Global ini Boris Pasternak hayati serumah dengan perempuan lain, Zinaida, tapi Olga menjadi istri nan sah. Olga juga kemudian menjadi banyak menginspirasi karya-karya Boris Pasternak selanjutnya, seperti tema puisi-puisi kehidupan, termasuk juga dalam karya monumentalnya Dr. Zhivago . Tokoh Lara dalam novel tersebut ialah prototype Olga Ivinskaya.