Daur Ulang Sampah - Sampah Organik

Daur Ulang Sampah - Sampah Organik

Berbagai macam aktivitas manusia nan berhubungan dengan penggunaan sumber daya alam selalu memiliki konsekuensi timbulnya sampah. Jumlah sampah nan dihasilkan bergantung pada jumlah barang-barang nan dikonsumsi setiap hari. Demikian halnya dengan jenis sampah nan dihasilkan juga bergantung pada jenis barang nan digunakan.

Selain mencemari lingkungan, tumpukan sampah nan merupakan kumpulan barang-barang terbuang nan sudah tak dipergunakan tersebut juga bisa menimbulkan bau busuk dan pemandangan nan tak sedap dipandang mata. Oleh sebab itu dibutuhkan pengelolaan sampah atau biasa disebut daur ulang sampah .

Daur ulang sampah merupakan proses mengubah barang-barang nan sudah tak terpakai menjadi barang baru nan lebih memiliki kegunaan dan nilai tinggi. Tujuan dari adanya kegiatan daur ulang sampah ini, selain buat mengurangi jumlah sampah juga buat menghemat pemakaian bahan standar baru sehingga bisa mengurangi penggunaan energi dan timbulnya polusi serta menghindari kerusakan lingkungan dan menjaga ekuilibrium ekosistem.



Daur Ulang Sampah- Prinsip Kerjanya

Daur ulang sampah meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk atau bahan bekas pakai. Berikut terdapat beberapa hal kreatif dan efektif dalam melakukan daur ulang sampah, yakni dengan cara menerapkan prinsip 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (memakai lagi), dan recycle (mendaur ulang).

1. Reduce (Mengurangi)

Semakin banyak barang nan digunakan seimbang dengan semakin banyaknya sampah nan dihasilkan. Oleh sebab itu, ada baiknya mengurangi konsumsi barang atau material nan tak perlu. Misalnya, membawa tas belanja sendiri buat mengurangi jumlah sampah plastik nan digunakan buat membungkus barang belanja.

Ketika membeli barang nan tersedia kemasan isi ulangnya, maka sebaiknya membeli kemasan isi ulang daripada membeli kemasan utuh setiap kali habis. Begitu juga saat membeli barang, ada baiknya membeli dalam bentuk paket nan sekalian besar daripada membeli paket kecil-kecil nan akan menimbulkan jumlah sampah lebih banyak. Masih banyak lagi contoh serupa nan pada intinya ialah mengurangi konsumsi barang nan bisa menimbulkan lebih banyak sampah.

2. Reuse (Memakai lagi)

Menggunakan residu sampah nan masih dapat dimanfaatkan dengan memakai kembali ataupun mengalihfungsikan barang-barang nan tampaknya sudah tak bisa digunakan kembali. Prinsip daur ulang sampah macam ini dapat memperpanjang masa pakai barang sebelum akhirnya barang tersebut benar-benar tak bisa difungsikan kembali. Dalam hal ini ada beberapa cara nan dapat dilakukan, yaitu:

  1. Memanfaatkan botol-botol bekas buat wadah.
  2. Tidak langsung membuang kantong plastik bekas kemasan belanja, melainkan memanfaatkannya buat pembungkus.
  3. Memanfaatkan baju bekas atau kain-kain perca buat kerajinan tangan atau lap pembersih.

3. Recycle (Mendaur ulang)

Recycle merupakan proses mendaur ulang sampah menjadi barang-barang baru nan berguna. Prinsip daur ulang sampah ini ialah mengubah sampah organik dan anorganik menjadi sesuatu nan dapat bermanfaat. Contoh:

  1. Kertas dan kardus bekas bisa diproses menjadi bubur kertas nan kemudian dicetak menjadi kertas nan baru.
  2. Cangkang hewan bahari bisa disulap menjadi berbagai macam hiasan cantik nan memiliki nilai ekonomis.
  3. Batang padi nan setelah dipanen bisa diolah menjadi bahan standar kuas cat, sapu, dan kertas buram.
  4. Pecahan kaca bisa didaur ulang menjadi produk kaca nan baru apabila dicampur dengan pasir, batu kapur, dan soda.


