Bahasa Dalam Penulisan Laporan Penelitian

Bahasa Dalam Penulisan Laporan Penelitian



Penemuan nan Menyenangkan

Penulisan laporan penelitian jelas bukan sebuah kegiatan mengarang bebas atau menulis indah. Menulis laporan penelitian harus didasarkan pada kebenaran nan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulisan itu sendiri berdasarkan data nan telah ditemukan. Proses inovasi data inilah nan menarik. Ketika setiap kalimat harus dipertanggungjawabkan dan tak boleh hanya kata-kata kosong, maka ilmu pengetahuan dan bahan bacaan nan menunjang laporan harus dipelajari dengan saksama.

Misalnya, bagaimana seorang peneliti menemukan satu keyakinan bahwa kalau sedang stres, makanan nan paling tepat buat dikonsumsi ialah buah nan mengandung banyak vitamin C. Ternyata vitamin C ini dapat mengurangi kadar kortisol dalam darah. Kortisol ini merupakan hormon stres nan membuat perasaan dan otak tak bekerja dengan semestinya. Konklusi ini telah melalui penelitian secara berkesinambungan. Konklusi suatu penelitian dapat saja salah atau tak lagi dipakai setelah ada hasil penelitian terbaru nan lebih dapat berterima.

Pada awal kemunculannya Penecillin dianggap sebagai ‘obat dewa’ nan mampu mengatasi semua jenis penyakit. Namun, setelah ditemukan banyak orang nan diberi antibiotik ini mengalami elergi dengan taraf nan parah, kini penelitian mengarah kepada inovasi antibiotik dengan kadar nan berbeda-beda. Bagaimanapun, antibiotik tetap digunakan dalam pengobatan infeksi. Semua konklusi itu dilaporkan dengan pola penulisan laporan nan sistematis sehingga dapat dianalisa ulang dan dipelajari lagi sehingga merangsang penelitian nan lain. Penelitian lanjutan ini buat mendapatkan hasil nan lebih baik demi kesejahteraan manusia.

Pada saat Profesor Poorwo Soedarmo, orang tokoh gizi Indonesia nan melemparkan ide istilah EMPAT SEHAT LIMA SEMPURNA, semua orang mengikuti jargon itu. Mereka percaya bahwa apa nan dirumuskan itu merupakan asupan makanan nan harus dikonsumsi oleh seseorang agar mendapatkan tubuh nan sehat dan jiwa nan kuat. Jargon atau istilah itu sendiri bertahan cukup lama hingga ada suatu penelitian terbaru nan membuktikan bahwa sebenarnya, nan paling cocok saat ini bukannya makan dengan cara Empat Sehat Lima Paripurna itu, melainkan makan dengan gizi seimbang.

Makan itu ketika terasa lapar dan berhenti ketika belum terasa sangat kenyang. Walaupun tak lagi digunakan, Prof. Poorwo Soedarmo tetap saja dihargai sebagai seorang pakar gizi nan berjasa. Tentu saja istilah itu tak dibuat dengan pemikiran nan dangkal. Istilah itu telah melalui pemikiran nan mendalam setelah melakukan berbagai pengamatan dan penelitian. Ada lagi penelitian nan memberikan satu teori nan kini tetap dipakai, yaitu hasil penelitian Tjokorda raka Sukawati nan menemukan metode Sosrobahu. Sebuah metode nan digunakan dalam pembuatan jalan layang.

Hingga kini metode tersebut masih dipakai. Bagaimana dapat metode nan telah berusia puluhan tahun ini masih dapat dipakai hingga sekarang. Itulah hasil dari penelitian nan tak mengenal lelah. Hasil nan luar biasa itu tetap saja bermanfaat. Mantan Presiden RI, BJ. Habibie juga mengeluarkan satu teori pembuatan pesawat terbang. Teori ini dinamakan Metode Habibie. Penamaan ini bukan sesuatu nan biasa. Penamaan tersebut sebagai satu penghargaan sekaligus pengakuan dari global bahwa metode tersebut memang dapat dimanfaatkan. Ini juga hasil dari penelitian nan tidak mengenal lelah.

Dibidang perikanan ada Pak Mujair nan mengembangkan satu jenis ikan bahari sehingga dapat menjadi ikan air tawar. Ikan nan dikembangkannya akhirnya diberi nama sinkron dengan namanya. Mungkin tak banyak orang nan tahu bahwa nama ikan Mujair itu ternyata dari nama seseorang nan sangat cerdas. Dari semua kisah itu dapat dikatakan bahwa penelitian itu menyenangkan. Banyak kegunaan nan dapat didapatka dari suatu penelitian.



Semua Bidang Kehidupan

Semua bidang mempunyai keunikan tersendiri. Dalam bidang penelitian juga seperti itu. Contohnya, nan paling krusial dalam penelitian bidang ilmu sosial ialah kuesioner nan baik nan validitas dan reliabilitasnya tinggi. Kuestioner ini merupakan salah satu cara mendapatkan data penelitian. Selain melalui kuesioner, teknik wawancara juga dapat dilakukan. Lalu ada teknik survey. Semua teknik mendapatkan data itu harus dituliskan dengan tepat dalam laporan penelitian. Teknik pengambilan data ini juga dapat diuji sehingga orang lain dapat menindaklanjuti hasil penelitian tersebut.

