Jenis Hutan – Hutan Bakau (Mangrove)

Jenis Hutan – Hutan Bakau (Mangrove)

Meskipun belakangan ini kawasan hutan di Indonesia sudah semakin menyempit, Indonesia tetap merupakan sebuah negara nan sebagian besar kawasannya masih berupa hutan. Jenis hutan di Indonesia juga bermacam-macam. Berdasarkan perawatannya, jenis hutan di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu hutan nan dilestarikan dan hutan nan dibiarkan tumbuh secara alami.

Jenis hutan di Indonesia menyimpan banyak sekali kekayaan alam. Ragam habitat tumbuh-tumbuhan dan hewan hayati di pedalaman hutan Indonesia. Pohon-pohon di hutan Indonesia merupakan tumbuhan nan cukup tinggi nan mempunyai masa hayati nan panjang. Hutan sebagai kekayaan alam perlu dikelola dengan sebaik-baiknya.

Di dalam hutan kita akan menemukan majemuk tumbuhan nan memiliki tinggi nan berbeda satu sama lainnya. Mulai dari tumbuhan nan memiliki tinggi beberapa millimeter sampai nan tingginya mencapai 40 meter. Semua keanekaragaman hidup tersebut tersimpan dalam ragam jenis hutan di Indonesia.

Berikut ini ialah beberapa jenis hutan nan ada di Indonesia. Jenis hutan nan dengan alasan apapun tak pantas diperlakukan dengan tak baik, seperti menebang pohon sembarangan, dan pembakaran hutan secara sengaja dengan maksud membuka huma buat bercocok tanam.



Jenis Hutan – Hutan Hujan Tropik

Indonesia banyak memiliki jenis hutan hujan tropik, karena Indonesia terletak di tengah garis khatulistiwa. Wilayah tersebut banyak mendapatkan sinar matahari serta memiliki curah hujan nan tinggi.

Jenis hutan hujan tropik banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua). Hutan hujan tropik terdiri atas dua jenis, yaitu hutan hujan tanah kering (memiliki ketinggian 1000 sampai 3000 m dpl) dan hutan hujan tanah rawa (memiliki ketinggian 5 sampai 100 m dpl).

Ciri-ciri nan dimiliki jenis hutan hujan tropik ialah sebagai berikut.

  1. Matahari bersinar sepanjang tahun.
  2. Curah hujannya tinggi, merata setiap tahun yaitu antara 200-225 cm/ tahun.
  3. Dari bulan ke bulan mengalami perubahan suhu nan kecil.
  4. Hutannya selalu hijau sepanjang tahun.
  5. Tidak mengalami musim gugur.
  6. Tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam di hutan tropik.
  7. Banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan (heterogen).

Ratusan jenis pohon tumbuh di atas jenis hutan seperti ini. Pohon-pojon nan tumbuh di hutan hujan tropik dapat mencapai ketinggian 20-40 m. Cabang-cabang daunnya lebat sehingga membentuk suatu tudung pohon (kanopi). Beberapa tumbuhan nan sering dijumpai di antaranya, rotan, liana, dan epifit.

Rotan dan liana merupakan tumbuhan pemanjat. Tumbuhan ini membutuhkan donasi tumbuhan lain buat menopang batangnya nan lemah agar bisa memperoleh sinar matahari. Dengan demikian, rotan dan liana akan bergerak merambat mengikuti pohon nan menopangnya. Tumbuhan seperti ini pun “meramaikan” habitat di jenis hutan hujan tropik.

Bukan hanya itu, jenis hutan seperti ini pun ditumbuhi banyak sekali epifit. Epifit merupakan tumbuhan nan sekadar menumpang hayati pada tumbuhan lain, tetapi tak membahayakan pohon nan ditumpanginya. Contoh tumbuhan nan tergolong ke dalam jenis epifit ialah tumbuhan anggrek.

Tak hanya tumbuhan, pada jenis hutan hujan tropik ini pun banyak hayati hewan nan memiliki sifat diurnal (hewan nan aktif pada siang hari). Misalnya kijang dan kera. Selain itu, ada pula hewan nan bersifat nokturnal (hewan nan aktif pada malam hari), seperti kucing hutan, burung hantu, babi hutan, dan macan tutul.



