Pencegahan Diare Akut

Pencegahan Diare Akut

Diare akut ialah penyakit buang air besar nan terjadi pada balita atau anak. Diare ini terjadi ketika siklus buang air besar pada anak nan terjadi secara terus menerus dalam sehari. Penyakit pada balitaini diikuti dengan perubahan tinja nan menjadi cair dan biasanya disertai dengan lendir dan dapat berdarah.

Pada bayi nan masih diberikan ASI, tak sporadis buang air besar terjadi lebih dari 3 - 4 kali dalam sehari. Namun, keadaan ini tak masuk dalam penyakit diare dan masih bersifat normal. Diare akut ini juga dapat terjadi pada anak nan buang air besarnya kurang dari tiga kali sehari, namun tinjanya sudah encer maka keadaan ini dapat disebut diare.

Biasanya diare akut pada bayi ini berlangsung kurang dari dua minggu. Walaupun penyakit ini dapat dikatakan normal, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian jika dibiarkan tanpa penanganan khusus. Selain itu, diare akut juga merupakan salah satu penyebab primer bayi mengalami malnutrisi.



Penularan Diare Akut

Diare merupakan penyakit buang air besar nan berbentuk encer dan terjadi lebih dari tiga kali dalam sehari. Diare pada anak ini biasanya diikuti dengan tinja nan bercampur darah atau lendir. Adapun diare akut ialah diare nan terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari tujuh hari pada anak nan sebelumnya sehat.

Diare akut ini merupakan gangguan kesehatan nan cukup sering dialami oleh anak-anak. Bentuk dari gangguan kesehatan ini bervariasi, dari gejala ringan nan cukup ditangani di rumah sampai gangguan berat nan mengancam keselamatan jiwa dan membutuhkan penanganan khusus.

Penyakit diare ini tak dapat disepelekan begitu saja. Penanganan spesifik harus dilakukan jika penyakit ini berlangsung terus menerus. Hal ini dikarenakan bisa menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan membahayakan organ-organ dalam tubuh. Oleh sebab itu, para orangtua sangat perlu buat mengetahui dan memahami apa nan dimaksud dengan diare dan apa nan menjadi penyebab bayi mengalami diare tersebut.

Diare bukanlah penyakit nan datang dengan sendirinya. Biasanya ada beberapa hal nan menjadi pemicu terjadinya diare pada bayi. Berikut ialah beberapa penyebab diare pada bayi;

  1. Infeksi oleh bakteri, virus, dan parasit, seperti Vibrio Cholera, Salmonella , dan Giardiasis .
  2. Serangan virus atau rotavirus .
  3. Alergi terhadap makanan nan dikonsumsi, seperti susu formula maupun keracunan makanan.
  4. Infeksi oleh bakteri atau virus nan menyertai penyakit lain, seperti campak, infeksi telinga, infeksi tenggorokan, malaria, dan lain sebagainya
  5. Mengonsumsi pemanis buatan
  6. Gangguan penyerapan makanan, seperti karbohidrat ( intoleransi laktosa ), lemak, dan protein.
  7. Mengonsumsi makanan-makanan basi
  8. Imunodefisiensi
  9. Gangguan psikologis, seperti rasa takut dan cemas.

Umumnya penularan terjadi dampak masuknya bakteri ke dalam mulut. Hal ini dapat terjadi melalui makanan dan minuman nan sudah terkena kotoran kuman atau secara tak langsung tangan terkontiminasi tinja, makanan nan sudah basi atau barang-barang nan terkena tinja penderita, melalui lalat nan hinggap di makanan, sering terjadi infeksi pada bagian tubuh tertentu, dan dapat pula sebab faktor psikis dampak rasa takut dan cemas nan berlebihan.

Risiko nan dapat menyebabkan diare terus menyebar ialah sebab tak tersedianya persediaan air higienis nan memadai, kurangnya kebersihan, tak tersedia wahana buang air besar (mandi, cuci, kakus), tercemarnya air oleh tinja, penyimpanan makanan nan jelek (terbuka, di loka nan mudah dihinggapi lalat), bayi terlalu cepat diberi makanan tambahan (padat), ataupun terlalu banyak minum susu formula.



Penanggulangan

Prinsip pada penderita diare akut ialah mengganti cairan nan keluar dalam tubuhnya. Hal ini dikarenakan, secara generik diare akan menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi, gangguan ekuilibrium asam-basa (gangguan elektrolit ), hipoglikemia , gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi. Oleh karena itu, pada diare akut penanganan primer nan ditujukan ialah buat mengatasi gangguan-gangguan tersebut.