Banyaknya hal nan harus dilakukan dalam suatu penelitian, seharusnya bukannya mengendurkan semangat. Malah harus lebih semangat agar apa nan akan dihasilkan dari penelitian itu bermanfaat bagi orang lain. Contohnya, penelitian nan dilakukan oleh Prof. Khairul Anwar nan menemukan sistem telekomunikasi 4G. Dari semua data nan didapatkan beliau mampu mempatenkan hasil penemuannya. Tentu bukan satu perkara mudah mendapatkanm paten, namun, buakn paten itu nan lebih penting. Melainkan kebermanfaatan hasil penelitiannya.

Kalau berpikir tak mempunyai waktu atau malas melakukan sesuatu, bayangkan bahwa hayati ini bukan buat diri sendiri melainkan buat orang lain dan lingkungan. Dengan pemikiran seperti ini, maka akan menggerakkan hati dan raga buat melakukan banyak hal bagi orang lain. Apa nan dilakukan itu tak akan perbah sia-sia sebab setiap kebaikan akan kembali kepada orang nan melakukannya. Contohnya Pak Mukibat nan membuat percobaan mengembangkan singkong unggul. Hingga kini teknik Mukibat ini masih dipakai.



Bahasa Dalam Penulisan Laporan Penelitian

Agar apa nan diteliti dapat dimengerti, laporan penelitian harus dibuat dengan sangat teliti dan detail. Kemampuan menggunakan bahasa tertulis sangat dibutuhkan dalam menulis laporan penelitian. Selain tentu saja kemampuan buat berpikir secara logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa tulis nan baik ini tak datang dengan tiba-tiba. Perlu latihan nan kontinyu dan tidak kenal putus harapan agar bisa menghasilkan tulisan nan komunikatif, mudah dipahami, namun tak menghilangkan nilai keilmiahannya. Penggunaan bahasa nan tak komunikatif atau bahkan terlalu rumit akan membuat pesan nan ingin disampaikan menjadi sulit dicerna.

Penguasaan bahasa ilmiah nan komunikatif ini lebih-lebih lagi sangat diperlukan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial nan lebih banyak menggunakan pemaparan (deskripsi) daripada angka-angka. Huruf nan lebih banyak berbicara, bukan angka.



Struktur Penulisan Laporan Penelitian

Menulis laporan penelitian bukan berarti hanya menuliskan hasil penelitian, namun juga proses penelitian itu sendiri secara menyeluruh. Laporan penelitian harus ditulis secara sistematis dan terstruktur, berkesinambungan dari awal hingga akhir, tak melompat-lompat dari suatu pembahasan ke pembahasan lain.

Secara berurutan, struktur penulisan laporan penelitian terdiri dari:

* Judul laporan
Tuliskan judul laporan secara ringkas, padat, dan menggambarkan isi. Sedapat mungkin hindari pemakaian judul nan panjang, bertele-tele, dan berpotensi mengaburkan isi. Sayangnya, di berbagai perguruan tinggi masih banyak dosen pembimbing nan lebih menyukai judul nan panjang. Ada baiknya jika dosen pun kembali belajar menulis laporan penelitian nan komunikatif dan tak sekadar “harus ada dua atau tiga variabel penelitian nan tercantum di dalam judul”.

* Kata pengantar
Cukup ditulis sepanjang satu halaman. Di dalam kata pengantar ini juga terdapat ucapan terima kasih pada pihak-pihak nan terlibat atau membantu jalannya penelitian.

* Daftar isi
Menunjukkan bagian-bagian nan dibahas dalam laporan penelitian. Jika dalam laporan penelitian itu ada tabel, diagram, peta, dan sebagainya, letakkan dalam daftar isi tersendiri.

* Pendahuluan
Berisi perumusan masalah, ruang lingkup, metodologi penelitian, serta manfaat penelitian.

* Pembahasan
Merupakan bagian pokok dari sebuah laporan penelitian. Dalam bagian ini ada tinjauan teoretis dan analisis masalah.

* Lampiran
Termasuk di sini ialah foto, tabel, peta, diagram, dan lain – lain nan menunjang penelitian tetapi terasa mengganggu jika dimasukkan / disatukan ke dalam pembahasan sebab terlalu panjang.

* Daftar pustaka
Dari daftar pustaka ini akan terlihat bagaimana wawasan si peneliti. Apakah sumber pustaka nan digunakannya ialah nan terbaru (up to date) atau hasil penelitian 50 tahun nan lalu? Cantumkan hanya buku-buku dan sumber lain nan benar-benar digunakan dalam melakukan penelitian dan penulisannya. Hindari mencantumkan sumber – sumber pustaka nan tak dipakai hanya agar daftar pustaka terlihat panjang dan mengesankan.