Klasifikasi Katak Hijau atau Bullfrog

Klasifikasi Katak Hijau atau Bullfrog

Sebagian dari Anda tentu sudah mengetahui apa itu katak hijau atau bullfrog, bukan? Ya, katak hijau atau bullfrog ini merupakan salah satu katak nan banyak dikonsumsi dagingnya, khusunya daging bagian paha.

Katak hijau ini biasanya dikonsumsi dalam bentuk olahan kuliner nan salah satunya dikenal dengans sebutan suwike. Bagi Anda nan belum mengetahuinya, berikut penulis hadirkan sebuah artikel mengenai sekilas tentang katak hijau dan potensinya serta ciri-ciri katak hijau nan dapat diamati. Simak.



Sekilas tentang Katak Hijau atau Bullfrog

Sejak tahun 1969, Indonesia sudah mengekspor paha katak hijau ke berbagai negara eropa, bahkan Indonesia termasuk negara pengekspor terbesar ketiga setelah India dan Bangladesh. Pada tahun 1974 sampai 1979, ketiga negara eksportir tersebut memasok 7% total impor paha katak hijau dunia. Menurut data impor global MEE (masyarakat Ekonomi Eropa), sebanyak 81, 1% paha katak hijau dipasok oleh Indonesia, India, dan Bangladesh.

Namun, keadaan tersebut tak berlangsung lama. Dari tahun-ke tahun kapasitas produksi katak hijau Indonesia semakain mengalami penurunan. Keadaan ini baru disadari pada awal tahun 90-an. Penurunan produksi paha katak hijau Indonesia tersebut disebabkan oleh aktivitas perburuan atau penangkapan katak hijau tanpa diikuti oleh usaha budidaya.

Sebagai sebuah negara nan sudah sangat diperhitungkan dunia, khususnya oleh produsen-produsen paha katak hijau, kondisi nan dialami oleh Indonesia ini tentu sangat disayangkan. Bagaimana tak jumlah, devisa negara dari ekspor sekitar 11.000 ton katak hijau nan mencapai angka US$ 33.257.665 pada tahun 1978 nyaris mustahil buat dipenuhi lagi saat ini.

Namun beruntung, para petani Indonesia mulai tanggap dalam mengantisipasi penurunan produksi katak kijau ini. Hal ini terbukti dengan berkembangnya sentra produksi katak hijau unggul atau bullfrog di seluruh pelosok nusantara.

Pada tahun 1991, total produksi bullfrog Indonesia mencapai 1.957 ton danmeningkat menjadi 2.194 ton pada 1995, dengan peningkatan rata-rata sebesar 4,5% per tahun. Jika tren positif ini terus berjalan, bukan mustahil kejayaan produksi katak hijau Indonesia akan kembali dirasakan dan gelar pengekspor paha katak terbesar ketiga di global tak akan lepas dari tangan Indonesia.

Guna mencapai tujuan tersebut, ada baiknya masyarakat semakin serius dalam menjalankan budidaya katak hijau ini. Sebagai citra bagi masyarakat umum, budidaya katak hijau ini sangatlah berpotensi sehingga menjadi hal nan menguntungkan jika dibudidayakan. Nah, bagi Anda-Anda nan tertarik dan berencana buat membudidayakan katak hijau atau bullfrog, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu ciri atau ciri-ciri katak hijau ini agar tak salah membudidayakan.



Karakteristik atau Ciri-ciri katak Hijau atau Bullfrog

Istilah katak dan kodok merupakan dua istilah nan berbeda. Namun, kedua istilah ini seringkali dicampuradukkan oleh masyarakat sehingga terdengar sama. Katak atau kodok merupakan hewan nan termasuk ke dalam kelas Amphibia. Istilah Amphibia berasal dari kata amphi nan berarti dua, dan bios nan berarti kehidupan. Jadi, amphibia berarti hayati di dua tempat. Sifat ini merupakan ciri-ciri katak nan paling primer nan dapat diamati oleh masyarakat.

Pada katak (termasuk pada katak hijau nan akan kita bahas secara detail dalam artikel ini), kehidupan di dua loka ini terjadi dalam rangka memenuhi siklus hidupnya. Katak sendiri sebenarnya hayati di daratan dan bernafas dengan paru-patu. Air dibutuhkan buat mendukung terjadinya ampleksus (jantan memeluk punggung betina), fertilisasi, perkembangan telur, dan perkembangan berudu. Kita tahu bahwa berudu berudu bernafas dengan insang.



Klasifikasi Katak Hijau atau Bullfrog

Menurut Garzimek, dalam taksonomi hewan, katak hijau atau bullfrog bisa diklasifikasikan sebagai berikut.

