Bahayakah Sindrom ACA ?

Bahayakah Sindrom ACA ?

Yeni, seorang wanita nan sudah mengalami 5 kali keguguran dalam kehamilannya. Setelah kehamilan nan kelima baru diketahui bahwa angka ACA (Anti body Anticardiolipin)-nya positif dan tinggi dan menyebabkan terjadinya keguguran berulang.

Agus, pemuda di bawah 30 tahun, seorang perokok berat, sering mengalami migren nan berulang dan akhirnya terkena stroke. Ketika diperiksa angka ACA nya di atas 20 MPL.

Darah merupakan alat transportasi primer dalam tubuh nan berfungsi buat mengirimkan zat makanan dan oksigen pada setiap sel tubuh. Darah nan terlalu kental menyebabkan terhalangnya sel tubuh buat menerima pasokan nutrisi nan bila terjadi dalam waktu lama menyebabkan kematian pada sel. Jika kematian terjadi pada sel otak bisa menyebabkan imbas nan sangat serius.



Definisi ACA (Anti body Anticardiolipin)

Penyakit darah kental atau sindrom ACA atau sering juga dikenal dengan sindrom hughes sesuai dengan nama penemunya, merupakan sebuah penyakit autoimun dimana tubuh memproduksi antibodi nan menyerang bagian tubuh sendiri.

Sindrom ACA sendiri merupakan indikasi dari APS (antibody antiphospholipid syndrome) yaitu kekurangan cairan dalam darah nan menyebabkan mudahnya terjadi perlekatan antar trombosit nan menyebabkan darah membeku (thrombosis).

Angka ACA sering dipakai buat mengindikasikan adanya sindrom ini ketika dilakukan inspeksi serologi darah. Seseorang dikatakan terkena ACA positif pada saat nilai ACA > 20 MPL.



Bahayakah Sindrom ACA ?

ACA dengan nilai nan tinggi akan berbahaya sebab menyebabkan rentetan gangguan pada tubuh. Sel tubuh nan tak mendapatkan nutrisi akan wafat dan kemudian akan menyebabkan kerusakan jaringan dilanjutkan dengan organ. Karena itu sindrom ACA bisa berlanjut menjadi penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain. Pada ibu hamil, sindrom ACA bisa menyebabkan keguguran sebab tak lancarnya suplai nutrisi kepada janin dan memicu preeklamsia.



Gejala Sindrom ACA

Gejala nan bisa mengarah ke sindrom ACA, antara lain:

  1. Pusing nan berlebihan
  2. Migren nan berulang
  3. Vertigo
  4. Biru-biru pada kulit dan ujung jari,
  5. Penurunan daya ingat
  6. Tuli sesaat
  7. Pada ibu hamil terjadi mual dan pusing nan berlebihan, dan gejala ekstrimnya ialah keguguran berulang.


Faktor Risiko

Beberapa dokter mengatakan sindrom ACA lebih dikarenakan faktor gaya hayati daripada penyakit turunan atau genetik, tetapi adanya penderita sindrom ACA anak-anak, membuat pendapat ini diragukan. Meski langka, ada penderita sindrom ACA sebab faktor genetis.

Gaya hayati nan tak sehat seperti merokok, sporadis berolahraga, mengkonsumsi makanan dengan taraf kolesterol tinggi dan kurang serat dan mudah stres akan memicu terjadinya sindrom ini. Wanita nan mengkonsumsi berkaitan dengan mulut kontrasepsi hormonal juga terindikasi mempunyai faktor risiko nan lebih besar.



Pengobatan

Pada dasarnya obat-obatan nan diberikan ialah buat mengencerkan dan membebaskan darah dari penggumpalan (antikoagulan). Jenis obat-obatan buat mengatasi sindrom ACA antara lain, aspirin, aspilet, heparin, wafarin, ascardia, dan inviclot. Obat dengan jenis antikoagulan biasanya disuntikkan pada jaringan kulit dan bisa dilakukan secara berdikari oleh penderita.

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami sindrom ACA. Anda akan berpacu dengan kemungkinan kematian sel tubuh jika terlambat.