Jenis Hutan – Hutan Musim atau Hutan Meranggas

Jenis hutan ini terdapat pada daerah dengan ketinggian 800 – 1200 mdpl. Pepohonan nan tumbuh di jenis hutan musim tidaklah sebanyak nan tumbuh di hutan hujan tropik. Meskipun demikian, hutan ini mampu bertahan meski dalam cuaca nan sangat kering sekapi pun. Banyak pohonnya nan tahan dari kekeringan sebab mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau.

Pohon-pohon di hutan musim tingginya sekitar 12 – 35 m. Daunnya selalu gugur pada musim kemarau. Daun-daun pada pohonan akan tumbuh lagi hijau pada musim hujan. Jenis hutan musim biasanya diberi nama sinkron dengan tumbuhan nan banyak tumbuh di hutan tersebut. Misalnya, hutan jati. Disebut hutan jati sebab banyak pohon jati di hutan tersebut.



Jenis Hutan – Hutan Bakau (Mangrove)

Hutan bakau di Indonesia merupakan hutan bakau terluas di dunia. Luasnya ialah 42.550 km2. Jenis hutan seperti ini terdapat di daerah sekitar pantai nan penuh dengan lumpur. Karena tumbuhan nan banyak terdapat di hutan ini ialah pohon bakau, maka sering disebut dengan nama hutan bakau. Selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Barah (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

Jenis hutan bakau memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Kadar oksigen air dan tanahnya rendah,
  2. Mempunyai kadar garam air dan tanahnya tinggi,
  3. Saat air bahari pasang, lingkungannya menjadi banjir sedangkan saat air bahari surut lingkungannya becek dan berlumpur.

Hutan mangrove berguna sebagai pemecah gelombang pada wilayah pesisir pantai. Kelestarian hutan bakau perlu dijaga sebab bisa memberikan kegunaan kepada manusia. Berbagai hasil hutan bakau telah dirasakan khasiatnya oleh manusia, seperti gula, bahan pengawet kulit, bahan atap, dan bahan perahu. Jenis hutan seperti ini juga sangat krusial buat habitat ikan dan udang.



Jenis Hutan – Hutan Sabana

Jenis hutan nan satu ini memiliki kriteria nan sangat khas. Kekhasan dari hutan sabana ini terletak pada padang rumput nan ditumbuhi pepohonan nan hayati secara bergerombol atau berserakan. Hutan sabana berada di daerah nan memiliki musim kering lebih panjang daripada musim penghujan. Tumbuh-tumbuhannya nan ada hanya padang rumput hijau dan pohon-pohon hanya ada beberapa di sekitar padang rumput. Seperti di daerah Madura, Sumbawa, dan Aceh Tengah.

Jenis padang rumput lain disebut steppa, yaitu pada rumput nan lebih banyak mengalami musim kemarau, sehingga beberapa pohon dan rumput tak sempat menghijau. Padang rumput steppa banyak terdapat di Nusa Tenggara bagian timur. Padang rumput terdapat pada ketinggian antara 900 – 4000 m di atas permukaan laut. Misalnya padang rumput tanah, padang rumput pegunungan, komunitas rumput (populasi rumput), dan lumut. Habitat rumput dan lumut pada fenomena juga dimiliki oleh jenis hutan lainnya.

Jenis hutan sabana dibedakan menjadi dua,yaitu:

  1. Hutan sabana casnarina, yaitu hutan sabana nan terletak antara 1600 sampai 2400 m dari permukaan laut.
  2. Rawa gambut, yaitu hutan ada nan berada pada ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut.

Berdasarkan jenis tumbuhan nan menyusunnya, jenis hutan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Sabana murni, yaitu pohon-pohon nan menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
  2. Sabana campuran, yaitu pohon-pohon penyusunnya terdiri atas campuran berjenis-jenis pohon.

Cukup beragamnya jenis hutan di Indonesia ialah salah satu karunia nan Tuhan berikan buat seluruh warga Indonesia. Sebuah kekayaan alam nan Tuhan berikan dan bisa dimanfaatkan. Satu hal nan harus diingat ialah perawatan dan perhatian masyarakat Indonesia sangat membantu dalam pelestarian aneka jenis hutan nan ada di Indonesia. Ayo, rawat dan lestarikan selalu hutan kita demi kelangsungan hayati umat manusia.