Dampak dan Penanggulangan Longsor

Dampak dan Penanggulangan Longsor

Dalam sejumlah pemberitaan baik di media cetak maupun media elektronik, kita sering mendengar warta tentang bala tanah longsor. Namun, seringkali hal nan luput dari perhatian kita, yaitu memahami dengan lebih baik apa nan dimaksud dengan tanah longsor, apa saja penyebab tanah longsor , dan bagaimana mencegah serta mengatasi bala tersebut.

Longsor ialah kenyataan geologi di mana terjadi gerakan tanah nan diakibatkan konvoi massa batuan atau runtuhnya tanah dalam jumlah besar nan umumnya terjadi di daerah terjal.

Faktor primer penyebab longsor ialah gaya gravitasi, namun ada juga faktor pendorong (faktor nan mempengaruhi kondisi material) dan faktor pemicu (faktor nan menyebabkan bergeraknya material tersebut) nan mengakibatkan terjadinya longsor.

Indonesia ialah negeri rawan bencana. Salah satu bala nan mengintai keselamatan masyarakat di negeri ini ialah tanah longsor. Bala tanah longsor di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung, misalnya, ialah bukti bahwa kita perlu menaruh perhatian pada upaya mitigasi bala ini.



Penyebab Tanah Longsor

Berkaitan dengan upaya pencegahan dan meminimalkan risiko bala tersebut, maka krusial bagi kita buat mengetahui beberapa hal nan menjadi penyebab longsor. Berikut ini beberapa hal nan menjadi penyebab bala longsor.



1. Hujan Lebat

Intensitas hujan nan meningkat pada musim penghujan bisa menyebabkan tanah longsor. Namun, musim penghujan bukan penyebab tunggal bala longsor. Penguapan besar-besaran air hujan pada permukaan tanah nan terjadi pada musim kemarau menyebabkan terjadinya rekahan dan retakan tanah.

Pada saat air hujan datang, air akan masuk ke tanah melalui rekahan dan retakan tersebut, lalu terakumulasi di lereng bagian dasar nan akhirnya menyebabkan gerakan lateral. Hal inilah nan menyebabkan longsor .

Berbeda halnya bila di atas tanah tersebut terdapat tanaman atau pepohonan nan akarnya bisa menyerap air dan mengikat tanah. Maka, longsor kemungkinan dapat dicegah.



2. Getaran

Tanah longsor juga rentan terjadi sebab getaran nan menyebabkan retakan tanah. Getaran tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya gempa bumi, meletusnya gunung berapi, getaran lalu lintas kendaraan , getaran mesin, dan ledakan.



3. Jenis Tanah

Longsor juga bisa disebabkan sebab tanah di daerah tersebut termasuk tekstur tanah renggang, lembut, atau biasa kita kenal tanah liat maupun tanah lempung. Pada saat musim penghujan, potensi atau kemungkinan longsor terjadi lebih besar pada tanah jenis ini.

Hal ini dikarenakan ketebalan tanah tak lebih dari 2,5 meter dengan sudut lereng ≥ 220. Selain itu, sebab konturnya tanah lempung atau tanah liat mudah pecah jika udara terlalu panas dan menjadi lembek jika terkena air, sehingga rentan terhadap konvoi tanah.



4. Terjalnya Lereng

Beberapa kasus bala longsor nan memakan korban jiwa terjadi sebab penduduk tinggal atau membangun rumah di bawah lereng nan kondisinya sangat terjal.

Ujung lereng nan terjal, area bala longsor nan cenderung datar dan sudut lereng nan mencapai 1800 akan memperbesar daya dorong terjadinya longsor.

Lerang terjal berpotensi longsor umumnya diakibatkan oleh hilangnya gaya penahan lereng, seperti akar pepohonan nan menyerap air dan mengikat tanah, susutnya muka air, erosi, atau abrasi air sungai ke arah tebing, erosi nan disebabkan genre air permukaan, dan sebagainya.



5. Beban Tambahan

Pada beberapa kasus, seperti di Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung, penyebab tanah longsor ialah terdapat beban lainnya, yaitu berdirinya bangunan rumah-rumah penduduk nan terletak di lereng.

Beban tambahan ini mengakibatkan retakan nan arahnya ke arah lembah dan terjadinya penurunan tanah, sehingga memperbesar gaya dorong terjadinya longsor.

Beban tambahan semacam ini juga terjadi pada tikungan jalan di daerah lembah nan diakibatkan oleh berbagai kendaraan nan melewati jalan tersebut. Pada negara empat musim, longsor juga dapat terjadi sebab tumpukan salju.



6. Jenis Batuan

Longsor nan terjadi pada lereng terjal salah satunya dipicu oleh jenis atau kondisi bebatuan nan terdapat di lereng tersebut. Batu sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, lempung, dan pasir, serta batu endapan gunung barah umumnya ialah batu nan mudah terkena pelapukan dan gampang berubah menjadi tanah serta rentan terhadap pelongsoran.



7. Material Timbunan pada Tebing

Kasus terjadinya bala longsor di kompleks pemukiman mewah di Manado Tahun 2012 lalu terjadi dampak terdapat material nan tertimbun di dalamnya. Pihak pengembang umumnya melakukan mutilasi tebing dan penimbunan lembah dalam rangka memperluas dan mengembangkan area.