Berikut ialah beberapa penanganan pertama nan bisa diberikan pada bayi penderita diare akut;

  1. Pada dasarnya, diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit. Tujuan dari hal ini adalah buat mengganti cairan dan elektrolit nan hilang sampai diarenya berhenti.
  1. Pemberian makanan tak boleh dihentikan. Bahkan pada penderita diare akut, makanan harus ditingkatkan buat menghindari imbas jelek pada status gizinya.
  1. Antibiotik dan antiparasit tak boleh digunakan secara rutin. Hal ini dikarenakan antibiotik dan antiparasit tak memiliki imbas baik buat penderita diare, termasuk juga pada diare berat dan diare nan disertai dengan suhu badan nan tinggi. Akan tetapi, pada penderita disentri, kolera, diare dengan kehilangan cairan tubuh berat, diare persisten penggunaan antibiotik dan antiparasit ini harus disertai dengan rekomendasi dari dokter.
  1. Obat-obatan antidiare, antimuntah, dan absorben tak boleh diberikan pada anak dibawah umur 5 tahun. Hal ini dikarenakan obatan-obat tersebut tak memberikan imbas nan cukup baik buat penderita diare akut pada bayi, bahkan obat-obatan tersebut dapat membahayakan pada bayi.

Obat diare di antaranya ialah oralit dan cairan rumah tangga. Oralit ialah obat buat penyakit diare, berupa serbuk nan berisi elektrolit nan harus dilarutkan ke dalam air sebelum diberikan. Sedangkan cairan rumah tangga berupa larutan air nan dicampur gula dan garam, kuah sayuran, dan sebagainya.

Yang perlu diingat, pengobatan nan diberikan kepada penderita diare akut pada bayi ini bukan buat menghentikan diare tersebut. Hal ini dikarenakan diare sendiri merupakan sebuah prosedur pertahanan tubuh buat mengeluarkan kontaminasi makanan nan tak diperlukan dari usus.

Mencoba menghentikan diare dengan memberikan obat penyumbat diare sangat tak dianjurkan. Hal ini dikarenakan, penyumbat diare akan menutup saluran buang air besar nan nantinya akan memperburuk saluran pencernaan.

Karena diare ini merupakan bagian dari prosedur pertahanan dari tubuh, diare pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya diare pada bayi dan anak akan pulih kembali setelah beberapa hari kurang lebih 14 hari.

Proses penyembuhan pada diare ini dimulai dengan diare makin berisi, dari encer kemudian mulai berampas dan frekuensi buang air besar pun mulai berkurang, setelah itu keadaan akan normal kembali. Yang terpenting dari penyakit diare ini ialah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasinya.

Makanan pada masa diare tetap penting, walaupun diberi pengganti cairan tubuh. Jika bayi masih menyusui, pemberian ASI masih harus diteruskan. Tidak makan makanan nan keras. Beri makanan nan lembek, empuk atau makanan nan mudah dicerna serta makanan nan mengandung banyak kalori dan mengandung sedikit serat.



Pencegahan Diare Akut

Agar terhindar dari penyakit diare, biasakan hayati sehat, misalnya mencuci tangan sebelum makan, buang air besar pada tempatnya. Berikan ASI pada bayi, serta memperhatikan gizi dan vitamin nan seimbang buat melakukan pemberian makanan tambahan setelah bayi berusia empat bulan.

Pada umumnya, bayi masih memiliki kekebalan tubuh nan bisa dikatakan lemah. Hal inilah nan harus menjadi perhatian orangtua buat menjaga kesehatan anaknya supaya tak terserang penyakit.

Menyiapkan makanan dengan bersih, pemberian ASI eksklusif, membuang sampah pada tempatnya, mencegah binatang agar tak menghinggapi makanan, dan membuat lingkungan hayati nan sehat ialah beberapa hal nan dapat mencegah diare akut pada bayi dan anak.

Diare pada bayi ini bisa menyebabkan kematian dan kekurangan gizi. Kematian ini bisa dicegah dengan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan pemberian oralit. Kekurangan gizi bisa dicegah dengan pemberian makanan nan cukup selama diare berlangsung. Pencegahan dan pengobatan diare pada bayi harus dimulai dari rumah. Obat-obatan diare pun dapat berikan dan bawalah segera anak kerumah sakit bila dijumpai tanda-tanda nan tak baik.

Demikianlah pembahasan mengenai diare pada bayi dan anak, semoga bermanfaat.