Pengobatan Terhadap Infeksi Cacing Pita dan Pencegahannya

Pengobatan Terhadap Infeksi Cacing Pita dan Pencegahannya

Pernah mendengar nama cacing pita ? Namanya boleh saja terkesan lucu, pita, tapi tahukah Anda jika cacing pita memiliki strata bahaya nan sama sekali tak lucu? Hewan nan entah kenapa dinamakan cacing pita ini menjadi penyebab munculnya beberapa penyakit dalam tubuh manusia.

Jika Anda jijik melihat penampakan cacing tanah nan justru malah tak berbahaya bagi tubuh manusia, maka seharusnya Anda lebih jijik melihat penampakan dari cacing pita ini. Jangan bayangkan warna-warna latif seperti pita, sebab cacing pita tak latif seperti pita.

Penamaan pita pada spesies cacing pita ini sepertinya mengacu pada bentuknya nan pipih, persis seperti permukaan pita. Jika cacing pada umumnya berbentuk bulat seperti tabung, maka cacing nan satu ini cenderung pipih. Cacing pita tergolong eksklusif. Jika cacing-cacing lain hidupnya di tanah, maka cacing ini hayati di dalam tubuh makhluk hidup. Bercokol, mendekam dan menjadi parasit dari tubuh nan ditumpanginya. Selain menjijikan, membahayakan, cacing pita ini ternyata juga parasit.

Cacing pita ini berbeda dengan cacing kremi nan biasanya juga ada di dalam tubuh manusia. Cacing kremi nan bentuknya lembut saja dirasa sangat menggangu, apalagi cacing pita nan rata-rata memiliki ukuran lebih besar dibanding cacing kremi tersebut. Dapat Anda bayangkan, cacing dengan ukuran lebih dari 200 meter ada di dalam tubuh manusia?

Ya. Karena rata-rata, sebagian besar, cacing pita berusia dewasa, panjang tubuhnya dapat mencapai 240 hingga 300 cm. Bagian tubuh sepanjang itu sudah mencakup kepala dan bagian-bagian cacing pita, termasuk banyaknya kait kecil dan proglotid nan jumlahnya dapat mencapai 1000. Proglotid inilah nan mengandung banyak telur pada tubuh cacing pita.

Cacing sepanjang itu ada di dalam tubuh manusia, menginfeksi, dan menimbulkan penyakit ialah sebuah ancaman serius bagi kesehatan. Jika tak sangat berhati-hati menjaga kebersihan, apapun bentuknya, telur-telur dari cacing pita tersebut bisa-bisa sudah menginfeksi tubuh Anda.

Kebersihan memang hal nan dituntut paling primer dalam hayati manusia. Ingat-ingat saja, sebagian besar penyakit nan hadir dalam tubuh manusia merupakan dampak dari kebersihan nan diacuhkan. Dari mulai penyakit nan sederhana, hingga penyakit nan disebabkan oleh ulah cacing, seperti cacing pita ini.

Sangat tak salah jika dalam ajaran agama Islam, ada sebuah hadist nan mengatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Dengan menjaga hayati bersih, seseorang sudah menunjukkan keimanannya. Keimanan teruji, kesehatan dan terhindar dari hewan-hewan berbahaya seperti cacing pita juga menjadi jaminan.



Cacing Pita dan Bahayanya

Hewan penyebab penyakit ini memiliki nama ilmiah nan cukup bagus, Taenia. Cacing pita datang dari kerajaan Animalia, kelas Cestoda, termasuk dalam bangsa Cyclophyllidea dan Taeniidae ialah sukunya. Bingung sebab tak menukan nama-nama tersebut di buku sejarah? Tentu saja, sebab cacing pita bukan sekelompok suku. Penggolongan tersebut lebih kepada buat mempermudah identifikasi para peneliti.

Hewan nan tergolong dalam kategori tersebut, termasuk cacing pita ini memang ditakdirkan buat menjadi parasit. Parasit vertebrata lebih tepatnya. Parasit ini terbukti dapat menginfeksi manusia dan binatang. Binatang nan dapat terinfeksi oleh cacing pita ini antara lain kerbau, babi, dan sapi.

Cacing pita memiliki beberapa spesies, antara lain Taenia saginata, Taenia pisiformis, Taenia crassiceps, Taenia solium, Taenia asiatica, dan Taenia taeniaeformis. Namun, di antara keenam spesies cacing pita tersebut, ada tiga spesies cacing pita nan terhitung seringkali menyebabkan hadirnya penyakit di dalam tubuh manusia. Adalah Taenia solium, Taenia saginata, dan Taenia asiatica.

Istilah penyakit nan disebabkan oleh infeksi cacing pita ini ialah sistiserkosis dan teaniasis. Tubuh manusia dapat dihinggapi oleh ketiga jenis spesies cacing pita tersebut, terutama cacing pita inang definitive serta habitatnya. Anda tahu di mana habitat cacing pita tersebut dalam tubuh manusia? Di usus halus.

