Indonesia

Indonesia

Berita mengenai seniman murta seringkali menjadi warta primer pada beberapa media massa. Hal ini khususnya banyak terjadi di Indonesia, sebab di sini kehidupan pribadi para seniman merupakan warta nan sangat disukai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Apalagi di Indonesia masalah agama masih menjadi sebuah hal nan sangat sensitif di tengah masyarakat. Sehingga apabila ada isu nan berbau agama, terlebih nan menyangkut dengan tokoh nan dikenal oleh masyarakat akan dengan cepat mendapatkan porsi dalam pemberitaan media massa.

Dalam kaitan pemberitaan tersebut, seorang dikatakan sebagai seniman murtad bukan hanya jika dia berpindah dari satu agama tertentu. Pemahaman seniman murtad nan banyak digunakan oleh media massa, ialah ketika seorang seniman tersebut menyatakan keluar dari satu agama dan memilih buat memeluk agama lain.

Jika dilihat dari sudut pandang kemanusiaan, pada dasarnya masalah agama merupakan sebuah hak nan paling azasi bagi manusia. Sehingga, apapun pilihan keyakinan seseorang terkait masalah ketuhanan merupakan hak absolut bagi seseorang. Tidak ada satu pihak pun nan memiliki hak buat mempermasalahkan pilihan keyakinan seseorang.

Terlebih kenyataan seorang seniman nan berpindah keyakinan agama bukan merupakan hal nan aneh. Selain sudah terjadi sejak lama, hal ini pun juga sudah sering terjadi bukan hanya di Indonesia. Di luar negeri, sudah banyak public figur nan memilih buat berganti keyakinan sinkron dengan kata hati mereka.

Namun, sangat sporadis hal ini menjadi sebuah masalah nan kemudian dibesar-besarkan. Hal ini terkait dengan budaya nan berkembang di luar negeri, nan menganggap bahwa agama bukan sebuah hal nan layak buat dijadikan konsumsi pemberitaan di media massa. Itulah mengapa, warta tentang kepindahan agama seniman di luar negeri sangat sporadis terlihat di media massa.

Di Indonesia sendiri masalah perpindahan agama sudah terjadi sejak jaman dulu. Bedanya, di masa lalu masalah tersebut belum banyak dibicarakan sebab keterbatasan media massa. Selain itu, acara televise nan membahas global infotainment juga belum banyak muncul pada era 80an dan sebelumnya.

Hal inilah nan membedakan dengan kehidupan di masa modern sekarang ini. Dimana pada saat ini, dengan dukungan teknologi digital arus informasi demikian cepat berkembang. Banyak akses nan dapat dibuka oleh masyarakat ketika mereka menginginkan sebuah warta tertentu.

Mulai dari media elektronik, media cetak dan terutama media digital nan berbasis internet. Media terakhir inilah nan tak dapat dikontrol, sebab semua orang bebas memberitakan berbagai hal nan mereka ketahui. Dan ketika tekhnologi telepon semakin tumbuh pesat, arus informasi pun semakin cepat sampai ke telinga masyarakat.

Hal ini dilakukan dengan adanya fasilitas komunitas nan melibatkan pengguna telepon genggam jenis tertentu. Sehingga dengan sekali kirim, maka sebuah informasi akan dapat disampaikan kepada semua orang nan ada dalam daftar interaksi telepon tersebut. Dengan imbas berantai, dapat dibayangkan seberapa cepat sebuah informasi akan tersebar tanpa harus dibatasi oleh ruang, jeda serta waktu.



Luar Negeri

Fenomena seniman nan berpindah keyakinan, bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Di luar negeri, banyak seniman nan berganti keyakinan dalam hal agama mereka. Bahkan ada beberapa seniman nan sebab proses pencarian ketuhanannya, melakukan pergantian agama hingga beberapa kali.

Sebut saja nama Mel Gibson. Seniman ini sempat memeluk beberapa agama, termasuk bahkan pernah mengaku tak meyakini adanya Tuhan. Namun kemudian, dirinya kembali memeluk salah satu agama nan menurutnya paling dapat membawanya ke dalam ketenangan jiwa.

