Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Banyak nan salah mengartikan komunikasi antarpribadi . Pengertiannya secara generik ialah komunikasi antara dua individu. Namun dalam ilmu komunikasi, pengertiannya lebih sempit dan terdapat syarat-syarat tertentu.



Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Deddy Mulyana mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara orang secara tatap muka. Dari pengertian tersebut, komunikasi ini dapat diartikan lebih sempit. Komunikasi ini juga harus mensyaratkan bahwa nan terlibat harus bisa menangkap reaksi antara satu dengan nan lainnya.

Namun, ada juga nan menganggap komunikasi ini bisa menggunakan media eksklusif dan tak harus bertatap muka secara langsung. Misalnya, komunikasi melalui telepon.

Menurut Wiryato, komunikasi antarpribadi ialah komunikasi nan berlangsung secara tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara teorganisir maupun dalam kerumunan. Hal nan membedakan dengan komunikasi kelompok ialah komunikasi antarpribadi tak memiliki tujuan kolektif antar pesertanya.

John R. Bittner menerangkan, komunikasi ini bisa berlangsung jika seseorang menyampaikan pesan berupa kata-kata kepada orang lain dengan medium suara manusia.



Ciri Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi ini memiliki suatu bentuk khusus, yaitu komunikasi diadik. Jadi, komunikasi nan hanya melibatkan dua orang saja. Deddy Mulyana juga memberikan ciri-ciri dari komunikasi diadik, yaitu pihak-pihak nan terlibat berada dalam jeda nan dekat, pihak-pihak nan terlibat mengirim dan menerima pesan secara stimultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal. Keberhasilan dari komunikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari peserta komunikasinya.

Sementara Barnlund memberi ciri-ciri dari komunikasi ini ialah sebagai berikut.

  1. Komunikasi bersifat spontan.
  2. Komunikasi berlangsung tak terstruktur.
  3. Berlangsung secara kebetulan.
  4. Tidak mengarah kepada tujuan nan direncanakan.
  5. Identitas anggota-anggota tak jelas.
  6. Terjadi secara sambil lalu.

Trenholm dan Jensen juga menegaskan hal nan serupa. Mirip dengan Deddy, menurut mereka komunikasi antar pribadi ialah komunikasi antara orang nan berlangsung secara tatap muka. Mereka juga memberikan sifat kepada komunikasi ini, yaitu sebagai berikut.

  1. Komunikasi berlangsung secara impulsif dan informal.
  2. Semua pihak menerima umpan balik secara maksimal.
  3. Semua partisipan berperan secara fleksibel.

Lebih luas, Edna Rogers mengungkapkan bahwa pendekatan interaksi dalam menganalisis komunikasi antarpribadi menegaskan bahwa komunikasi ini nantinya akan membentuk struktur sosial nan diciptakan melalui prosesnya. Jadi komunikasi ini dapat menjadi penanda dari struktus sosial tertentu.

Misalnya, jika seseorang menggunakan bahasa Jawa kasar, maka partisipan nan terlibatnya dapat dicirikan dalam kelompok sosial tertentu. Contoh lainnya, mereka nan berpartisipasi itu memiliki umur nan sebaya atau anak-anak. Jika hanya satu pihak nan memakai bahasa Jawa kasar dan satunya halus, maka struktur nan terbentuk berbeda. Dapat saja nan terlibat diasumsikan sebagai orang tua dan anak, atau atasan dan bawahan.

Rogers juga memberikan beberapa karakteristik dari komunikasi ini, yaitu sebagai berikut.

  1. Arus pesan disampaikan dari dua arah.
  2. Konteks komunikasi dari dua arah .
  3. Memiliki taraf umpan balik tinggi.
  4. Mempunyai kemampuan mengatasi selektivitas nan tinggi.
  5. Menjangkau khalayak dalam waktu nan lambat.
  6. Memiliki imbas tinggi terhadap perubahan sikap.


Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Kedekatan interaksi antara pihak-pihak nan berkomunikasi akan ditentukan dari jenis-jenis pesan nan disampaikan. Reaksi non verbal juga kan sangat mempengaruhi dan memperlihatkan kedekatan itu. Misalnya ialah sentuhan, tatap mata, atau dekat atau jauhnya jeda dalam melakukan komunikasi.

Komunikasi antarpribadi tak mensyaratkan pihak nan dominan. Semuanya memiliki hak nan sama dalam menyetir pesan komunikasi nan dibicarakan. Namun dalam praktiknya, sering kali ada satu pihak nan lebih mendominasi dalam percakapan antar pribadi. Misalnya, seorang guru di kelas atau komunikasi antara atasan dan bawahan.