Taeniasis dan Sistiserkosis sejatinya dua jenis infeksi berbeda nan disebabkan oleh kehadiran cacing pita dalam tubuh manusia. Untuk lebih jelasnya, simak disparitas antara dua infeksi berikut!

  1. Taeniasis merupakan penyakit nan disebabkan oleh hadirnya parasit cacing pita dalam tubuh manusia. Penyakit ini ditularkan dari binatang ke manusia ataupun sebaliknya. Jika Taenia solium disebabkan oleh babi, maka Taenia saginata disebabkan oleh sapi.
  1. Sementara Sistiserkosis merupakan infeksi jaringan nan disebabkan oleh larva. Penyebabnya adalah, manusia tanpa sengaja memakan makanan nan sudah diteluri oleh cacing pita. Berbeda dengan Taeniasis, cacing pita nan terkandung dalam sapi tak berkompeten buat menimbulkan infeksi, hanya cacing pita dalam tubuh babi nan bisa menyebabkan penyakit ini.

Pertanyaan nan kemudian muncul adalah, apa dampaknya jika tubuh sudah terinfeksi larva cacing pita? Ketika cacing pita sudah menginfeksi, binatang tersebut tak lantas mati, binatang tersebut justru akan tumbuh menjadi cacing pita dewasa nan dapat merusak organ-organ tubuh manusia, terutama otak.

Sayangnya, di Indonesia, khususnya bagian timur, seperti Bali dan Papua, banyak ditemukan penderita penyakit nan disebabkan oleh cacing pita ini. Jika Anda memegang badan penderita Taeniasis atau Sistiserkosis, Anda akan merasakan benjolan aneh di bawah kulit. Benjolan tersebut syahdan dapat dilihat dengan mata telanjang.

Infeksi cacing pita nan menyebar di dua wilayah tersebut dampak Norma masyarakat dua wilayah tersebut mengonsumsi daging babi, terutama dalam keadaan setengah matang. Ketika infeksi cacing pita sudah menyerang otak, maka penderita akan menderita penyakit ayan atau istilah medisnya, epilepsi.

Penyakit epilepsi menjadi salah satu penyakit nan disebabkan oleh cacing pita. Lebih lanjut dijelaskan bahwa infeksi cacing pita juga dapat menyebabkan penyakit stroke, rusaknya sistem syaraf, kelainan pada tengkorak hingga kematian. Bahkan di Meksiko, infeksi cacing pita menjadi penyebab hadirnya tumor otak.

Apa saja gejala nan menandakan bahwa tubuh terinfeksi cacing pita ? Gejala dini diurutkan dari mulai gejala dengan jumlah presentasi terbesar hingga terkecil.

  1. Feses mengandung cacing atau bagian dari cacing
  2. Lubang anus nan gatal
  3. Mual
  4. Pusing
  5. Meningkatnya nafsu makan
  6. Sakit kepala
  7. Diare
  8. Lemah
  9. Lekas lapar
  10. Susah buang air besar
  11. Berat badan menurun
  12. Lambung terasa tak nyaman
  13. Muntah
  14. Lapar tetapi tak selera buat makan
  15. Otot terasa pegal
  16. Sakit di perut, gangguan pernafasan, sering mengantuk, kejang-kejang dan merasakan gatal di kulit.


Pengobatan Terhadap Infeksi Cacing Pita dan Pencegahannya

Ada baiknya Anda mengetahui sejak awal bahwa cacing pita sudah menginfeksi, daripada saat cacing pita sudah dewasa. Deteksi dini akan memudahkan proses pengobatannya. Obat cacing dari jenis Atabrin, Librax, dan Niclosamide serta Praziquantel dapat digunakan buat mengobati infeksi cacing pita di awal. Obat-obat tersebut biasa digunakan buat menanggulangi Taeniasis.

Untuk Sistiserkosis, obat nan biasa digunakan ialah Dexamethasone dan Albendazole. Pencegahan nan dapat dilakukan buat mengatasi infeksi cacing pita ini ialah menjaga kebersihan lingkungan dan memperbaiki pola makan. Jika ingin mengonsumsi daging, baik sapi atau babi, jauh lebih baik jika dimasak sampai benar-benar matang. Tidak peduli dengan kenikmatan, nan lebih krusial ialah kesehatan.

Selain itu, sanitasi nan jelek juga dapat membantu infeksi cacing pita menyebarluas. Menjaga kebersihan lingkungan, terutama Anda nan memiliki peliharaan babi dan sapi juga salah satu pencegahan terhadap maraknya infeksi cacing pita.

Jika dihubung-hubungkan, antara infeksi dari daging babi dan embargo agama Islam buat mengonsumsi daging babi, sudah sepatutnya kita sebagai umat muslim bersyukur. Bahwa Allah melindungi kita dari bahaya cacing pita dengan mengharamkan daging babi buat umat-Nya. Allah Swt Mahamengetahui juga Mahabenar