Penyebab Penyakit Rematik

Penyebab Penyakit Rematik

Penyakit rematik ialah satu dari sekian banyak penyakit nan biasa serta sering diderita oleh masyarakat Indonesia. Entah itu muda atau tua, penyakit ini selalu menghantui sendi dan struktur jaringan penunjang di sekitar sendi. Imbas nan ditimbulkan dari penyakit rematik ialah rasa nyeri nan luar biasa. Dan bila penyakit ini diderita secara berkelanjutan maka akan mengakibatkan kecacatan permanen.

Semakin parah sakit nan diderita akan menimbulkan ketidakmampuan serta turunnya kualitas hidup. Penyakit rematik hampir menyerang di semua sendi. Namun, persendian nan menjadi favorit loka bercokolnya rematik ialah tangan, jari, lutut, serta engsel kaki. Penyakit rematik juga menyerang sendi nan lain. Seperti tulang belakang, leher, pinggul, rahang, bahu, serta sambungan sambungan tulang kecil di telinga.

Rematik juga bisa memengaruhi pelbagai organ dalam tubuh seperti jantung, kulit, pembuluh darah, serta paru-paru. Rematik memiliki karakteristik khas dalam serangannya. Ia menyerang sendi secara simetris atau di kedua sisi tubuh. Ini berbeda dengan osteoartritis nan umumnya hanya menyerang satu sendi saja.



Rematik - Gejala-gejala Penyakit Rematik

Pada umumnya, gejala nan timbul akan munculnya rematik sangat bervariasi di setiap orang. Namun, biasanya mereka akan mengalami pertanda sebagai berikut:

  1. Di pagi hari akan mengalami kekakuan sendi. Umumnya rematik akan berlangsung selama 60 menit atau satu jam. Gejala ini akan sangat berbeda dengan kekakuan pada osteoartritis nan bisa menghilang hanya setelah setengah jam saja.
  2. Pembengkakkan nan dialami sendi umumnya akan berasa hangat dan lembek takala disentuh. Rasa nyeri dampak agresi rematik terjadi secara simetris (kanan dan kiri), namun taraf kenyerian rematik nan parah akan berbeda senada dengan bagian tubuh mana nan kerap digunakan.
  3. Akan terjadi benjolan (nodul) sebagai dampak peradangan pembuluh darah. Nodul akan sebesar biji kacang hijau. Benjolan ini akan kerap ditemui sepanjang agresi rematik terjadi.
  4. Adanya akumulasi cairan atau nan umumnya disebut dengan penumpukan cairan. Ini kerap ditemui pada pergelangan kaki. Di beberapa kasus, kantung sendi di belakang lutut juga mengalami penumpukan cairan. Lazimnya disebut dengan kista baker. Tetapi kista baker juga terjadi pada orang nan tak terkena rematik.
  5. Adanya gejala nan mirip dengan penyakit flu. Seperti batuk, pilek, demam, atau penurunan berat badan. Bedanya buat mereka nan terkena rematik akan mengalaminya hingga bertahun-tahun. Patut diperhatikan walaupun rematik ialah sebuah penyakit tahunan, namun agresi penyakit ini lalu lalang. Datang dan pergi.

Mungkin saja Anda akan merasakan nyeri rematik nan luar biasa kemudian diikuti dengan peradangan sendi. Gejala ini kemudian dikenal dengan nama flare atau suar . Agresi ini bisa terjadi tiba-tiba dan tanpa sebab. Kemudian akan dilanjutkan dengan masa istirahat, namun diselingi dengan peradangan. Yang patut diwaspadai adalah, pada agresi rematik di tahun pertama bisa mengakibatkan kerusakan atau parahnya stigma permanen pada persendian.



Penyebab Penyakit Rematik

Hingga saat ini penyebab penyakit rematik masih belum diketahui asal muasalnya. Namun, beberapa ahli kedokteran mengatakan jika rematik ini dipantik oleh beberapa faktor. Sebut saja sebab adanya virus, genetik nan rentan, atau hormon nan berubah. Fakta menunjukkan, jika kaum hawa lebih mudah terkena penyakit rematik daripada kaum adam. Dan bahkan apabila mereka (wanita) positif terkena, proses kehamilan dan aktivitas menyusui akan memperburuk kondisinya.



Deteksi Dini Penyakit Rematik

Dokter akan mendeteksi penyakit rematik melalui serangkaian pemeriksaan. Seperti inspeksi fisik serta tes diagnostik. Tes darah juga wajib dilakukan. Tes ini akan mengetahui seberapa besar kadar Rheumatoid Factor (RF) atau nan kerap disebut dengan antibodi di dalam tubuh. Dengan tes ini maka dokter akan bisa menyimpulkan seberapa besar rematik telah menggerogoti tubuh Anda.

