Penanganan

Penanganan



Gejala Kanker Usus Besar

Untuk mengetahui sebah penyakit, biasanya dokter atau pekerja medis melakukan diagnosa dari gejala atau ciri-ciri nan dikelauhkan oleh si pasien. Nah, beberapa ciri-ciri kanker usus besar (berdasar gejalanya) dapat disebutkan sebagai berikut:

  1. Terjadinya pendarahan hebat di usus besar nan ditandai dengan keluarnya darah berbarengan dengan keluarnya feses saat buang air besar.
  2. Menderita rasa sakit di perut atau bagian belakang.
  3. Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab-sebab nan jelas dan pasti.
  4. Kanker dapat menjadi penghalang enaknya suasana perut dan menimbulkan beberapa keluhan seperti: sembelit, rasa sakit di perut nan tiada tara, kembung terus, dsb.
  5. Dilanda rasa lelah dan capek nan terjadinya secara simultan.
  6. Terjadinya perubahan fungsi pada usus, diantaranya dengan seringnya terjadi sembelit dan rasa kembung di perut.


Penanganan

Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Karena apabila kanker usus besar sudah betah di tubuh kita, atau bahkan sudah menyebar, akan sulit sekali bagi kita buat menyembuhkannya. Sejauh ini, ada beberapa cara nan dapat dilakukan buat mengobati kanker usus besar, diantaranya dengan terapi bedah nan dapat dikatakan merupakan cara paling baik.

Namun, patut difahami, jenis pengobatan ini apabila kanker usus besar ini masih belum menyebar ke bagian atau jaringan tubuh nan lain. Akan sulit apabila kanker sudah menyebar (metastasis).

Namun demikian, tidak ada penyakit nan tidak ditemukan obatnya. Untuk menangani kanker usus besar nan sudah mengalami metastasis dapat dilakukan dengan kemoterapi dan radioterapi, namun dengan biaya nan tidak sedikit. Untuk penderita kanker nan telah mencapai stadium lanjut (diatas stadium III) dapat dilakukan terapi adjuvan, yakni homogen terapi nan diberikan kepada pasien nan baru saja dioperasi dengan maksud membunuh sisa-sisa sel kanker nan masih tersisa.

Terapi adjuvan ini dilakukan dengan capacitabine atau memberikan obat kepada si pasien dan tak dilakukan penyuntikkan. Capacitabine ini memungkinkan si penderita menjalani penyembuhannya di rumah. Paling 2-3 hari sekali baru kontrol ke rumah sakit buat mengetahui sejauh mana imbas dari terapi penyembuhannya tersebut. Selain itu, dengan terapi adjuvan juga disebut sebagai kemoterapi terbaik sebab mampu menjangkau sampai ke sel kanker.



Mencegah Kanker Usus

Untuk dapat mencegah munculnya penyakit kanker usus, maka perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana sistem pencernaan pada tubuh bekerja sehingga gejala dan ciri-ciri kanker usus dapat segera diketahui.

Kanker nan merupakan suatu penyakit nan terjadi pada jaringan usu besar atau rektum ini diawali dari sistem pencernaan nan memproses makanan dalam menghasilkan energi, serta menyerap cairan dan membentuk tinja buat kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh. Kanker ini berkembang secara perlahan dalam kurun waktu beberapa tahun dan biasanya bermula dengan polip usus nan kemudian berkembang menjadi sel kanker.

Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan sel nan tak normal pada bagian usus besar, usus kesil, usus buntu, dan anus. Kanker usus muncul pada jaringan tipis di bagian usus dan dapat didiagnosa dengan menggunakan metode kolonoskopi. Berbagai hal nan berpengaruh terhadap munculnya penyakit ini antara lain ialah usia, penyakit turunan dalam keluarga, dan Norma atau pola hayati nan tak sehat.

Berikut ini ialah ciri-ciri kanker usus nan dapat diidentifikasi tanpa harus pergi ke dokter atau rumah sakit sehingga Anda dapat melakukan upaya pencegahan sejak dini :

  1. Keluarnya darah pada tinja dengan tekstur tinja nan berubah menjadi lebih panjang dan tipis
  2. Pengeluaran darah berlebih pada saat buang air besar akan membuat penderita menjadi kurang darah atau kekurangan darah sehingga kulit pucat dan badan terasa lemah
  3. Munculnya masalah buang air besar nan tak biasa, seperti halnya diare atau sembelit nan berlangsung cukup lama.

Jika sudah menemui gejala-gejala di atas, Anda dapat melakukan beberapa tindakan berikut ini :

1. Memeriksakan Diri ke Dokter Spesialis

Pemeriksaan dapat dilakukan setelah Anda mengalami beberapa ciri-ciri kanker usus nan disebutkan di atas. Hal ini diperlukan buat mengetahui adanya kemungkinan tumbuh sebuah polip atau gejala awal pada kanker usus. Pria dan wanita akan disaraknkan pula buat melakukan inspeksi pada saat berumur 50 tahun sebab kanker usus tak menimbulkan gejala spesifik seperti penyakit-penyakit lainnya.

Jika Anda memiliki riwayat penyakit kanker usus dari keluarga Anda, maka segera periksakan kesehatan usus kepada dokter spesialis buat mengetahui kondisi usus dan sistem pencernaan Anda. Jangan tunggu sampai gejala kanker datang buat melakukan pemeriksaan.

2. Kenali Faktor Risiko

Beberapa faktor nan mampu memicu munculnya penyakit kanker usus ini perlu diwaspadai dengan baik. Anda dapat langsung memeriksakan diri lebih awal jika mengenali faktor-faktor tersebut, seperti terjadinya peradangan di usus, adanya riwayat kesehatan keluarga mengenai penyakit usus, polip pada usus, dan berbagai penyakit turunan lainnya nan berhubungan dengan sistem pencernaan tubuh. Tanyakan pula pada dokter kapan Anda dapat melakukan inspeksi ulang buat mencegah munculnya kanker usus pada tubuh Anda.

3. Pola Hayati nan Tidak Sehat

Gaya hayati tentu sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh Anda. Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman cepat saji, makan daging merah atau daging olahan, merokok, mengonsumsi alkohol, dan kegiatan lain nan berpengaruh negatif terhadap tubuh sebaiknya dihindari buat meminimalisasi kemungkinan munculnya kanker usus pada tubuh Anda.

Mulailah mengonsumsi sayur dan buah-buahan dalam jumlah nan sinkron dengan kebutuhan nutrisi tubuh, hindari penggunaan atau konsumsi alkohol dan rokok, serta minimalisasi penggunaan bahan penyedap dan bahan pengawet nan sangat berpotensi memicu kanker usus.

Dari beberapa langkah di atas, tentu Anda dapat menentukan apakan pola hayati nan Anda jalani sudah sehat atau belum. Jika belum, segera perbaiki pola hayati Anda buat menghindari munculnya penyakit nan dapat menyerang siapa saja dengan perbandingan satu dari duapuluh orang nan hidup.

Meskipun faktor riwayat penyakit keluarga menjadi pengaruh nan besar bagi perkembangan penyakit ini, namun banyak juga orang tanpa riwayat penyakit keluarga mengidap penyakit ini. Jadi, mulailah hayati sehat dari sekarang!