Fisiologi Tidur - Perubahan ketika Tidur

Fisiologi Tidur - Perubahan ketika Tidur

Jangan anggap remeh soal tidur. Aktivitas ini teramat dibutuhkan oleh tubuh. Manusia dapat tahan tak makan dan minum selama tiga hari, tetapi tak buat tidur. Oleh karena itu, memahami fisiologi tidur menjadi sebuah keharusan. Selain menjamin kebugaran tubuh, tidur dapat memperpanjang usia. Tidak percaya? Simak uraian berikut.

Ada sebuah penelitian nan mengatakan bahwa orang nan sporadis tidur di malam hari justru berusia lebih pendek daripada mereka nan tak makan. Logikanya, malam ialah waktu nan tepat buat mengistirahatkan badan, ketika badan tak diperistirahatkan, kerja badan Anda justru akan lebih berat. Dan itulah nan bisa menyebabkan kesehatan Anda terganggu. Memahami fisiologi tidur sedikit banyak niscaya akan membantu Anda buat lebih "mencintai" tidur.

Bergadang memang seringkali dilakukan oleh manusia. Menyelesaikan pekerjaan nan dikejar tenggat waktu menjadi alasan nan cukup masuk akal. Tapi, bagaimana jika bergadang dilakukan hanya sebab buat kesenangan belaka? Alangkah baiknya jika dipikirkan kembali Norma Anda tersebut.

Istilah bergadang ini berbeda dengan insomnia. Bergadang lebih pada Norma tak tidur di malam hari dengan berbagai alasan, sedangkan tidak bisa tidur ialah kelainan tidur nan menyebabkan penderitanya kesulitan tidur secara berulang. Fisiologi tidur akan membuat Anda lebih mengerti apa itu kegunaan tidur dan bagaimana tidur nan berkualitas.



Apa Itu Fisiologi Tidur?

Sebelum lebih jauh mengenal apa itu fisiologi tidur, mengetahui apa dan bagaimana fisiologi akan lebih membantu Anda mengetahui pentingnya fisiologi. Fisiologi ialah cabang ilmu biologi nan mempelajari fungsi dari sebuah kehidupan. Jika dikaitkan dengan tidur, fisiologi tidur secara sederhana artinya ialah ilmu nan mempelajari bagaimana fungsi tidur bagi kehidupan.

Sedangkan tidur sendiri, berasal dari bahasa Latin, somnus, nan berarti 'alami periode pemulihan'. Tidur merupakan keadaan fisiologi (keadaan fisik) dari istirahat bagi tubuh dan pikiran. Dengan kata lain, tidur dapat disebut sebagai keadaan hilangnya pencerahan secara normal dan periodik (memiliki siklus atau waktu tertentu). Yaitu, keadaan tak sadar nan dialami seseorang dan bisa dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan tepat serta cukup.

Dalam fisiologi tidur, kira-kira, berapa waktu ideal manusia tidur? Idealnya, manusia membutuhkan waktu tidur 8 jam buat bisa memulihkan viatalitas tubuhnya. Tapi, nan menjadi permasalahan tak semua orang dapat tidur dalam rentang waktu seperti itu. Ada nan terbiasa tidur kurang dari 8 jam, dan ada nan lebih dari 8 jam.

Seperti, Margareth Thatcher, mantan perdana menteri Inggris. Beliau hanya membutuhkan waktu empat jam buat tidur. Namun, banyak juga nan membutuhkan delapan jam sehari semalam buat tidur. Jadi, setiap orang punya kekhasan masing-masing. Punya variasi waktu tidur nan berbeda-beda. Hal ini juga terdapat dalam fisiologi tidur.

Akan tetapi, umumnya, dalam fisiologi tidur, manusia butuh tidur selama 6-7 jam dalam satu hari. Waktu ini dianggap lebih dari cukup agar tubuh dan pikiran menjadi segar kembali. Jika pertanyaan apa itu tidur dan berapa lama idealnya manusia tidur telah terjawab. Lalu pertanyaan nan muncul selanjutnya ialah apa fungsi tidur bagi tubuh manusia?

Apakah buat memperbaiki sel-sel tubuh? Proses agar otak memadukan informasi ketika masih terjaga? Atau hanya suatu prosedur warisan nenek moyang manusia? Tak ada nan tahu pasti. Lebih mudah menjawab apa itu tidur dan berapa lama tidur dibanding menjawab mengapa manusia tidur. Para ilmuwan belum sepakat buat satu jawaban nan meyakinkan. Masing-masing punya argumen.

