Canon School of Photography ( CSoP)

Canon School of Photography ( CSoP)

Canon 1000D (EOS) ialah kamera profesional entry level, nan dibuat sebagai penerus pendahulunya Canon EOS 450D. Berbeda dengan pendahulunya, beberapa fasilitas Canon 1000D (EOS) sudah di- upgrade , antara lain digunakannya image processor DIGIC III nan sanggup memberikan kualitas gambar serta kecepatan fokus dan operasional nan lebih baik.

Fasilitas live view juga dimiliki kamera ini sehingga Anda bisa menggunakan layar LCD buat melihat obyek nan akan diambil gambarnya. Live view memiliki keunggulan dibandingkan view finder , sebab Anda akan mendapatkan ketepatan obyek 100%, sementara jika menggunakan view finder biasanya hasil foto lebih besar dibandingkan ketika dilihat melalui optik view finder . Julukan lain nan diberikan buat Canon 1000D (EOS) ialah kamera Digital Rebel XS.

Sebutan Digital Rebel XS biasa digunakan di wilayah Jepang, sementara sebutan Canon 1000D (EOS) populer digunakan di wilayah Eropa. Resolusi nan dimiliki kamera ini ialah 10 megapixel dengan sensor CMOS. Canon 1000D (EOS) di- design buat bisa digunakan pada baterai grip jenis BG-E5. Namun penggunaan battery ini optional, tak disertakan didalam dos pembelian kamera. Tidak disertakannya baterai jenis ini dimaksudkan agar bisa ditambahkan baterai dengan jenis double lithium ataupun dengan jenis baterai AA nan dapat didapatkan dengan mudah.

Baterai bawaan kamera Canon 1000D (EOS) baterai jenis LP-E5 memiliki kemampuan cukup baik, dan sanggup bertahan hingga 500 kali shoot pada kondisi normal. Kekuatan baterai ini sangat dipengaruhii oleh intensitas penggunaan LCD buat review atau preview gambar, selain itu juga seberapa sering penggunaan lampu flash . Lampu internal flash pada Canon 1000D (EOS) memiliki kemampuan pop-up otomatis, atau akan terbuka otomatis setiap kali pencahayaan dirasa kurang dan membutuhkan donasi cahaya protesis dari flash . Kemampuan lampu flash ini dapat menjangkau hingga jeda 13 meter pada ISO 100.

Kemampuan ini termasuk unggul dibandingkan kamera digital lain di kelasnya. Selain itu, flash juga sangat membantu kamera menemukan fokus pada obyek nan akan difoto pada kondisi cahaya minim, atau biasa disebut AF assist . Sama seperti kamera digital jenis Canon 1000D (EOS) lainnya, kamera ini juga memiliki sistem pembersih sensor nan berfungsi membersihkan debu. Getaran gelombang ultrasonic dan penggunaan low pass filter dengan lapisan anti- static ialah teknologi nan terdapat pada kamera Canon 1000D (EOS) ini nan berguna buat membersihkan debu.

Jenis memory card nan digunakan Canon 1000D (EOS) ialah memory SD atau secure digital atau memory SDHC, jika Anda menginginkan kapasitas nan lebih besar. Saat ini harga memory card semakin bersaing, sehingga semakin memanjakan Anda nan hobi fotografi buat mengambil gambar sebanyak nan Anda inginkan dengan kapasitas memori nan besar. Meski banyak komentar miring tentang Canon 1000D (EOS), namun kamera ini memiliki kelebihan pada bobotnya nan ringan, yaitu sekitar 450 gram, atau lebih ringan sekitar 25 gram dibandingkan kamera EOS 450D.

Bobot nan ringan ini ditengarai mempengaruhi kualitas material nan terasa agak ringkih dan berkesan murahan. Namun terlepas dari kelemahan itu, kamera ini sanggup menghasilkan gambar dengan kualitas memuaskan, tidak banyak bedanya jika dibandingkan dengan kamera Canon nan memiliki harga di atasnya. Situs Trusted Reviews memberikan nilai 8 dari 10 buat performa, kamera Canon 1000D (EOS) nan dinilai, sangat memuaskan. Masalah dengan kamera ini hanyalah pada kualitas bahan pembuatnya.