Antibodi (RF) akan menentukan apakah Anda terserang rematik atau tidak. Namun, RF negatif bukan berarti melegakan. Sebab hanya 20 persen dari pasien rematik nan menunjukkan RF negatif. Cara lain dalam deteksi dini penyakit rematik ialah dengan inspeksi rontgen . Dengan inspeksi ini maka akan diketahui apakah ada persendian Anda nan mengalami kerusakan. Tetapi patut diketahui jika foto rontgen bukan berarti akan menunjukkan termin awal perubahan pada penyakit rematik .

Penyakit rematik khususnya pada deteksi dini membutuhkan kesabaran serta keahlian dalam memutuskannya. Sebab rematik menunjukkan gejala awal nan serupa dengan penyakit sejenis. Sebut saja artritis . Apabila dokter telah memutuskan Anda diduga menderita rematik maka ia akan segera merujuk ke pakar rematologi. Dokter spesialis artritis ini nan akan memberikan perawatan lanjutan atas penyakit rematik.



Mitos Seputar Penyakit Rematik

Seringkali beredar pelbagai mitos atau fakta nan hadir di sekitar penyakit rematik. Mereka meyakini atau mengamini jika mitos-mitos atau fakta-fakta tersebut harus dilakukan atau harus dihindari agar terhindar dari penyakit persendian tersebut. Namun, apakah pelbagai mitos dan fakta itu sahih adanya? Mari ikuti ulasan berikut.

  1. Pernahkah Anda menerima sebuah anjuran dari orang tua buat hindari mandi malam di usia muda? Mitos ini diyakini bisa menimbulkan penyakit rematik pada usia tua. Benarkah? Hingga sekarang masih belum bisa dibuktikan akan asumsi ini. Mandi malam baik itu dengan air dingin atau air hangat tak ada penelitian nan mampu buat membuktikannya. Namun, bagi penderita rematik, mandi dengan air dingin memang akan membuat otot kaku atau spasme .
  2. Kangkung dan bayam penyebab rematik? Tunggu dulu. Kembali belum ada penelitian nan mampu membuktikan akan fakta tersebut. Bahkan secara ekstrem, jika Anda memang positif terkena rematik maka makanan nan harus dihindari bukan dua buah sayur menyehatkan di atas, melainkan jenis makanan nan mengandung banyak purin . Seperti daging jeroan, seafood , serta pelbagai minuman nan mengandung alkohol.
  3. Apakah rematik juga memicu asam urat? Tidak selalu. Penelitian menunjukkan hanya 10 persen penderita rematik nan memiliki asam urat tinggi. Akan tetapi, sebaliknya, banyak pasien asam uratnya tinggi justru tak mengalami rematik. Rematik terjadi bukan selalu disebabkan oleh kadar asam urat nan tinggi di dalam darah. Rematik akan muncul ketika asam urat terakumulasi dan akhirnya membentuk kristal nan menumpuk di persendian.
  4. Lansia pelanggan penyakit ini? Belum tentu. Rematik mengincar semua orang dan tidak mengenal usia. Rematik jenis osteoartritis akan menyukai mereka nan berusia 45 tahun, sedangkan rematik nan berjenis lupus eritemotosus akan menggemari wanita di usia produktif. Dan buat para kaum adam akan mudah terserang gout .
  5. Apakah penyakit ini sebuah derita turunan? Rematik bukanlah sebuah warisan. Tetapi di beberapa kasus kerap ditemui faktor keluarga ialah sebuah resiko. Dari orang tua ke anak, dapat saja rematik diturunkan.
  6. Nyeri pada tulang di malam hari, rematikkah? Rematik bisa menyerang setiap saat. Entah itu malam, pagi, dan siang. Faktanya, gejala generik nan muncul pada penderita rematik ialah pegal-pegal serta peradangan di bagian sendi.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mungkin ini juga berlaku pada penyakit rematik. Sebelum Anda memutuskan buat memilih pengobatan medis, cobalah buat melakukan beberapa Norma buat mencegah penyakit rematik. Seperti perbanyak aktivitas jalan kaki dan konsumsi makanan buah dan sayuran pencegah rematik seperti semangka, alpukat, stroberi, apel, atau asparagus. Namun, jika rematik telah resmi menyerang Anda, pengobatan medis bukanlah jalan keluar satu-satunya. Anda juga bisa mencoba pengobatan alternatif ataupun terapi buat rematik.