Argumen-argumen tersebut pada dasarnya kembali pada sebuah pendapat nan dikenal dengan istilah fisiologi tidur. Menyatakan bahwa tidur itu bermanfaat bagi tubuh, fisiologi tidur juga menggambarkan fungsi tidur nan lain.

Dalam fisiologi tidur, kegunaan tidur salah satunya ialah tidur diperlukan buat menjaga ekuilibrium mental dan emosional serta kesehatan tubuh. Selama tidur, seseorang akan mengulang ( review ) kembali kejadian sehari-hari. Kemudian, memproses dan menggunakannya buat masa depan. Termasuk, “mengistirahatkan” organ-organ krusial tubuh. Proses ini bermanfaat agar kesegaran fisik dan mental tetap terjaga baik.



Fisiologi Tidur - Perubahan ketika Tidur

Dalam fisiologi tidur, saat manusia tidur, terjadi perubahan fisiologi tubuh. Yaitu, tekanan darah menjadi turun, nadi melambat, pernapasan menurun, temperatur tubuh juga turun, pembuluh darah di kulit melebar, gerakan usus kadang-kadang lebih aktif, kebanyakan otot-otot tubuh jadi rileks, dan secara generik metabolisme tubuh turun hingga 20 persen dibanding ketika tubuh masih terjaga.

Adapun organ nan paling jelas berbeda pada waktu bangun dan tidur ialah otak. Ketika tidur, otak menjadi pasif dan minim memberikan respon terhadap global luar. Awalnya, ilmuwan pada permulaan abad ke-20 menduga tidur disebabkan oleh suatu zat kimia nan terkumpul di otak. Namun, ketika para ilmuwan sukses merekam gelombang elektrik dengan Elektro Encephalo Graph (EEG), ternyata aktivitas di otak berbeda saat terjaga dan tidur. Hal ini juga dipelajari ketika seseorang ingin mengetahui fisiologi tidur

Bahkan, masih membicarakan fisiologi tidur, ketika tidur pun, otak punya aktivitas nan berbeda-beda. Dengan demikian, para ilmuwan bersimpulan bahwa ada dua pola tidur. Yaitu, pola tidur biasa atau NREM ( Non Rapid Eye Movementatau gerakan mata tak cepat ) dan pola tidur paradoksikal atau REM ( Rapid Eye Movement atau gerakan mata cepat ).

Dalam fisiologi tidur, pola pertama (NREM) terdiri atas empat tahap. Tiap-tiap termin menunjukkan kedalaman (nyenyak) tidur seseorang. Efeknya menyegarkan bagi tubuh. Adapun pola kedua (REM) dinamakan paradoksikal sebab bersifat paradoks. Meskipun tidur nyenyak, otak benar-benar dalam keadaan aktif, tak seperti pola pertama. Pada pola kedua ini, biasanya terjadi mimpi.

Pola tidur REM diperlukan sebagai ekuilibrium mental dan emosi. Berperan juga dalam penyimpanan memori hasil belajar dan adaptasi psikologis. Fungsi nan amat vital buat mencegah stres. Dalam tidur malam nan berlangsung selama 6-8 jam, pola REM dan NREM terjadi secara bergantian sebanyak 4-6 siklus. Informasi semua itu akan Anda dapatkan ketika mempelajari apa itu fisiologi tidur.



Memahami Fisiologi Tidur Akan Membuat Anda Panjang Usia?

Maksudnya tentu bukan berarti Anda memahami fisiologi tidur, lantas Anda dapat memiliki usia nan panjang. Maksud dari pernyataan tersebut ialah dengan memahami fisiologi tidur, secara tak langsung Anda akan mulai lebih mencintai tidur atau paling tak berupaya buat mencintai tidur, sehingga waktu tidur Anda menjadi lebih banyak, dan kesehatan pun terjaga.

Fisiologi tidur sudah disebutkan beberapa kali. Dan masih tetap sama bahwa tidur memainkan peran krusial buat memulihkan kepekaan normal dan ekuilibrium di antara berbagai susunan saraf. Tidur juga krusial bagi struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ. Hal ini mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh selama tidur.

Dengan mengetahui imbas fisiologis tidur, yaitu pada sistem saraf dan tubuh, tepatlah kiranya tidur nan cukup menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia. Didukung pola makan nan sehat dan olah raga secara teratur dijamin kualitas serta asa hayati seseorang akan menjadi lebih baik dan lama.

Setelah mengatahui fisiologi tidur bagi Anda nan bermasalah dengan tidur, ada baiknya mulai sekarang cari pengobatan nan tepat buat mengatasi masalah tidur Anda. Agar semua akibat positif tidur bisa dirasakan oleh tubuh.