Ciri komunikasi antarpribadi nan disebutkan Rogers terakhir menarik buat disimak. Komunikasi ini sangat efektif dalam memengaruhi dan membujuk orang lain. Hal ini dikarenakan saat melakukannya, seseorang bisa memakai seluruh alat indra buat mempertinggi daya persuasi dari suatu pesan.

Tidak mengherankan, jika ingin menyarankan atau menjual sesuatu, komunikasi ini lebih efektif dibanding komunikasi massa misalnya. Tidak heran banyak kasus pencucian otak nan menggunakan komunikasi ini.

Dalam komunikasi ini, peserta komunikasi bisa melihat emosi antara satu dengan lainnya. Hal ini membuat komunikasi antarpribadi lebih intim daripada komunikasi lewat media massa seperti radio, televisi, dan surat kabar. Keintiman ini juga lebih daripada komunikasi di global maya. Bahkan, teknologi modern banyak membuat manusia terasing dari lingkungannya.

Keberhasilan komunikasi ini juga sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Menurut Jalaludin Rakhmat, faktor-faktor itu ialah sebagai berikut.



1. Persepsi interpersonal

Persepsi interpersonal ialah kemampuan memberi makna kepada pesan nan disampaikan versus bicara. Kesalahan salam menerjemahkan pesan ini dapat mengakibatkan kegagalan dari komunikasi. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh stimulus indrawi. Jadi, bertatap secara langsung sangat besar perbedaannya dibandikan komunikasi nan tak langsung.



2. Konsep diri

Konsep diri ialah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Hal ini nantinya akan mempengaruhi caranya menyampaikan dan menerima pesan. Pencerahan akan posisinya dalam struktur sosial membuat cara berkomunikasi berbeda dengan lainnya.



3. Atraksi interpersonal

Hal ini menggambarkan bagaimana seseorang menilai orang lain. Kesukaan dan tanggapan positif terhadap seseorang bisa memengaruhi isi pesan. Sering kali dalam suatu masyarakat, lebih dipandang siapa nan berbicara, dibanding pesannya itu sendiri.



4. Interaksi interpersonal

Hubungan nan baik antara peserta komunikasi ini memungkinkan semakin besarnya peluang berhasilnya komunikasi. Sering kali terjadi kesalahan menerjemahkan pesan sebab interaksi interpersonal nan buruk. Di sisi lain, sering kali kata-kata tak dibutuhkan jika interaksi interpersonal terjalin dengan baik.

Jalaludin Rakhmat juga menambahkan beberapa faktor nan bisa mencapai komunikasi antarpribadi nan baik. Faktor-faktor itu ialah percaya, sikap positif, dan sikap terbuka. Menurut Arvin Kumar, ada lima faktor nan menjadi penanda dari komunikasi antar pribadi nan efektif, yaitu sebagai berikut.



1. Keterbukaan

Keterbukaan ini akan memunculkan rasa saling percaya. Jika kita terbuka akan membuat versus bicara kita lebih menghargai pesan nan kita sampaikan. Sebaliknya, kita juga mengharapkan versus komunikasi juga terbuka kepada kita.



2. Empati

Empati menunjukkan kepedulian kita kepada versus bicara . Kita dapat menempatkan perasaan dan intelektual kita di posisi versus bicara kita. David Berlo mengungkapkan ada tiga termin pembentukan empati.

Pertama ialah kelayakan seseorang dalam mengamati dan menganalisis sikap pribadi maupun dari versus bicara. Setelah itu, penentuan peran, bagaimana seseorang itu menempatkan diri. Setelah itu, ikut merasakan komunikasi nan akan membentuk bagaimana orang itu menyampaikan pesan atau merespons pesan.



3. Dukungan

Komunikasi akan berjalan efektif jika masing-masing pihak memberikan dukungan, baik itu dukungan terhadap pesan, maupun dukungan secara personal. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan terhadap pihak lain.



4. Rasa positif

Rasa positif ini menunjukkan penghargaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Rendahnya rasa positif akan membuat komunikasi ini menjadi terganjal. Sebaliknya, rasa positif nan tinggi membuat orang semakin antusias dalam berkomunikasi.



5. Kesetaraan

Komunikasi antarpribadi nan efektif membutuhkan juga kesetaraan. Tidak hanya kesetaraan secara sosial, namun juga kesamaan-kesamaan lainnya. Misalnya kecenderungan nilai, minat, watak, dan kebiasaan.

