Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas



Menuju Guru nan Lebih Profesional

Seorang guru itu dikatakan profesional kalau ia mempunyai kompetensi mengajar, pengalaman, sikap, pengetahuan, serta ketrampilan meneliti. Ketrampilan meneliti ini tak hanta teori. Ia harus mau melakukan penelitian dan bukan hanya sebab ingin mendapatkan angka bagi kreditnya agar ia dapat naik pangkat. Penelitian itu berasal dari keinginannya memecahkan masalah nan dihadapinya dengan metodologi nan tepat dan pas.

Dalam penelitian itu, ia tentu saja akan tahu bagaimana proses detail apa nan terjadi. Ia akan menuliskan itu dan akan mencari cara bagaimana mengendalikan dan mengatasinya. Kalau hanya menggerutu dan mengeluh, maka masalah itu tak akan selesai. Namun, kalau ada penelitian nan dilakukan, maka masalah itu akan dipetakan dan dilihat sebagai satu objek penelitian sehingga perasaan nan mendongkol itu dapat diatasi dengan cara nan lebih ilmiah.

Guru nan bahagia dan sering melakukan penelitian ini juga dapat membagi ilmunya kepada guru-guru nan lain. Hasil penelitian nan seksama tentunya akan membuat guru lain merasa bahwa apa nan telah dilakukan itu memang sahih dan tekniknya dapat diikuti sebab telah terbukti. Kalau berbagi cerita atas dasar pengalaman saja, terkadang data nan diberikan berdasarkan pearasaan semata dan tak ada teori atau metodologi nan dapat menjelaskannya.

Tidak ada salahnya membagi cerita apa nan dialami di kelas. Namum, kalau masalah itu telah masuk ke dalam ranah penelitian, maka sudut pandang dan cara pemecahannya akan berbeda. Orang akan melihatnya sebagai sesuatu nan tak didasarkan perasaan saja dan menebak serta teknik pemecahannya hanya dengan coba-coba atau trial and error. Dengan penelitian ini, guru juga akan menuliskan laporan penelitian.

Laporan penelitian ini akan disimpan dan akan dapat dibaca oleh orang lain. Ketika sang guru telah pindah atau malah telah tak bertugas lagi, hasil karyanya masih dapat dilihat dan dipelajari oleh guru lain. Dengan demikian, guru nan telah melakukan penelitian itu akan tetap mendapatkan kegunaan pahala atas apa nan telah dikerjakannya. Inilah salah satu cara mendapatkan amal jariyah. Kalau ada satu guru menulis, biasanya guru lain akan menulis juga.

Paling tak guru lain akan terpengaruh buat mengadakan penelitian juga. Pada dasarnya kehidupan guru itu tak jauh dari coba-coba dengan teknik pengajarannya hingga ia menemukan satu teknik nan seksama dna bagus. Namun, lama-kelamaan teknik itupun akan berubah seiring bergantinya waktu dan seiring semakin canggihnya peralatan dalam mengajar.

Misalnya, kalau beberapa tahu nan lalu guru masih menggunakan kapur. Lalu setelah era kapur nan menyebabkan banyak keluhan itu agak surut, lalu ada era penggunaan spidol dengan rona nan sama. Tidak begitu lama keluarlah spidol dengan rona nan cukup beragam. Kini ketika era komputer tablet dan juga era netbook dengan ukuran nan lebih kecil dan lebih mudah dibawa, guru telah banyak menggunakan LCD sebagai papan tulis dan netbooknya sebagai loka menulis.

Netbook dengan fasilitas windows nan memadai mampu membantu menerangkan pelajaran dengan lebih efektif dan efisien. Apalagi ketika guru nan bersangkutan melengkapi dirinya dengan modem. Akan lebih canggih dan hebat lagi ketika di ruangan kelas ada wahana wifi. Anak-anak pun dapat mendapatkan informasi secara langsung melakui internet. Wahana seperti ini tentu saja semakin memudahkan teknik menerangkan. Tidak harus membawa gambar lagi ke kelas. Gambar dari internet tentunya lebih menyenangkan buat dilihat.


Teknik ini tentunya didapatkan guru setelah melalui beberapa saat dalam global mengajar. Untuk mendapatkan daya kritis dan kemampuan berkreasi serta berinovasi dalam global pengajaran, global penelitian perlu diakrabi. Kalau tidak, guru hanya akan terikat dengan teknik dan metode nan itu-itu saja. Kalau seorang guru tak mempunyai rasa bosan dalam melakukan teknik pedagogi nan sama, maka sang guru hanya akan mngulang apapun selamanya.

