Perilaku Menyimpang nan Positif

Perilaku Menyimpang nan Positif

Apa nan terjadi jika Anda mempunyai konduite menyimpang nan menjadi Norma dalam keseharian? Yang pasti, orang akan memandang aneh dan menganggap Anda tak normal. Ya, sebab sesuatu nan di luar keragaman sering dianggap sebagai sesuatu nan aneh.



Mengenal Konduite Menyimpang

Apa sih sebenarnya arti perilaku menyimpang itu? Konduite menyimpang dikenal juga dengan istilah defleksi sosial. Jika diartikan secara sederhana, konduite menyimpang itu bermakna ketidaksesuaian konduite dengan nilai-nilai kepatutan dan kesusilaan nan berlaku di masyarakat luas.

Ada nan bertentangan dengan agama, ada juga nan hanya sekadar menentang Norma sekitar, ada juga nan bertentangan dengan hukum juga, dan ada di antaranya nan merupakan gabungan atau kombinasi ketiganya.

Manusia selalu dibatasi kebiasaan dan aturan. Itu sudah terjadi sejak zaman dahulu. Kita dapat bayangkan betapa kacaunya global ini jika tak ada anggaran nan ditegakkan. Orang akan memperebutkan satu benda sebab tak ada anggaran tentang kepemilikan barang. Niscaya akan terjadi perampasan besar-besaran. Konduite nan satu dibalas dengan konduite lainnya tanpa henti, mirip lingkaran setan. Konduite menyimpang begini tentu membuat hayati tak nyaman.

Itulah sebabnya manusia merasa perlu menegakkan aturan. Manusia pun memilih memeluk agama sebagai salah satu cara buat menjalani hayati nan lebih teratur. Agama sudah menggariskan berbagai anggaran buat manusia guna diaplikasikan dalam keseharian.

Jika kita mengikuti anggaran tersebut, pasti akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman dalam hidup. Bahagia pun bukan hal nan mustahil. Akan tetapi, jika ada konduite menyimpang, bagaimana mungkin kita merasa happy dengan hayati ini? Itulah sebabnya banyak orang mencari kebahagiaan dengan cara nan aneh dan tak masuk akal.

Perilaku menyimpang kadang menggelisahkan orang sekitar sebab memang merugikan. Misalnya saja menggunakan narkoba. Itu merupakan contoh konduite menyimpang nan banyak terjadi di masyarakat saat ini. Tak hanya merugikan dirinya, konduite ini juga merugikan keluarga dan lingkungan.

Berapa banyak cerita nan kita dengar tentang pecandu narkoba nan menghalalkan segala cara buat dapat membeli barang haram itu? Mulai dari melakukan pencurian kecil-kecilan di rumah sendiri, hingga melakukan kejahatan skala besar nan berujung pada hilangnya nyawa seseorang. Belum lagi upaya para pecandu buat “mengajak” teman-temannya buat ikut serta menjadi penikmat narkoba.

Perilaku menyimpang juga terjadi ketika Anda menabrak lampu merah dengan sengaja. Anda tahu itu tindakan nan salah, namun Anda mengabaikannya. itulah sebabnya dianggap menyimpang. Begitu juga dengan kegiatan menyontek saat ulangan, misalnya. Itu ialah sebuah contoh defleksi konduite nan banyak terjadi di sekitar kita.

Namun, entah mengapa kita cenderung permisif terhadap hal seperti ini, seakan ini hal nan biasa saja. Padahal, mencontek tetap saja merupakan sebuah defleksi perilaku.

Anda tentu tahu sekarang ini marak sekali tindakan kekerasan dengan dalih “perpeloncoan”. Bahkan, remaja putri nan sejatinya ialah makhluk lemah lembut pun tak keberatan melontarkan tendangan, pukulan, jambakan, dan caci maki terhadap temannya. Dan semua itu direkam, umumnya menggunakan ponsel.

Saat pertama kali disiarkan di televisi secara nasional, gegerlah republik tercinta ini. Dan semakin geger saja saat tahu hal seperti itu terjadi di banyak tempat. Defleksi konduite seperti ini ternyata marak di berbagai sekolah dan universitas. Tidak sporadis ada nan harus meregang nyawa dan jatuh sebagai korban.

Perilaku menyimpang lainnya nan sangat meresahkan ialah maraknya penipuan di sekitar kita. Berbagai modus dijalankan oleh pelaku penipuan demi meyakinkan korbannya. Mulai dari penyedotan pulsa secara ilegal, penipuan uang berkedok hadiah undian, atau penjualan barang via online shop. Semakin hari, kecanggihan si penipu kian meningkat dalam melakukan operasinya.