Dengan kecenderungan budaya, komunikasi nan berlangsung akan lebih efektif. Masing-masing pihak menggunakan bahasa dan medium nan dipahami dengan arti nan sama. Tidak adanya kesetaraan ditambah empat faktor lainnya akan membuat penguasaan satu pihak atau kegagalan komunikasi nan berdampak buruk. Semoga artikel ini bisa membantu Anda memahami bagaimana komunikasi antarpribadi dapat dijalin dengan baik.



Komunikasi Antarpribadi - Lancar Berkomunikasi dengan Berbagai Karakter Manusia

Setiap orang tentu pernah melakukan komunikasi antarpribadi . Benarkah? Ya, tidak terkecuali Anda, penulis konfiden bahwa komunikasi antarpribadi bukanlah aktivitas nan asing dalam keseharian. Sadar ataupun tidak, komunikasi antarpribadi telah menjadi bagian dalam kegiatan sosial setiap manusia.

Masih bingung dengan pernyataan penulis? Berikut penulis berikan beberapa definisi tentang komunikasi antarpribadi nan bersumber dari beberapa pendapat nan pernah melakukan penelitian tentang komunikasi antarpribadi secara khusus.



Definisi Komunikasi Antarpribadi
  1. Definisi komunikasi antarpribadi ialah komunikasi nan terjalin antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang dan dilakukan secara bertatap muka atau berkerumun.
  1. Komunikasi Interpersonal (KIP) atau disebut juga komunikasi antarpribadi ialah hubungan orang ke orang nan dilakukan dua arah, baik secara verbal dan non verbal. Tujuan komunikasi antar pribadi ini, salah satunya buat saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antarindividu di dalam kelompok kecil

Menurut ilmu psikologi, karakter seorang manusia merupakan hasil hubungan antara talenta genetik orangtua dan pengaruh lingkungan di mana ia bertumbuh. Genetik? Ya, benar. Bahkan, bayi sekalipun, jika diamati, memiliki kesamaan sikap nan berlainan.

Keunikan manusia ini terkadang dapat membuat pusing jika kita dihadapkan dengan kepribadian nan bertolak belakang atau tak kita pahami. Oleh karena itu, pemahaman komunikasi antarpribadi sangatlah penting.

Agar aktivitas komunikasi antarpribadi bisa berjalan lancar, seseorang harus memahami karakter atau kepribadian versus bicaranya. Tanpa pemahaman karakter versus bicaranya, komunikasi antarpribadi tak akan terjalin dengan efektif.

Untuk itu, Mari kita mengenal 4 temperamen dasar atau kepribadian nan membentuk seseorang dan tips menghadapinya agar setiap aktivitas komunikasi antarpribadi Anda bisa berjalan sinkron dengan apa nan dikehendaki.



Tempramen Dasar dalam Komunikasi Antarpribadi

1. Sanguin (Si Burung Merak) dalam Komunikasi Antarpribadi

Untuk menjalin komunikasi antarpribadi dengan seseorang nan bertempramen dasar tipe sanguin, Anda harus benar-benar memahami seperti apa karakter sanguin ini. Seseorang dengan karakter sanguin merupakan sosok nan 'bikin hayati lebih hidup'. Karakteristik khas orang sanguin ialah sikap nan ekstrovert, suka bicara, optimis, hangat, hidup, berapi-api.

Dalam pergaulan, biasanya mereka populer sebab tingkahnya sering menjadi pusat perhatian. Ia tak ragu menunjukkan aktualisasi diri di muka orang lain; dalam dirinya terdapat gabungan antara kenaifan anak kecil dan energi antusiasme nan tak habis-habis. Ia juga tipe pemaaf dan punya kreativitas tinggi.

Mayoritas sanguin juga bersifat egois, mudah melupakan orang, memiliki kesamaan bersikap tak dewasa, dan kadang tanpa sadar berbicara terlalu banyak. Jadi, jangan terlalu cepat emosional atau sakit hati menghadapi temperamen ini.

Meski tampak 'rusuh', sanguin sebenarnya tipe sobat nan solider dan tulus. Mungkin ia tampak cepat marah, tetapi juga cepat reda. Ketika Anda jengkel akan kesamaan sanguin buat bicara tapi kurang mendengar, katakan saja terus terang tapi jangan dengan emosional.

Ketika hendak manjalin komunikasi antarpribadi dengannya, bersikaplah sabar dan gunakan bahasa persuasif, terlebih ketika hendak mengkritik kelemahannya. Selain itu, singgung juga keunggulannya sebab sanguin mudah tersanjung. Ketika sudah tersanjung, ia akan lebih terbuka pada omongan Anda selanjutnya.



