Apa Itu Kenyataan Hujan Ikan?

Apa Itu Kenyataan Hujan Ikan?

Anda mungkin tak heran jika mendengar hujan es, hujan batu atau hujan asam, namun pernahkah Anda mendengar kenyataan hujan ikan ? Benarkah ikan-ikan memang berjatuhan dari langit dan menghujani bumi seperti hujan ikan, kenyataan apa ini?



Hujan Ikan dan Hujan sebagai Anugerah buat Alam

Hujan merupakan anugerah, dapat dibayangkan jika bumi loka kita tinggal tak pernah diguyur hujan. Kondisi seperti kekeringan berkepanjangan, tanah menjadi tak subur, persediaan air menipis, tumbuhan dan hewan kekurangan asupan air dan manusia pun perlahan berada dalam kesulitan besar.

Hujan menurunkan air nan membawa kehidupan bagi tumbuhan, hewan terlebih manusia. Dalam kehidupan manusia, hujan menjadi bagian krusial dalam siklus hidrologi, yaitu sebuah siklus atau proses terjadinya hujan.

Hujan berawal dari air bahari nan menguap, berubah menjadi awan. Kumpulan awan tersebut kemudian menjadi awan mendung. Selanjutnya setelah kian berat, air nan terkumpul di dalam awan mendung tersebut turun ke bumi berupa titik-titik air nan kita sebut hujan.

Dari bumi, air hujan tersebut kembali ke bahari melalui genre sungai dan anak sungai buat mengulangi siklus itu dari awal. Dengan demikian, tentu saja hujan akan berupa air, namun ternyata alam memiliki banyak kejutan buat manusia.

Selain hujan nan turun berupa air, ada hujan nan turun dalam bentuk ikan atau digunakan istilah hujan ikan. Wah, hujan ikan? Kitra-kira apa nan menyebabkan terjadinya kenyataan hujan ikan?



Hujan Ikan - Berbagai Kenyataan Hujan Selain Air di Dunia

Fenomena hujan nan menurunkan tak saja air melainkan disertai benda atau binatang nan tak disangka-sangka dan sangat mengejutkan, seperti hujan ikan, ternyata sudah terjadi ratusan tahun silam di bumi. Sebenarnya, kenyataan hujan ikan bukan suatu hal nan aneh. Karena hal tersebut sudah terjadi sejak lama bahkan banyak kasus tercatat hujan hewan-hewan lain juga pernah terjadi di berbagai belahan dunia.

Pada 1578, tikus-tikus berwarna kuning dan berukuran besar berjatuhan dari langit di atas kota Bergen, Norwegia. Para ilmuwan prestisius di Amerika mencatat pada kisaran Januari 1877 telah terjadi hujan ular! Mengerikan! Ular-ular nan ukurannya mencapai 20 inci ini berjatuhan dari langit di kota Memphis, Tennessee.

Kemudian, pada Februari 1877, serpihan benda-benda kecil rona kuning terlihat berjatuhan di kota Penchloch, Jerman. Benda ini dilaporkan mempunyai ukuran tebal, bulat seperti bulatan cakram dan aromanya seperti biji kopi. Benda-benda ini melesat seperti anak panah.

Kemudian, di sebuah sekolah dasar di Kota Berkshire, Inggris pernah terjadi kenyataan hujan telur rebus pada Desember 1974. Telur-telur itu benar-benar sudah matang dan berjatuhan dari langit. Selanjutnya di tahun 1969, di sebagian wilayah kota Brazil terjadi hujan darah dan bercampur daging, belum ada info lebih lanjut daging dan darah apakah itu, hewan? Atau mungkin malah manusia?.

Begitu juga nan terjadi di Kota Choco, Kolumbia pada 31 juli 2008, terjadi juga hujan nan bercampur darah setidaknya itu menurut laporan nan telah ditetapkan berdasarkan analisa laboratorium setempat. Namun di Kota Choco ini hujan darahnya tanpa disertai daging seperti nan terjadi di Brazil.

Yang lebih unik, pada 1989, hujan boneka kayu dengan kepala nan terbakar dan terpotong dan terjatuh dari langit di atas Kota Las Pilas, Cantabria. Di kota Alicante, Spanyol, terjadi hujan anak katak atau berudu dalam jumlah nan banyak.

Kemudian pada akhir 2007 lalu, di Kota Cerro San Bernardo, Salta, Argentina terjadi juga hujan laba-laba. Benar-benar seperti laba-laba nan menginvasi bumi!. Kejadian ini sempat diabadikan oleh salah seorang pembaca surat kabar Epoch Times.



Apa Itu Kenyataan Hujan Ikan?

Yang paling menarik dari kenyataan hujan ikan ini adalah, yaitu kerap terjadi antara bulan Mei dan Juli. Hujan ikan ini telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun belakangan. Para penduduk nan daerahnya mengalami hujan ikan, memang selalu melaporkan adanya badai petir nan mendahului. Selain ikan, tidak sedikit hewan lain nan juga terbawa tornado atau badai dan turun sebagai hujan.