Daur Ulang Sampah - Sampah Organik

Sampah organik terdiri atas bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan nan diambil dari alam atau nan didapat dari hasil pertanian, perikanan dan sebagainya. Contohnya antara lain daun-daun, residu makanan, kulit buah, dan lain-lain.

Selama ini metode nan digunakan buat daur ulang sampah organik dengan cara membusukkan sampah tersebut agar menghasilkan kompos. Pada proses ini, akan ada energi organik nan terbuang dalam bentuk panas dan beberapa gas beracun seperti hidrogen sulfide dan amonia merkaptan.

Proses pembusukan organik berlangsung selama kurang lebih 2-3 bulan. Penambahan organik secara berkelanjutan serta tak adanya peran mikroorganisme bisa memperlambat proses pembusukan ini. Karena itulah mengapa di loka pembuangan sampah, gas busuk secara kontinue dihasilkan dalam radius 5 km. Sekalipun sampai sekarang metode land fill system hanya bisa mengurangi bau kurang dari 40% namun metode ini masih merupakan cara nan diunggulkan.



Daur Ulang Sampah - Sampah Anorganik

Berbeda dengan sampah organik, sampah anorganik tak bisa terdegradasi secara alami. Untuk itulah daur ulang sampah anorganik juga perlu dilakukan dengan berbagai macam kreativitas. Berikut beberapa perlakuan nan dapat dipraktekkan dalam mendaur ulang sampah anorganik:

1. Sampah Plastik

Untuk daur ulang sampah plastik dapat dijadikan bahan dasar berbagai macam jenis barang baru, seperti dompet, loka tisu dan cover meja.

2. Sampah Kertas

Kertas-kertas nan tak lagi terpakai dapat dipisahkan dari jenis sampah lainnya dan dikumpulkan di satu loka tersendiri. Kumpulan sampah kertas dapat dibuat berbagai macam kerajinan tangan seperti patung, topeng, dan kertas daur ulang. Perlu diketahui bahwa ternyata nilai jual sampah kertas nan telah didaur ulang memiliki nilai jual nan lebih tinggi daripada kertas biasa nan belum didaur ulang. Kertas daur ulang dapat dijual ke pengrajin sebagai bahan pembuat kerajinan tangan nan membutuhkan bahan dasar kertas.

3. Sampah B3/Limbah B3

Sampah B3 ialah setiap bahan residu proses produksi nan mengandung bahan berbahaya dan beracun. Oleh sebab melibatkan bahan-bahan kimia nan berbahaya dan beracun, maka dibutuhkan pengetahuan mengenai proses kimia nan lebih memadai buat mengolah limbah B3.

Tidak seperti jenis sampah-sampah lainnya, pada perlakuan daur ulang sampah jenis B3 bergantung pada ciri dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 buat pengolahan bisa dilakukan dengan beberapa proses, seperti proses secara kimia, proses secara fisika, proses solidifikasi, dan proses insinerasi.

4. Sampah Botol

Siapa bilang botol bekas tak dapat menghasilkan uang? Botol beling nan terbuat dari kaca atau beling nan masih utuh memiliki nilai nan tinggi. Kalaupun memang tak lagi utuh, maka botol tersebut dapat dikumpulkan kemudian dijual ke pabrik eksklusif nan nantinya bersama benda-benda nan terbuat dari kaca lainnya akan diolah kembali sehingga menghasilkan botol nan baru.

5. Sampah Kaleng

Kaleng bekas bisa dibutuhkan dalam pembuatan baja dengan menghemat 25% energi nan digunakan buat membuat baja dari biji besi. Itu berarti dalam setiap mendaur ulang 1 ton baja akan menghemat 1131 kg bijih besi, 633 batu bara serta 54 kg kapur.