Selain itu, ada pula nama Cat Steven seorang musisi di era tahun 80an nan berasal dari Inggris. Pencariannya pada makna hayati nan dikaitkan dengan keagamaan, membawanya pada sebuah agama nan dianutnya hingga kini. Bahkan demi menunjukan kesungguhannya atas agama baru nan dipeluknya tersebut, Cat Steven merubah namanya menjadi Yusuf Islam dan digunakannya termasuk pada setiap konser nan dijalankannya.

Artis nan melejit lewat lagu “Morning Has Broken” tersebut bukan hanya merubah nama dan keyakinannya saja. Beberapa lagu nan digubah dan dinyanyikannya pun menjadi kental dengan perbedaan makna religius. Hal itu sebagai bukti keseungguhan dan keyakinan dalam memeluk agama barunya.

Di era 70an pun, tersebut nama Muhammad Ali. Petinju nan dikenal dengan sebutan si Mulut Besar tersebut dikenal sebagai seorang pemeluk agama Kristen nan fanatik. Pada masa jayanya, petinju nan memiliki nama orisinil Cassius Marcellus Clay ini sering menerima pukulan nan cukup keras di bagian kepalanya.

Pengetahuan tentang Islam didapat Cassius Marcellus Clay, dari orang tua angkatnya. Cassius Marcellus Clay masuk agama Islam, pada tahun 1964 setelah usai memenangkan pertandingan melawan Sonny Liston.

Jejak dari Muhammad Ali ini juga diikuti oleh seorang petinju legendaris global lainnya. Mike Tyson nan dikenal dengan julukan Si Leher Beton, merupakan sosok petinju nan paling ditakuti di akhir dasa warsa 80 dan awal 90an. Rekor bertinjunya selalu paripurna dengan meraih kemenangan secara fantastis nan menjadikannya petinju paling ditakuti saat itu.

Namun, kekalahannya dari petinju nan tak memiliki reputasi besar mengubah kehidupannya. Sejak kehilangan gelarnya, kehidupan Tyson di luar ring semakin tak terkontrol. Salah satunya berdampak pada masalah kriminal nan menjerumuskannya ke dalam penjara. Dari sisi finansial, Tyson tak lagi memperoleh pendapatan dari atas ring tinju.

Selama di dalam penjara, Mike Tyson mengaku mendapatkan sebuah pandangan baru tentang kehidupan. Pandangan tersebut diyakininya mampu membawanya pada kehidupan nan lebih baik dan menenangkan sekeluarnya dari penjara. Keyakinan tersebut ialah keyakinan pada sebuah ajaran agama nan menurutnya dapat menuntun pada ketenangan jiwa. Pilihannya jatuh pada agama Islam sebagaimana nan diyakini oleh pendahulunya, yaitu Muhammad Ali.

Untuk menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim, Mike Tyson kemudian mengubah namanya menjadi Malik Abdul Aziz. Namun demikian, berbeda dengan Muhammad Ali, sebagian besar media masih menyebutnya dengan nama Mike Tyson.



Indonesia

Di Indonesia sendiri, kenyataan seniman nan pindah agama seringkali menimbulkan beberapa dampak. Antara lain munculnya berbagai macam komentar dari masyarakat nan memberikan evaluasi berdasar sudut pandang mereka. Hal ini terjadi sebab isu agama di tengah masyarakat Indonesia masih menjadi salah satu materi nan cukup mudah buat mengundang opini.

Itulah mengapa, seorang seniman seringkali menerima berbagai macam komentar baik nan dilakukan melalui media massa maupun di global maya. Baik komentar nan bernada miring, mendukung atau juga sekedar memberikan apresiasi netral.

Beberapa alasan dari para seniman nan berganti agama tersebut antara lain masalah percintaan. Dimana mereka akan menukar keyakinanannya sehingga tak mengalami masalah ketika harus menikah dengan pasangannya. Hal ini sebab pernikahan berbeda agama di Indonesia masih mendapatkan banyak kesulitan.

Selain masalah cinta, beberapa seniman nan berganti keyakinannya dilandasi sebab adanya perjalanan rohani nan mereka lakukan. Sehingga mereka mendapatkan sebuah kesadaran baru buat mendapatkan ketenganan hidup. Namun, ada juga seniman nan berpindah keyakinan sebab hanya ingin mendapatkan sensasi seperti mengangkat popularitas semata. Meski demikian, apapun alasan perpindahan agama tersebut, hal itu merupakan hak azasi dari semuua orang tidak terkecuali artis.