Perjuangan Tak Harus dengan Angkat Senjata

Perjuangan Tak Harus dengan Angkat Senjata

Dalam tema contoh puisi pahlawan ini penulis ingin memberikan beberapa puisi pahlawan nan akan memaparkan artinya juga. Seperti kita ketahui bersama kemerdekaan telah kita dapatkan melalui perjuangan para pahlawan, dan saatnya kita nan mengisi hasil kemerdekaan itu sendiri. Hasil kemerdekaan bisa kita isi dengan melakukan hal nan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi Negara kita sendiri. Seperti puisi nan ditulis oleh Risang Raditya A, berjudul semangat pahlawan


Kulihat engkau di sana, pahlawan
Tak menyerah patah arang
Tak gentar medan kau lawan
Bersorak-sorai tanda kemenangan
Letih raga kau rasa

Jatuh tanda tidak kalah
Di sini ku kan berdoa
Bangkit hadapi menyerang lawan
Tak dengar caci mereka
Berjalan, Tuhan akan berkata

Hamba bersujud berharap
Mentari senyum tanda melawan
Kulihat engkau di sana, pahlawan
Walau tulang tidak lagi menyatu
Tapi jiwa berkata beda

Semangat maju takkan luntur
Kini, mimpi telah usai
Tapi cita takkan berhenti
Perjalanan hayati panjang di sini
Semangat pahlawan kembali



Makna Puisi

Dari puisi di atas Risang Raditya mengemukakan puisi tentang pahlawan pada umumnya, pahlawan nan berjiwa tegar tak perduli versus nan menghadang. Ia tetap berjuang buat mendapat kemenangan, walau ada banyak hal nan melukai hatinya, ia tetap berjuang mempertahankan demi mencapai kemerdekaan.

Dari puisi di atas, sebagai orang muda seharusnyalah jiwa kita lebih bersemangat dibandingkan orang nan dahulu lebih tak tersedia fasilitas dalam menjalani hidup. Belajar dari perjuangan nan terdahulu, jika dibandingkan dengan sekarang tentunya teknologi semakin canggih. Seharusnya semangat kita lebih baik daripada orang dahulu.

Contoh sebuah puisi pahlawan di atas ialah puisi dengan tema lama nan bisa memberikan inspirasi bagi kita kaum muda. Penulis juga ingin memberikan beberapa baris puisi nan berhubungan dengan pahlawan. Puisinya ialah sebagai berikut ;


Letih senantiasa menghinggap dalam jiwa
Semangat masih ada walau lemah sudah dirasa
Namun tujuan harus tercapai walau hanya sisa-sisa
Apa daya jika senjata sudah tak dipunyai
Apa daya jika musuh ada di dekat raga ini

Kemampuan jiwa hanya sebagai senjata
Perjuangan sampai nafas terhenti
Kalah atau menang hanyalah kata-kata
Jiwa akan selalu menang saat Sang muda meneruskan
Penghargaan bahwa perjuangan itu ada lebih dari cukup



Perjuangan Tak Harus dengan Angkat Senjata

Contoh sebuah puisi pahlawan nan penulis untuk mengartikan bahwa apa nan kita miliki tak harus selalu senjata tajam buat menikam sang musuh, kita tak pernah tahu apakah musuh itu ada di depan atau di belakang atau di dekat nafas kita. Musuh dalam raga atau musuh dalam jiwa, kita hanya patut bersyukur dan mengusahakan hayati kita buat meneruskan nan lalu, buat menghargai nan sudah berlalu. Meneruskan perjuangan dengan lebih baik.

Menang atau kalah akan selalu ada dan akan selalu berdampingan. Yang baik itu tak selalu menang dan nan jelek itu tak selalu kalah. Namun saat jiwa ini sepenuh hati berjuang buat kebaikan di situlah letak kemenangan kita, bukan saat kita terjatuh tidak berdaya.

Bahkan saat kita jatuh sebenarnya di situlah ada kekuatan nan besar nan akan menghargai kita, akan ada nan meneruskan kita. Setiap nan kalah atau nan menang akan selalu ada nan meneruskan. Setiap kita akan selalu mengalami menang dan kalah, kekalahan dan kemenangan tak akan abadi. Setiap kita selalu memiliki kelemahan dan kekuatan. Namun bukan itu nan kita perlukan, itu hanya status, namun nan diperlukan ialah setiap kita tentunya selalu mengisi hayati ini dengan perjuangan seperti pahlawan.

