Penyakit Kulit Cacar Air

Penyakit Kulit Cacar Air

Cacar merupakan penyakit kulit nan "ditakuti" para wanita. Bukan sebab penyakit kulit ini tergolong berbahaya, tapi lebih kepada efeknya. Yaitu meninggalkan bekas pada kulit nan membuat kemulusan paras pun jadi ternoda.

Namun, tahukah Anda bahwa penyakit cacar nan biasa kita ketahui bukanlah penyakit "cacar sebenarnya". Banyak istilah nan campur aduk antara penyakit kulit cacar, cacar air, cacar ular, dan cacar monyet. Sekilas penyakit ini serupa, tapi sejatinya punya disparitas nan mendasar. Berikut uraian singkatnya.



Penyakit Kulit Cacar

Cacar diakibatkan oleh virus poks ( pox virus ). Mudah menular dan kerap berakibat fatal bagi bayi atau lansia nan lemah kekebalan tubuhnya. Gejala penyakit kulit ini generik diketahui seperti demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, lemah, nyeri sendi, sakit kepala, dan muncul gelembung-gelembung pada kulit di seluruh tubuh. Hanya saja, bedanya gelembung-gelembung itu berisi nanah sehingga membekas di kulit berupa bopeng.

Inilah penyakit kulit cacar sebenarnya. Bukan penyakit mirip cacar nan sekarang ini dianggap sebagai "cacar". Penyakit nan dalam bahasa medisnya bernama variola atau small pox dalam bahasa Inggris, sebenarnya telah musnah dari muka bumi ini.

Sejak tahun 1980, World Health Organization telah menyatakan bahwa global sudah bebas dari penyakit kulit cacar. Melalui gencarnya program imunisasi, penyakit nan tergolong berbahaya ini pun tidak lagi menghinggapi penduduk bumi. Sehingga masyarakat awam tidak lagi mengenal dan asing dengan gejalanya.



Penyakit Kulit Cacar Air

Ini merupakan penyakit kulit nan umumnya dikenal sebagai penyakit cacar. Padahal, cacar air termasuk berbeda dengan penyakit cacar. Disebabkan oleh virus varisela zoster.

Dalam istilah medis, cacar air disebut varisela , dalam bahasa Inggris dinamai chicken pox , memang memiliki gejala nan hampir sama dengan penyakit cacar. Bedanya ialah pada gelembung nan muncul lebih kecil, berwarna bening dan tak serentak. Cacar air pun tak berbahaya dibanding penyakit cacar. Lebih ringan dan jika dirawat dengan benar, gelembung nan ada tidak meninggalkan bekas pada kulit.

Pencegahannya hampir sama dengan penyakit cacar, yaitu melalui vaksinisasi. Hanya saja di Indonesia, vaksinisasi cacar air belum menjadi bagian dari imunisasi dasar nan diwajibkan. Karenanya, tidak mengherankan jika cacar air sering menghinggapi penduduk Indonesia. Tua muda jadi rentan buat terkena penyakit ini.

Penyakit kulit cacar air sebagian besar menyerang anak usia 10 tahun dan 5% terjadi pada anak usia 15 tahun. Lalu, bagaimana cara penularan penyakit kulit ini? Penularan penyakit kulit cacar air yait melalui udara dan ludah. Sementara itu, cara penyebarannya ialah masuk ke dalam tubuh lewat selaput lendir saluran nafas atas (mulut, hidung, dan tenggorokan).

Pada awalnya, penyakit kulit cacar air ini akan terlihat di wajah, kulit kepala, badan, dan menyebar ke bagian tangan serta tungkai. Tapi, mungkin juga penyakit kulit ini menyebar ke bagian selaput lendir mulut, hidung, tenggorokan, mata, saluran kemih, dan vagina.

Bagimana dengan pengobatannya? Pengobatan awal penyakit kulit cacar air ini yaitu dengan memberikan bedak anti gatal. Jika gatalnya dirasakan secara berlebihan, buat mengatasinya, minumlah obat anti gatal nan diperoleh dari resep dokter.



Penyakit Kulit Cacar Ular

Namanya memang menyeramkan, tapi cacar ular tidak sedikit pun punya kaitan dengan hewan reptil bersisik tersebut. Nama ilmiahnya ialah herpes zoster . Bagi penderita nan pernah mengalami cacar air kemudian terkena lagi, dinamakan menderita cacar ular. Jadi, penyakit kulit ini semacam bentuk reaktivasi cacar air nan pernah diderita.

Gejalanya pun serupa dengan cacar air, berupa demam dan pegal-pegal. Perbedaannya ialah pada gelembung menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan. Berkelompok dan muncul dari bagian belakang tubuh, lalu menjalar ke depan pada salah satu sisi tubuh. Sekilas, pola gelembungnya seperti bentuk ular. Mungkin, dari sinilah nama penyakit kulit ini diambil.