Kasus di Manado dipicu oleh intensitas hujan nan tinggi nan mengakibatkan penurunan tanah nan kemudian diikuti dengan retakan tanah. Hal ini terjadi sebab timbunan tanah pada lembah tersebut belum terpadatkan paripurna seperti tanah orisinil nan berada di bawahnya.



8. Aktivitas Penambangan

Kita sering mendengar tentang warta bala longsor sering terjadi di area penambangan tanah, pasir , atau batu nan tak terkendali. Penambangan nan kurang memperhatikan aspek keselamatan pekerja dan aspek geografis, seringkali melakukan aktivitas menambang bebatuan, pasir, atau tanah dalam jumlah besar dan dilakukan secara masif.

Hal tersebut bisa mengganggu kestabilan tanah dan mengakibatkan longsor. Peristiwa longsor nan terjadi di area penambangan, disinyalir ialah salah satu bala nan cukup banyak memakan korban jiwa.



9. Penggundulan Hutan

Tidak salah bila dikatakan bahwa bala alam juga terjadi sebab ulah manusia. Begitupun dengan bala tanah longsor nan salah satunya disebabkan penggundulan hutan nan dilakukan oleh oknum atau masyarakat buat keperluan ladang berpindah atau ilegal logging. Huma nan gundul dan tanpa tanaman di atasnya menyebabkan pengikat air dalam tanah menjadi sangat berkurang.



10. Daerah Pembuangan Sampah

Tentunya masih lekat dalam ingatan warga Kota Cimahi tentang longsor nan terjadi di Loka Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Leuwigajah. Tercatat 120 orang lebih meninggal dalam bala nan diakibatkan loka pembuangan sampah nan tempatnya sangat datar.

Tumpukan sampah nan menumpuk tentu membebani kontur tanah apalagi dengan hujan deras nan turun akhirnya mengakibatkan longsor di TPA tersebut.

Dari klarifikasi di atas, maka kita harus mengetahui penyebab tanah longsor . Agar lebih waspada terhadap bala longsor, kita perlu mengetahui gejala terjadinya longsor di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Tebing mulai terlihat ringkih nan ditandai dengan berjatuhannya kerikil, bebatuan, dan material lain dari tebing.
  1. Secara tiba-tiba muncul semburan air di lokasi lain.
  1. Air sumur di sekitar lereng mulai keruh.
  1. Pada lereng-lereng nan arahnya sejajar dengan tebing, muncul retakan-retakan.

Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan mitigasi bala longsor khususnya buat mereka nan tinggal di wilayah rawan longsor. Apa saja mitigasi bala longsor itu? Berikut ini penjelasannya.

  1. Berada pada kondisi tanah nan sangat gembur atau kondisi tanah nan tebal di lereng-lereng nan terkena hujan lebat dengan intensitas tinggi.
  1. Daerah nan sebelumnya bala longsor terjadi.
  1. Wilayah nan dilalui oleh genre derasnya hujan atau daerah genre sungai.
  1. Daerah dengan kondisi hutan nan gundul atau lereng terjal tanpa pepohonan.


Dampak dan Penanggulangan Longsor

Tahukah Anda bahwa turunnya tanah longsor sangatlah cepat di daerah nan terjal bisa mencapai 75km/jam? Karena itulah ketika longsor terjadi, bala ini menimbulkan korban jiwa dalam jumlah banyak.

Begitupun dengan fasilitas umum, rumah penduduk, dan hewan ternak seringkali tertimbun tanpa sempat diselamatkan. Karena sifatnya nan destruktif, maka menjadi pemikiran krusial dalam mengatasi penyebab longsor. Bala longsor dapat ditanggulangi dengan menghindari penyebab longsor.



1. Penyebab bala tanah longsor
  1. Program reboisasi dengan menanam tumbuhan berakar kuat di area huma nan gundul embargo penggundulan hutan.
  1. Megawasi kondisi tanah secara rutin.
  1. Membuat saluran air hujan dan memperlebar serta memperdalam daerah genre sungai.
  1. Mendirikan benteng di area lereng terjal.
  1. Melakukan deteksi dini pada area-area nan disinyalir rawan longsor.
  1. Membangun pemukiman jauh dari area rawan longsor (menghindari tebing nan curam atau terjal).


2. Tindakan nan harus dilakukan ketika longsor.
  1. Menyelamatkan diri dan pindah ke wilayah lain, agar lebih kondusif dengan kondisi tanah nan lebih stabil.
  1. Bila tak sempat atau sulit buat menyelamatkan diri, upayakan melengkungkan badan layaknya bola, agar kepala tetap terlindungi dari tertimpa material longsor.


3. Beberapa hal nan harus dilakukan setelah longsor.
  1. Kemungkinan longsor susulan dan mengalirnya reruntuhan dapat saja terjadi, disarankan buat segera menjauh dari lokasi terjadinya longsor dan mengungsi ke loka nan aman.
  1. Mengarahkan Tim penyelamata (SAR) agar bisa bergerak cepat membantu korban lain dari bala longsor.
  1. Melaporkan kejadian bala tersebut kepada pihak nan berwenang.
  1. Membantu korban lain nan tertimpa bangunan buat mendapatkan pertolongan dan mencapai pengungsian.
  1. Setelah longsor, patut diwaspadai terjadinya banjir bandang dampak erosi.
  1. Dianjurkan buat menanam berbagai macam tanaman di lokasi bencana.

Demikian ulasan mengenai penyebab tanah longsor dan upaya penanggulangan bala longsor. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi Anda buat tetap waspada terhadap bala longsor ini.