Interdisiplin dalam Pemahaman Ilmu Budaya Dasar

Interdisiplin dalam Pemahaman Ilmu Budaya Dasar

Ilmu budaya dasar muncul sebagai hasil dari obrolan dan konvergensi antara teori evolusi atau kompleksitas (terutama di bidang ekonomi evolusioner) dan studi tentang perubahan dalam interaksi manusia melalui penelusuran bukti diri kulturalnya (terutama pada wilayah kreatif dan studi budaya). Masalah perubahan bergerak maju telah terbukti amusing begitu menarik dan menantang para pemerhati sosial budaya dalam studi ilmu budaya dasar.

Yang dinyatakan sebagai ilmu budaya dasar sendiri sejatinya tak benar-benar ada. Ini ialah kurikulum, atau metode belajar sosial bagi para pemula nan tertarik mempelajari minat orang-orang pada global sosialnya. Ilmu budaya dasar merupakan basic science nan tak ditengarai secara semantik, bahwa ini ialah basis pengetahuan, melainkan cara mudah buat memahami ilmu budaya secara komprehensif, walau tak harus secara mendalam.



Ilmu Budaya Dasar dan Proses Hubungan Budaya

Sebagai pembuka, Ilmu budaya dasar memperhatikan bagian permukaan mengenai perihal produktivitas kreatif nan selalu muncul dari hubungan manusia. Entah apakah kreativitas nan dimediasi oleh teknologi, nan juga mempromosikan representasi mental subjektif seseorang kepada masyarakatnya, di mana ruang dan waktu nan dikompresi dalam catatan sejarah, catatan budaya, menjadikan beberapa peristiwa budaya nan tengah menjadi landmark tersimpan. Misalkan era Facebook. Misalkan era komputer. Yang memiliki tokoh-tokoh tersendiri.



Ilmu Budaya Dasar dan Proses Ekonomi Interaksi

Interaksi manusia dalam "ekonomi jaringan sosial" juga dapat menjadi bidang kajian dari ilmu budaya dasar. Manusia dengan kehidupan ekonominya menciptakan fluks monoton masyarakat, kata terus menerus itu bukan sematan sementara, melainkan terus mengalir dan menciptakan pola kemasyarkatan nan baru dengan konsekuensi nan tidak terduga terhadap norma-norma manusia tanpa pengecualian.

Bahkan, pemahaman mengenai hubungan manusia pada ekonomi dapat dikatakan sebagai proses "destruksi kreatif" nan terus mencoba dicari maknanya dalam ilmu-ilmu humaniora sebab hubungan ekonomi berkaitan dengan sumber daya, berkaitan pula dengan ilmu bergerak maju semacam evolusi - dalam studi tentang perubahan monoton melalui variasi, kuat dan lemah, hubungan kapitalis, kemiskinan, perang, model stalemate laba ( equiblirium ), hingga pada ekologi.

Ilmu budaya dasar dengan demikian itu mencari pemahaman evolusi dari suatu masyarakat berbasis pengetahuan masa lalu dan saat ini, buat memetakan ruang kemungkinan skenario masa depan dalam perihal produktivitas kreatif (baik berbasis pasar dan dalam konteks masyarakat) ataupun kebijakan publik dan taktik di mana bisnis manusia harus beradaptasi.



Interdisiplin dalam Pemahaman Ilmu Budaya Dasar

Ketika kebudayaan dipahami sebagai orang-orang sebagai kebutuhan dan pula pengetahuan buat tetap hayati dengan satu sama lain, memberikan kemudahan pula memberikan semangat buat fokus pada hidupnya, maka di sanalah akan muncul semacam sparkling , semacam binar binar nan berarti respon baru manusia nan dapat dipelajari pula awal dari terbentuknya kultur.

Budaya memang pada akhirnya melahirkan diktum mengenai pranata sosial nan wajib dilaksanakan oleh para pelakunya, namun semua itu berawal dari kisah mengenai orang paling kuat dan orang nan paling berpengaruh otaknya. Budaya memang mengenai otak manusia, siapa nan mempengaruhi siapa. Suatu budaya terbentuk sebab manusia memaksimalkan otaknya melalui ejawantah para agen pemikir, dalam prinsip inilah ilmu budaya dasar beranjak. Oleh sebab itulah, secara singkat dan sederhana, dalam proses pemahaman di atas, apa nan mencoba di jelaskan ilmu budaya dasar berkaitan pula dengan hal-hal di bawah ini:

  1. Ilmu budaya dasar mencari tahu apa itu ilmu pengetahuan? Bagaimana hal itu berhubungan dengan kehidupan kita sebagai manusia individu? Lalu, bagaimana buat aspek lain dari masyarakat sosial dan budaya?

  2. Ilmu budaya dasar mencari tahu tentang bagaimanakah masa depan kita? Peran kita sendiri dan tanggung jawab buat masa depan? Dapatkah penyelidikan realitas membantu dengan pertanyaan seperti itu?