Penyakit Kulit Cacar Monyet

Tidak hanya cinta nan punya istilah cinta monyet, cacar pun sama, yaitu cacar monyet ( impetigo bulosa/impetigo vesikulo bulosa ). Berbeda dengan jenis cacar nan lain, cacar monyet tak disebabkan oleh virus, tapi bakteri staphylococcus aureus .

Cacar monyet juga kalah populer dengan cacar-cacar lainnya. Gejala penyakit kulit ini nisbi ringan, tanpa demam atau gejala lainnya nan dialami penderita cacar air atau ular. Hanya berupa gelembung nan munculnya di ketiak, dada, atau punggung.

Sifat gelembungnya cepat pecah, tidak meninggalkan bekas, dan jumlahnya tak begitu banyak. Biasanya diikuti dengan adanya miliaria atau biang keringat. Pengobatan cacar monyet nisbi ringan, yaitu diobati dengan antibiotik penghilang bakteri. Dioleskan pada kulit nan terkena.

Jika cacar ular mendapatkan namanya sebab pola gelembung menyerupai ular, maka cacar monyet punya cerita nan lain lagi. Konon, dinamakan seperti itu sebab ketika terkena cacar monyet, kulit akan terasa gatal sekali. Sehingga penderita suka menggaruk-garuk tubuh monoton seperti monyet. Maka penyakit kulit ini pun disebut dengan nama cacar monyet.



Cacar Monyet, Penyakit Kulit nan Sering Menyerang

Cacar monyet atau suleten ialah penyakit kulit nan sering masyarakat, misalnya nan terjadi di Surabaya. Penguasaan penyakit kulit cacar monyet ini membuat banyak penderitanya berobat ke rumah sakit. Di Rumah Sakit Generik Surabaya, jumlah pasien nan menderita penyakit kulit cacar monyet cukup tinggi dan berada di peringkat tertinggi.

Penyakit kulit cacar monyet mengalahkan jenis penyakit lainnya, seperti jenis cangkrang dan eksim dampak alergi. Penyakit kulit nan ditandai dengan kulit berwarna merah dan melepuh berisi nanah ini biasanya menyerang bayi dan anak usia 1 sampai 14 tahun. Bakteri penyebab penyakit kulit cacar monyet ini memasuki kulit lewat luka atau penyakit kulit lain nan diderita si anak atau bayi.

Panyakit kulit cacar monyet ini bersifat mudah menular jika tak segara ditangani sehingga lukanya bisa meluas tanpa pengobatan selama 2 sampai 3 minggu. Selain itu, penyakit kulit ini pun akan berubah menjadi ganas jika kebersihan tak dijaga, rendahnya daya tahan tubuh, terjadi kelainan kulit lain, dan timbulnya sumber penularan di lingkungan sekitar.



Penyakit Kulit - Disparitas Cacar Air dan Cacar Monyet

Mungkin banyak orang nan bertanya-tanya seputar disparitas penyakit kulit cacar air dan cacar barah (cacar monyet). Seperti nan telah disebutkan sebelumnya bahwa istilah dalam kedokteran buat cacar air ialah varicella , sedangkan penyakit kulit cacar monyet (cacar api) merupkan penyakit kulit lain nan biasa disebut impetigo .

Penyakit kulit nan disebut impetigo ini terdiri atas dua macam, yaitu impetigo kruktosa nan dikenal sebagai penyakit kulit cacar madu (di beberapa daerah) dan impetigo krustosa atau cacar barah (cacar monyet). Walaupun disebut cacar, kedua jenis penyakit kulit ini (cacar madu dan cacar api) berbeda dengan cacar air sebab cacar air penyebabnya ialah virus.

Penyakit kulit cacar madu ialah kelainan nan muncul di daerah lubang hidung dan mulut dengan karakteristik kulit berwarna kemerahan, lepuh, dan mudah pecah. Jika sudah pecah, terbentuklah keropeng atau kulit wafat nan tebal berawarna kuning seperti madu dan akan terlihat luka lecet jika keropeng dilepaskan.

Penyakit kulit cacar barah biasanya muncul di sekitar ketiak, dada, dan punggung. Cacar ini berupa kemerahan pada kulit dan gelembung-gelembung seperti bekas sundutan rokok. Inilah sebabnya mengapa penyakit kulit ini disebut cacar api. Gelembung pada kulit ini di dalamnya dipenuhi nanah nan mudah pecah, mudah menular, dan berpindah-pindah dari bagian kulit eksklusif ke bagian nan lainnya.

Perlu diingat bagi Anda sebagai orangtua bahwa buat seluruh penyakit kulit nan menyerang anak-anak, disarankan agar anak-anak mandi menggunakan air hangat berisi anti septik. Sementara itu, buat mencegah penyebaran penyakit kulit, gunting kuku anak secara rutin atau berkala, mencuci handuk sprei terpisah dengan menggunakan air hangat, dan terakhir selalu mencuci tangan.