Fenomena ini pernah diteliti oleh Tuan Charles Fort (1874-1932) seorang ilmuwan AS nan sukses mencatat berbagai kenyataan aneh termasuk kenyataan hujan ikan, karena umumnya disebabkan angin tornado nan terbentuk baik di darat atau di perairan ( waterspout ).

Kesimpulan artikel sebuah harian pada Juli 1901 di Minneapolis, Amerika Perkumpulan meneguhkan teori tersebut. Saat badai petir terjadi, tornado bisa terbentuk. Ketika tornado bergerak melewati air di mana terdapat ikan, angin ini akan mengangkat hewan tersebut hingga sejauh beberapa mil. Cepat atau lambat, ikan-ikan nan terbawa akan jatuh ke bumi. Dalam banyak kasus, ikan sudah dalam keadaan wafat atau membeku tapi ada juga beberapa kasus nan menemukan ikan-ikan ini masih dalam keadaan hidup.

Sebutan hujan ikan diartikan sebagai kenyataan langka berupa hujan nan turun bersama ikan. Seperti nan telah disebutkan nan turun bukan hanya ikan melainkan hewan lain seperti kodok, ubur-ubur bahkan cacing nan umumnya hayati di dalam tanah.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, kenyataan tersebut kembali terlihat di beberapa negara. Yang ramai dibicarakan yaitu hujan ikan di Jepang serta hujan ikan di Australia. Meskipun hujan ikan juga pernah terjadi di berbagai negara lain, misalnya di Singapura pada tahun 1861, Rhode Island, Amerika Perkumpulan di tahun 1900, dan India pada tahun 2009.

Di Jepang pada Juni 2009 juga terjadi hujan ikan. Namun ikan nan disebutkan bercampur dengan katak kecil dan berudu berukuran 3-5 cm. Kenyataan hujan ikan ini terjadi di beberapa kota yaitu Taiwa, Nakanoto, Asahi dan Kuki.

Penjelasan nan berkembang di masyarakat ialah sebab kemungkinan besar adanya angin kuat atau kondisi cuaca nan tak stabil di daerah di mana hujan berudu dan hujan ikan tersebut terjadi. Badai nan datang bersama angin dan air membawa ikan dan berudu ini naik ke udara buat kemudian membawanya dan menjatuhkannya di daerah-daerah tersebut.

Pada maret 2010, sebuah daerah tandus di Kota Lajamanu di negara bagian Northern Territory, Australia juga terjadi hujan ikan. Pakar-pakar cuaca nan ada di Australia meyakini bahwa ikan spangled perch ialah salah satu jenis ikan air tawar di Australia, tampaknya terhisap ke dalam badai. Mereka lalu terbawa angin nan kencang sebelum akhirnya berguguran di Lajamanu, kota dengan jumlah penduduk hanya sekitar 669 orang.

Ini ialah ketiga kalinya dalam masa waktu lebih dari 30 tahun Lajamanu dilanda hujan ikan. Peristiwa hujan ikan tersebut terjadi pada kurun antara 1974 dan 1994.

Penjelasan seorang staf senior di Biro Metereologi Australia nan bernama Nona Ashley Patterson meyakini teori nan tak jauh berbeda dengan sejumlah ilmuwan lain. Ia menjelaskan bahwa hujan ikan tersebut terjadi sebab ikan-ikan tersebut disedot ke awan oleh angin puyuh atau biasa disebut twister, waterspout atau tornado. Kemudian ikan-ikan tersebut dibawa awan dan jatuh di sebuah wilayah sebagai hujan.

Menurutnya Nona Ashley, putaran udara pada ketinggian 60.000 atau 70.000 kaki bisa menyedot ikan dan air dari suatu perairan. Hal itu kemungkinan terjadi sebab adanya tornado meskipun sebenarnya belum ada laporan mengenai hal tersebut. Kasus hujan ikan di Australia sudah mulai terkuak oleh penelitian para ahli. Mereka meyakini cuacalah nan menyebabkan terjadinya hujan ikan.



Proses Terjadinya Hujan Ikan

Masyarakat generik serta para peneliti nan mencoba menguraikan kenyataan hujan ikan, meyakini mengenai hujan ikan ini sebab adanya proses penguapan dalam volume nan besar. Yaitu terjadinya tornado dalam ukuran nan kecil atau besar nan bisa terbentuk di darat, juga bisa diakibatkan oleh tornado nan tercipta di perairan, nan dikenal dengan sebutan waterspout .

Kolom udara ini diperkirakan telah mengisap ikan-ikan serta hewan lainnya nan ada di air kemudian dibawa terbang hingga jatuh di loka lain nan berjarak cukup jauh. Cuaca ekstrem mengisap ikan ke dalam badai nan kemudian dibawa oleh tiupan angin kencang dalam jeda nan cukup jauh.

Hewan nan ikut terangkat sebab tornado akan jatuh ke permukaan tanah sebagai hujan sinkron dengan berat hewan nan terbawa. Semakin berat hewan nan terbawa, kemungkinan hewan-hewan jatuh dalam jeda nan tidak terlalu jauh semakin besar, begitu juga sebaliknya. Teori itu telah berkembang luas serta diyakini para pakar mengenai asal usul terbentuknya hujan ikan di berbagai negara di dunia.

Jadi hujan apa nan Anda inginkan?