Pemikiran guru seperti ini harus diubah. Dengan masuk ke global penelitian, guru akan menjadi lebih cerdas dan akan lebih mampu mengikuti zaman. Ia akan senantiasa menjadi gelisah dan tak mau diam sebelu mendapatkan teknik nan ampuh demi meningkatkan kemampuan murid-muridnya. Inilah guru nan profesional. Guru ini akan selalu berusaha memberikan nan terbaik kepada anak-anak didiknya.



Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ialah salah satu inisiatif guru buat mencari tahu cara pemecahan suatu masalah nan terjadi di sebuah kelas (Kemmis dan McTaggart, 1988)., guru menganalisis proses belajar mengajarnya sendiri serta respon dari murid-muridnya. Setelah itu, guru menerapkan suatu tindakan nan diharapkan akan mendapatkan hasil nan lebih baik dari sistem atau metode atau teknik pedagogi nan baru tersebut (Eileen, 2000:1). Akan lebih baik bila penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara bersama-sama (Watts, 1985: 118).

Penelitian tindakan kelas ini ialah salah satu karakteristik pendidikan nan profesional. Forum pendidikan nan tak mempunyai guru nan bahagia melakukan penelitian, biasanya tak terlalu dinamis. Mereka akan berhenti pada penyampaian pelajaran dengan teknik nan itu-itu saja. Perkemabngan zaman luar biasa. Guru perlu lebih sensitif dan lebih mampu memahami keadaan itu agar dapat membuat pelajarannya lebih gampang dipahami.

Penelitian akan membuat guru selalu berpikir bergerak maju dan akan semangat terus buat berkreasi dan menciptakan teknik dalam proses belajar mengajar nan lebih baik. Semua orang niscaya akan lebih menerima suatu pembaruan nan berdasarkan hasil peneltian daripada hanya dari pengalaman nan tak dituliskan.

Pelaku Penelitian Tindakan Kelas
Tidak sembarang guru nan mau melakukan penelitian tindakan kelas dengan sangat suka rela. Hanya guru-guru nan berdedikasi tinggi dan guru nan ingin lebih memahami dan melihat proses belajar mengajar nan telah dilakukannya. Dapat juga guru nan ingin meningkatkan kemampuan mengajar dan pengetahuannya.

Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas seperti lingkaran. Proses tersebut tak berhenti setelah proses pertama selesai. Akan ada proses kedua, ketiga, dan seterusnya, hingga mendapatkan satu simpulan utuh dan ditunjang oleh bukti nan cukup sehingga akan menjadi sebuah teori. Ada beberapa cara mengenai penelitian tindakan kelas.

Dr. Weng (2008) berpendapat bahwa prosesnya sangat sederhana, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Setelah refleksi, dilanjutkan dengan perencanaan tindakan baru berdasarkan fakta nan ditemukan di lapangan. Begitu seterusnya. Ada juga nan menggunakan proses lebih panjang.

Setelah merefleksikan apa nan telah dilakukan di kelas, guru mengeksplorasi lebih jauh tentang proses nan sudah dilakukan tersebut. Setelah itu, menyusun planning buat melakukan penelitian lebih lanjut. Setelah melakukan penelitian, menganalisis hasil penelitian itu dan menerapkan tindakan baru. Lalu, menelaah dan mengamati hasil tindakan nan sudah diambil tersebut.

Metodologi Penelitian Tindakan Kelas
Untuk menghindari hasil nan bias, Maxwell (1996: 75-76) menyarankan buat mengaplikasikan minimal 4 metode pengambilan data. Semakin banyak metode pengambilan data nan dilakukan, akan semakin valid data tersebut. Metode pengambilan data nan biasa dilakukan saat penelitian tindakan kelas ialah sebagai berikut.


1. Observasi kelas. Observasi ini dapat dalam bentuk catatan, video, dan rekaman kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
2. Jurnal guru nan merefleksikan teknik atau metode pedagogi nan telah diterapkannya.
3. Dokumentasi nan berisi laporan bulanan kemajuan siswa, laporan triwulan atau laporan semester, hasil tes siswa, dan lain-lain.
4. Kuisoner mengenai tindakan nan akan diambil atau tanggapan siswa mengenai tendakan nan sudah diambil.
5. Survei.
6. Penilaian pelajaran.
7. Diary guru.
8. Hasil dari observasi teman.



Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Guru akan mengajar lebih sistematis, terarah, dan tertib, serta terukur. Selain itu, keterampilan melakukan penelitian ini akan menggiring guru buat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengajarnya. Guru juga akan lebih memperhatikan kemajuan belajar siswanya. Dengan demikian, kualitas pedagogi dan pendidikan akan semakin baik.