  1. Filum: Chordata
  2. Kelas: Amphibia
  3. Subkelas: Anaumorphia
  4. Ordo: Anaurans
  5. Subordo: Diplsiocoela
  6. Family: Ranidae
  7. Subfamili: Ramidae
  8. Genus: rana
  9. Spesies: Rana catesbeiana Shaw
  10. Nama Inggris: giant bullfrog, bullfrog
  11. Nama Indonesia: Katak hijau


Morfologi Katak Hijau atau Bullfrog

Ciri-ciri katak hijau nan pertama dapat diamati ialah dari segi morfologinya. Secara morfologi, katak hijau atau bullfrog terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kepala, badan, dan alat penggerak. bagian kepalanya berbentuk segitiga, terdiri atas mata, telinga, mulut, gendng telinga, dan lubang hidung. Mulut terletak pada kepala bagian bawah, ,elintang secara horizontal, berukuran nisbi lebar dengan belahan mulut hamper memenuhi semua bagian kepala.

Gendang telinga berbentuk lingkaran, berwarna coklat kehitam-hitaman dengan rona hijau pada bagian tengahnya. Sementara lubang hidung berukuran kecil dan terdapat pada kepala bagian depan. Rona kulit bullfrog bervariasi, terutama pada bagian punggung ada nan berwarna kehijauan atau kecoklatan dan biasanya dihiasi dengan bintik-bintik gelap.

Katak bullfrog memiliki dua pasang kaki, yakni sepasang kaki bagiandepan dan sepasang kaki bagian belakang. Ukuran kaki belakang lebih panjang dibanding kaki depan. Bagian paha dan betis memiliki ukuran panjang nan hamper sama, namun daging bagian paha lebih tebal. Kaki bagian depan memiliki empat pasang jari, sedangkan bagian belakang memiliki 5 pasang jari.

Pada umumnya, bagian gendang telinga pada bullfrog sangat membantu buat menentukan jenis kelamin. Pada bullfrog betina, membrane intinya berukuran hamper sama dengan lingkaran matanya, sedangkan pada bullfrog jantan lebih besar daripada ukuran matanya. Pada bullfrog jantan, kulit tenggorokannya berwarna kuning, sedang pada bullfrog betina, kulit tenggorokannya berwarna bercak kecoklatan.



Habitat Katak Hijau atau Bullfrog

Ciri-ciri katak hijau kedua nan dapat diamati ialah dari segi habitatnya. Secara umum, bullfrog menyukai habitat air nan jernih nan sifat keasamannya netral dan memiliki kadar garam rendah. Di habitat alami, bullfrog hayati di genangan-genangan air seperti waduk dan sungai-sungai nan genre airnya tak terlalu deras.

Bullfrog termasuk hewan berdarah dingin. Suhu tubuhnya mengikuti perubahan suhu lingkungan, tetapi dalam pertumbuhan optimalnya memerlukan suhu antara 19 sampai 23 derajat Celsius dengan pH air 7. Bullfrog tak menyukai suhu panas dan hewan ini tak tahan dengan sehu matahari secara langsung. Oleh sebab itu, lingkungan hayati bulffrog, terutama buat keperluan budidaya harus dibuat teduh dan lembap.



Siklus Hayati Katak Hijau atau Bullfrog

Ciri-ciri katak ketiga nan dapat diamati ialah dari segi siklus hidupnya. Secara umum, siklus hayati bullfrog mengalami empat fase, yakni telur, berudu, percil, dan katak dewasa. Dari berudu sampai percil dibutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan dan dari percil ke dewasa dibutuhkan waktu 4 bulan juga.

Telur bullfrog berukuran 1 mm, berwarna kecoklatan, dan diselaputi oleh zat seperti jeli nan berfungsi sebagai pelindung terhadap getaran, gelombang air, serta cahaya. Telur katak biasanya menempel pada substrat nan ada di perairan, seperti pada akar, tumbuhan air, dan rumput.

Fertilisasi atau pembuahan terjadi di luar tubuh pada saat ampleksus. Setelah betina mengeluarkan telur, pejantan akan mengeluarkan sperma. Setelah pembuahan nan berlangsung selama 2 sampai 3 hari pada suhu 24 sampai 27 derajat Celsius serta kelambapan mencapai 60 sampai 65%, telur katak akan menetas menjadi larva (masing mempunyai insang luar).

Larva ini tak bergerak, tetapi menempel di dasar atau di dinding kolam. Larva ini tak akan makan selama 2 minggu sebab masih mendapatkan persediaan makanan dari kuning telur. Selanjutnya, katak anakan akan tumbuh menjadi remaja (setelah 3 sampai 4 bulan) hingga mencapai bobot 300 gram. Katak remaja berukuran 10 sampai 12 cm jika diukur dari mulai mulut hingga dubur. Pada fase ini katak dapat dipanen sebagai kodok konsumsi.

Nah, itulah sekilas bahasan mengenai katak hijau dan potensinya serta ciri-ciri katak hijau nan dapat diamati. Semoga pambahasan ini bermanfaat bagi Anda dan pembaca lainnya.