  3. Ilmu budaya dasar juga mencoba mencari tahu. Bagaimana pemahaman realitas berhubungan pemahaman lainnya nan lebih tradisonalis atau bahkan mendekati spekulasi mistis? Apakah mereka selalu berlawanan atau bisa mereka berguna melengkapi satu sama lain?

  4. Ilmu budaya dasar mempelajari perihal, mainframe dan organisasi sosial / budaya. Tentang bagaimana manusia bergantung padanya, masyarakat dikendalikan olehnya.

  5. Ilmu budaya dasar juga memperhatikan hubungan Individu dan Budaya. Siapa nan membentuk siapa lebih dahulu, apakah dengan pemahaman habitus, atau dengan pemahaman karakteristik hubungan simbolik?

  6. Ilmu budaya dasar juga memberikan ruang Interdisciplinarity, Transdisciplinarity , dan Beyond: brain, share review , dan market para penelitian nan dipublikasikan secara paralel antara pemahaman individu dan organisasi akademis lainnya.

  7. Ilmu budaya dasar juga memperlihatkan budaya sebagai semacam "cacat" deviansi, pula menjelajahi perihal "kecacatan" sehingga dipahami upaya "kemampuan", mengatasinya, dan hubungannya dengan budaya.

  8. Ilmu budaya dasar memberikan ruang pada pemikiran geografis mengenai bentuk nasionalisme, bentuk politik kenegaraan dan apa nan dipahami sebagai Integrasi politik masyarakat di dalam wilayah tertentu, dalam kaitannya dengan hubungan sosial.

  9. Ilmu budaya dasar juga merupakan ilmu nan mempelajari pula menjelajahi kesehatan mental berkaitan dengan "interaksi produktif." antara orang-orang dari majemuk perspektif dan eksplorasi monoton masalah nan berhubungan dengan kesehatan mental dan masalah nan lebih luas nan berkaitan dengan badan / otak / pikiran / self.

  10. Dengan demikian ilmu budaya dasar tak membatasi pada ruang nan membahas hal makro saja, melainkan mikro dalam pemahaman psikiratis menjelajahi kesehatan Jiwa: budaya dan perilaku, kumpulan bahan Ilmu budaya dasar diarahkan pada mengeksplorasi interaksi antara organisasi sosial dan budaya dan konduite individu / pengalaman internal, nan mengakibatkan konduite anomali.


Ilmu Budaya Dasar Bukan Cultural Studies

Perbedaan antara keduanya sudah jelas walau menyematkan adanya titik tolak hampir sama cultural sains , dengan cultural studies . Referensinya ialah kehidupan sosial orang banyak. Namun, keduanya begitu berbeda, keduanya merupakan pemahaman nan pula beranjak dari pisau bedah nan bahkan tak saling berjumpa satu sama lain. Walau dapat saling menjelaskan satu sama lain.

Ilmu budaya dasar merupakan basic how to knowledge social science . Awal buat mengetahui ilmu-ilmu sosial nan barangkali di dalamnya mencakup pemikiran kritis seperti Cultural Studies . Tapi sebaliknya Cultural Studies merupakan atau alam lain nan tak dapat diterawang dalam perihal basic dikarenakan Cultural Studies memperlihatkan pola nan sama dengan ilmu budaya dasar, dalam pengertian mencoba mengumpulkan pemahaman interdisiplin dalam memetakan masyarakat. Karena Cultural Studies lebih merupakan pisau bedah nan belum matang, nan barangkali akan membingungkan orang bila mulai menjadi semacam dogma ilmu, sebagaimana nan ada pada bab-bab Ilmu budaya dasar.

Cultural studies pada dasawarsa sampai akhir 80-an mengadopsi pendekatan studi budaya Marx, salah satunya terinspirasi oleh pemikiran Louis Althusser dan Antonio Gramsci. Cultural studies pun selalu memiliki interrelasi nan unik dengan pemikiran kritis Frankfurt utamanya dari sudut politis. Beberapa narasi dominan dari Stuart Hall sedikit banyak terlengkapi oleh garis besar pemikiran kritis Frankfurt.

Kesamaannya lebih implisit pada bagaimana peranan kelas pekerja dalam membentuk pencerahan revolusi dan dipelajari dalam pengkondisian wacana revolusi Marx. Lebih dekat lagi, cultural studies sama-sama mencoba mengangkat studi bagaimana kelas pekerja memainkan peranan dalam integrasi menuju masyarakat kapitalisme, juga bahwa konsumen baru media dan budaya media telah membentuk mode baru dari intervensi kapitalis.

Dan semua klarifikasi tersebut, dapat dipandang dalam pengertian nan berbeda dalam lanskap ilmu budaya dasar, nan tak se-'ideologis', dalam pemahaman Cultural Studies . Keduanya merupakan basic dalam memahami pola hubungan manusia. Ilmu budaya dasar lebih banyak pengaruhnya dalam penelitian dan pengembangan kemasyarakatan, dibandingkan Cultural Studies nan masih merupakan reaksi 'kecil' dalam global akademisi.