2. Melankolis (Si Burung Hantu) dalam Komunikasi Antarpribadi

Orang-orang melankolis sangat teliti, peka, dan lembut. Ia pemikir nan hebat, dengan karakteristik khas sikap introvert dan perfeksionis. Sebagai sosok nan idealis, ia menginginkan segala sesuatu berjalan sesempurna mungkin, menurut stadarnya nan tinggi.

Otak melankolis juga jago dalam melakukan analisis mendalam dan hebat mengurusi grafik atau diagram. Ia ialah tipe pekerja nan tekun dan sungguh-sungguh.

Sayangnya, melankolis memiliki kesamaan memaksakan standarnya nan tinggi itu pada orang lain. Ia juga punya kesamaan merasa rendah diri dan berulang kali menunda pekerjaan, bukan sebab malas, justru sebab tak mau memulai sebelum semuanya 'sempurna'. Orang kerap mengeluhkan komentar melankolis nan terlalu 'jujur'.

Lantas, bagaimana menyikapi kelemahan melankolis?

Orang melankolis lebih mengedepankan logika dan peraturan daripada perasaan. Ketika suntuk menghadapi mulut pedasnya, ingatlah bahwa itulah satu-satunya cara nan ia kenal buat mendorong kemajuan proyek. Meski pedas, Anda dapat mempercayai ucapannya nan selalu objektif dan jujur.

Perlu sedikit kehati-hatian saat hendak melakukan komunikasi antarpribadi dengan tipe melankolis. Saat hendak mengkritisi orang ini, lakukan dengan lemah lembut dan hati-hati sebab mereka sangat sensitif. Bukalah obrolan dengan kepala dingin.



3. Koleris (Si Burung Elang) dalam Komunikasi Antarpribadi

Kaum koleris umumnya sosok nan berwibawa, menjadi kepala di tiap proyek. Ia memiliki ambisi, pandangan hidup kerja nan siap diuji, dan insting kepemimpinan nan baik. Dalam bekerja, ia selalu bertindak cepat dalam mengambil keputusan sehingga koleris mudah naik darah saat melihat orang nan ia nilai lambat atau pemalas.

Ciri khas temperamen ini ialah sikapnya nan ekstrovert, aktif, dinamis, dan optimis. Ia berani bersikap kritis dan memperjuangkan perubahan jika ia konfiden memang benar. Koleris tak mudah diintimidasi oleh masalah. Bahkan, dalam situasi panik sekalipun ia dapat menjaga akal sehatnya.

Bijaklah menghadapi sikap tak sabaran orang tipe ini. Memang ia cenderung keras kepala dengan pendapatnya dan sulit sekali mengaku salah atau minta maaf.

Yang dapat menggerakkan orang koleris ialah bukti nyata. Ingatlah buat selalu memasukkan fakta dalam argumen Anda. Karena suka mengambil keputusan berdikari dan bekerja sendiri, orang koleris rentan terperosok pada kesalahan menganggap dirinya selalu benar.

Nah, ketika hendak berkomunikasi antarpribadi dengannya, Anda harus membawa klarifikasi nan logis, nan dapat diterima akal sehatnya. Kalau tidak, Anda tak akan didengarkan.



4. Phlegmatis (Si Burung Merpati) dalam Komunikasi Antarpribadi

Kenapa phlegmatis disebut tipe nan damai? Itu sebab pembawaannya nan 'adem-ayem'. Tidak pernah tampak marah besar, tapi juga tak tampak sangat gembira. Tenang, santai, dan pengendalian diri nan matang ialah keunggulan phlegmatis. Karakteristik primer lain ialah introvert, pengamat nan baik, rendah hati, simpatik, dan sabar.

Sayangnya, orang phlegmatis cenderung pemalas. Bahkan, malas buat berubah meski itu buat kebaikan. Kerap peragu dan keras hati. Jika ingin mengkritisi kebijakan atau sikap orang phlegmatis, lakukan ketika mood nya sedang bagus dan tetaplah menyinggung penghargaan Anda akan interaksi persahabatan atau cinta nan anda jalin dengannya sebab itu sangat vital bagi orang phlegmatis.

Cara nan paling efektif buat menjalin komunikasi antarpribadi dengan orang ini ialah dengan rajin-rajinlah memberi motivasi dan dorongan positif padanya sebab ia sangat bahagia mendapat perhatian.

Catatan, sekaligus informasi berharga buat Anda, umumnya setiap orang memiliki 1-2 jenis temperamen dalam dirinya. Untuk itu, pintar-pintarlah menilai karakter seseorang, terlebih saat hendak menjalin komunikasi antarpribadi dengan mereka.