Tidak harus memakai jubah besar buat disebut pahlawan . Tidak harus memiliki jabatan tinggi buat menunjukkan kita ialah orang pintar dan ternama. Namun ketika kita telah membuat diri ini senang dan orang lain tersenyum di situ kita sedang berjuang buat hayati kita dan perjuangan kita berhasil.

Banyaknya puisi pahlawan tentunya memberikan inspirasi bagi kita. Inspirasi pahlawan selalu mengartikan seorang pahlawan nan dengan senjata akan mengalahkan musuh, pahlawan identik dengan jagoan nan melawan musuh dari sebuah kerajaan atau benteng musuh. Pahlawan bisa diartikan pahlawan buat diri sendiri, buat keluarga, buat Negara atau buat pendidikan. Pahlawan buat zaman sekarang bisa diartikan dengan prestasi.

Banyak mahasiswa nan sudah berprestasi baik di kalangan nasional maupun internasional, itu ialah bentuk jiwa pahlawan, semua prestasi nan telah ditorehkan oleh para pelaku prestasi memberikan kekuasaan dan menunjukkan bahwa tak bisa dianggap remeh Negara ini, bukan sekedar prestasi, Negara Indonesia ikut terbawa dalam prestasi mereka, apalagi jika pada tingkat internasional, nama Negara akan disuarakan pertama kali, kemudian darimana pendidikannya juga akan teridentifikasi.

Dia akan menjadi pahlawan sebagai personal, tentunya ketika kita menorehkan sebuah prestasi secara pribadi akan tercatat juga bagaimana kehidupannya, bagaimana pendidikannya bahkan sampai ke dalam keluarga dan lingkungannya.

Pahlawan memang luas artinya, seorang penyanyi nan memiliki prestasi sudah bisa dikatakan pahlawan dalam bidang seni, dan penyanyi nan tak memiliki prestasipun bisa dikatakan sebagai pahlawan buat di kalangannya sendiri. Setiap apa nan kita miliki bisa dijadikan sebuah prestasi dan tentu kita akan menjadi pahlawan dengan prestasi itu. Pahlawan tak selalu berarti merebut kemerdekaan, terkadang kita ialah pahlawan buat jiwa kita sendiri.

Seorang nan memiliki penyakit lemah, terlalu merendah membutuhkan pahlawan buat hidupnya. Dari sini bisa lebih terang dan jelas bahwa pahlawan tak melulu soal peperangan, tetapi buat membantu seseorang nan terpuruk dalam hidupnya membutuhkan pahlawan, pahlawan dapat dari sahabatnya sendiri, guru, ataupun orang tuanya.

Lalu bagaimana dengan musuh. Terkadang kita mengatakan sesuatu nan tak kita sadari bahwa kita telah melakukan kesalahan pada orang nan sedang kita ajak bicara, dan seseorang itu merasa sedih atau merasa tak menyukai kita, dan status kita bisa berubah menjadi musuh tanpa kita sadari.

Dia mulai menjauhi kita, tak mungkin dia mendekati kita setelah dia merasa kita melukainya, namun terkadang kepahlawanan itu muncul dari dirinya sendiri, dengan menjauhi kita dia membutuhkan waktu buat berpikir hingga pikirannya jernih, dia memiliki solusi buat dirinya sendiri.

Ketika kita dijadikan musuh, kita tak tahu menahu dan musuh terkadang bisa memberikan solusi dalam permasalahan sang lawan, sang lawannya tentu akan mempertimbangkan kesalahan si musuhnya, dan dia akan mengambil keputusan, apapun keputusan tersebut, dia telah berjuang buat dirinya, hatinya dan hidupnya apa nan seharusnya dia ambil dalam membahagiakan dirinya dan orang lain.

Dalam peperangan pun seorang pakar pedang ketika sang musuh sudah telak kalah. Dia kadang sempat terpikir apakah sang musuh harus dia bunuh atau tidak, di sinilah dia akan menjadi pahlawan buat dirinya dan buat orang lain. Selalu ada pertimbangan buat menjadikan seseorang itu sebagai pahlawan. Jadi, pahlawan tak selalu orang nan unggul semua tergantung dari bagaimana kita mengambil keputusan buat hayati dan jiwa kita.