Meski informasi tentang ini sudah disebarluaskan, tetap saja banyak masyarakat nan tertipu.Yang mungkin sangat menakutkan bagi orangtua ialah pelecehan seksual nan banyak menimpa anak-anak. Ini ialah sebuah bentuk konduite menyimpang nan banyak terjadi di sekitar kita.

Akan tetapi, entah kenapa sepertinya masalah ini tak terlalu mengemuka. Mungkin banyak nan mengira kalau hal-hal seperti ini hanya terjadi di global barat, bukan di negara timur seperti Indonesia. Padahal kenyataannya tidaklah demikian.

Pelecehan seksual sangat banyak terjadi di tanah air. Korbannya tak memandang usia, mulai dari balita hingga orang dewasa. Jenis kelaminnya pun bervariasi, laki-laki dan perempuan. Kalau dulu orang beranggapan hanya kaum perempuan nan rentan dilecehkan, sekarang tak demikian. Laki-laki pun sama. Bahkan anak-anak balita.

Perilaku menyimpang ini seolah mendapat wadahnya ketika pemakaian internet semakin meluas. Mereka membentuk komunitas sendiri nan anggotanya tersebar di berbagai negara. Umumnya, mereka berprofesi terhormat. Ada nan menjadi dokter, pengacara, bahkan polisi. Anggota komunitas ini berbagi cerita dan foto-foto porno dari anak lelaki dan perempuan.

Orangtua harus berhati-hati dalam menyikapi masalah ini. Menurut para kriminolog, para pelaku kejahatan umumnya merupakan orang-orang nan dekat dengan dengan korbannya. Masih berhubungan darah atau bertetangga. Mungkin adanya kesempatan nan membuat para pemilik konduite menyimpang ini leluasa buat melakukan kehendaknya.



Perilaku Menyimpang nan Positif

Tapi, jangan cemas! Tidak semua konduite menyimpang itu merupakan sesuatu nan negatif. Defleksi konduite dapat juga menjadi hal nan positif jika memberi akibat nan baik bagi banyak orang. Biasanya hal ini melibatkan penemuan dan kreativitas nan tinggi. Emansipasi wanita ialah gagasan nan dianggap gila ratusan tahun nan lalu.

Namun pada akhirnya, fenomena membuktikan bahwa hal itu membawa pengaruh positif dalam kehidupan manusia, terutama kaum hawa. Hal nan tadinya dianggap sebagai konduite menyimpang, ternyata memberi hasil nan bermanfaat.

Lihat saja global saat ini. Posisi apa nan tak bisa dicapai oleh wanita? Rasanya tak ada, bukan? Wanita zaman kini tidak sekadar mengurus anak dan suami di rumah. Wanita pun dapat berkarya di banyak bidang tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan.

Saat Orville dan Wilbur Wright ingin menciptakan pesawat, apa nan ada di benak orang-orang sekitarnya? Sudah tentu mereka dianggap gila dan mengalami defleksi perilaku. Cita-cita mereka dinilai terlalu hiperbola dan sangat mustahil buat diwujudkan. Apalagi profesi keduanya hanyalah pembuat sepeda di sebuah kota kecil bernama Kitty Hawk.

Coba bayangkan, apa hubungannya antara sepeda dengan pesawat terbang? Akan tetapi keduanya tak mundur meski tudingan mengalami konduite menyimpang terus berdatangan. Mereka bekerja selama bertahun-tahun buat menciptakan pesawat impian nan dapat terbang membelah angkasa.

Saat itu, sudah muncul beberapa model pesawat terbang. Akan tetapi, pesawat-pesawat itu kurang terkontrol setelah tinggal landas. Wright bersaudara menemukan solusi jitu buat mengatasi hal tersebut. Mereka menggunakan kabel nan berfungsi buat menyeimbangkan pesawat. Jadi, ketika pesawat miring ke satu sisi, kabel itu akan membantu menarik pesawat ke posisi nan berlawanan.

Kabel penyeimbang di pesawat Wright bersaudara ternyata berperan besar. Selain membuat pesawat bisa mengudara, kabel tersebut juga membuat pesawat bisa berbelok dengan seimbang. Pesawat mereka pun mencatat sejarah ketika melakukan penerbangan pertama meski hanya mencapai jeda sejauh 37 meter. Orville Wright nan kala itu mengemudikan pesawat, hanya mampu membawa pesawatnya terbang selama 12 detik saja

Namun, kegemilangan kedua bersaudara ini akhirnya terbukti pada tanggal 5 Oktober 1905. Wright bersaudara terbang sejauh 38,9 kilometer dalam waktu 38 menit. Hari itu tercatat dalam sejarah dan akan terus dikenang dunia. Orang-orang nan tadinya menuding Wright bersaudara memiliki perilaku menyimpang, akhirnya hanya dapat terdiam. Kedua bersaudara ini membuktikan bahwa angan-angan mereka bisa diwujudkan dengan kerja keras dan usaha tanpa henti.