Perlakuan pada sampah kaleng tak selalu sama, melainkan bergantung pada jenis manfaat wadahnya. Kaleng nan memiliki tutup cenderung tajam seperti kaleng bekas wadah makanan sebaiknya bagian nan tajam tersebutkan diratakan. Kaleng cat seharusnya dibersihkan dari sisa-sisa cat dengan kertas lalu dibiarkan kering. Sementara buat kaleng drum dapat dimanfaatkan sebagai tong sampah.

6. Sampah Kain

Kain bekas maupun kain perca nan tak digunakan lagi daripada terbuang sia-sia bisa dimanfaatkan sebagai kain lap atau kalau ingin menghasilkan uang dapat juga disulap menjadi bahan standar berbagai macam kerajinan tangan.



Daur Ulang Sampah - Dimulai dari Rumah

Dimulai dari sendiri, dimulai dari rumah. Ya, daur ulang sampah juga dapat dipraktekkan dari rumah sendiri, mengolah sampah rumah. Sederhana sekali, hanya dibutuhkan beberapa persiapan dan juga ketelatenan buat mengolahnya. Berikut ialah salah satu contoh daur ulang sampah berupa daun-daunan nan akan diolah menjadi kompos.

  1. Siapkan sebuah wadah nan dapat tebuat dari atas susunan batu bata ukuran 80 cm X 80 cm dengan tinggi 1 meter. Apabila agak kesulitan, dapat menggunakan drum plastik. Letakkan wadah di loka nan teduh dan terhindar dari hujan. Lubangi dasar drum plastik itu sebanyak 5 buah kemudian taruh batu bata sebagai dasar drum agar sirkulasi udara menjadi lancar.
  2. Cacah daun menjadi kecil-kecil. Makin kecil potongan, semakin baik dan semakin cepat proses pengomposan. Tetapi jika ukuran potongan terlalu kecil, timbunan akan cenderung memadat sehingga sirkulasi udara tak lancar. Residu sayuran nan mengandung santan mengandung minyak dan mengandung lemak, sebaiknya dipisahkan supaya tak mengganggu proses pengomposan.
  3. Campurkan kompos lama, sampah daun hijau, dan sampah daun kering dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Siram sampah nan sudah dipotong-potong tadi dengan air hingga mencapai titik jenuh. Untuk mempercepat proses penguraian (dekomposisi), tambahkan kotoran ayam, sapi atau kambing. Diusahakan agar tumpukan sampah tak terlalu rendah apalagi terlalu tinggi, idealnya sekitar 1 meter. Hal ini dikarenakan panas akan cepat hilang apabila tumpukan sampah terlalu rendah dan sampah nan menumpuk terlalu tinggi akan menghasilkan suhu nan tinggi.
  4. Tutup wadah menggunakan terpal atau karung goni. Bisa juga ditambah starter atau larutan mikroba seperti penggunaan EM4 ( Effective Microorganisme ). Anda dapat membuat starter sendiri dengan menggunakan air nan berasal dari pembusukan saat proses pembalikan tumpukan sampah.
  5. Siram tumpukan dengan air bersih. Bertambah hari, suhu bertambah meningkat. Manakala suhu sudah mencapai 75-90 derajat celcius, tumpukan dibalik. Diamkan selama 28-30 hari sebelum kompos siap dipanen.
  6. Setelah hancur dan kering, kompos dihaluskan dengan cara diayak menggunakan ayakan pasir. Kompos dikemas dalam kantong nan rapat air. Kompos pun siap digunakan.

Semoga dengan tulisan mengenai daur ulang sampah nan sederhana ini dapat bermanfaat dalam mengolah kembali sesuatu nan terbuang menjadi lebih bernilai dalam rangka mendukung bumi nan asri dan hijau. Ayo, lakukan sesuatu buat Bumi kita ini!