Pada awal peluncurannya sekitar tahun 2008, kamera ini dijual dengan harga 420 Poundsterling atau sekitar Rp7.000.000. Namun seiring berjalannya waktu dan banyaknya pesaing, harga kamera ini lambat laun turun. Bahkan beberapa pihak menyebutnya mengalami penurunan harga nan drastis. Kini harga Canon 1000D (EOS) berada pada kisaran Rp.3-4 juta. Canon 1000D (EOS) dirilis ke pasaran sebenarnya dengan tujuan buat meningkatkan penjualan kamera DSLR Canon, mengingat persaingan ketat dari produk-produk kompetitor seperti Nikon dan Sony.



Sejarah Kamera Canon, Cikal Bakal Canon 1000D (EOS)

Canon didirikan oleh Goro Yoshida (1900-1993), jauh sebelum diluncurkannya Canon 100D (EOS). Goro lahir di Hiroshima, dan tak pernah lulus dari SMA. Ketika itu Goro bekerja sebagai teknisi pemugaran kamera pada sebuah perusahaan film. Kamera Leica nan sangat terkenal ketika itu pernah dibongkarnya. Leica ialah kamera protesis Jerman dan sangat mahal, yaitu sekitar 420 Yen pada masa itu. Pada tahun 1933, Goro bersama dengan saudara iparnya Saburo Uchida (1899-1982) dan Takeo Maeda (1909-1977) mendirikan Precision Optical Instruments Laboratory.

Laboratorium penelitian ini sukses membuat kamera 35mm rangefinder prototype nan dinamakan Kwanon "Leica model II". Nama "Kwanon" diambil dari dewa umat Buddha yaitu Kwannon sang Dewa Pengasih. Sementara lensanya dijuluki "Kyasapa" yaitu nama salah satu murid Buddha, Mahakyasapa. Namun produksi lensa mereka kurang menguntungkan, mereka kemudian bekerjasama dengan perusahaan pembuat lensa Nippon Kogaku Kogyo, nan sekarang menjadi Nikon Corp.

Peralatan optik buat keperluan militer saat itu disuplai oleh Nippon Kogaku. Kolaborasi itu menghasilkan "Hansa Canon", yaitu produk lensa masal pertama. Hansa Canon dengan lensa Nikkon 50 mm f3.5 resmi diluncurkan pada February l936. Produk ini dibanderol dengan harga 275 Yen dan diklaim sebagai kamera 35mm rangefinder berkualitas tinggi pertama nan dibuat Jepang. Nama Kwanon kemudian diubah menjadi Canon, sehingga produk terbaru diberi nama Canon 1000D (EOS). Mereka kemudian bekerja sama dalam hal pemasaran dengan Omiya Shashin Yohin Co., Ltd. (Toko kamera dan accesories Omiya).

Pada Juni 1936, Precision Optical Instruments Laboratory mengubah namanya menjadi Japan Precision Optical Instruments Laboratory. Perubahan kembali terjadi pada 10 Agustus 1937, Japan Precision Optical Instruments Laboratory merubah bentuk kepemilikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan saham gabungan, nan diikuti dengan perubahan nama perusahaan menjadi Precision Optical Industry Co., Ltd. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai tanggal resmi kelahiran Canon Inc.

Kemajuan pesat nan dicapai kamera Canon 1000D (EOS) membuatnya disebut-sebut sebagai kamera nan mampu menyaingi kamera Leica. Namun Leica tidak menyerah begitu saja. Pada tahun 1954, Leica mengeluarkan produk nan dianggap sebagai terobosan besar, yaitu "Leica M3" nan sukses membuat semua kompetitor mundur teratur. Canon melalui Canon 1000D (EOS) kembali mencari langkah-langkah strategis buat kembali memimpin pasar. Canon kemudian fokus pada pengembangan kamera Single Lens Reflex (SLR) dengan pertimbangan kamera jenis ini mampu mengungguli Rangefinder . Akhirnya kamera SLR pertama Canon, yaitu Canonfles, dilepas ke pasaran pada Mei 1959.



Produk Kamera Canon


Kwanon, Kamera Pertama Canon (1933)

Cikal bakal kamera Canon 1000D (EOS) ialah Kwanon 35mm Rangefinder . Secara resmi diluncurkan ke publik pada 1933 dan iklan komersialnya muncul pertama kali di majalah Asahi Camera Magazine tahun 1934. Kamera hanya diproduksi dalam jumlah sedikit, Yoshida sang founder, mengaku hanya membuat prototype Kwanon sebanyak 10 buah.



Hansa Canon, Kamera Produksi Masal Pertama Canon (1936-1939)

Kamera nan pertama kali diproduksi dan dikomersialkan secara massal ialah Hansa Canon 35mm Rangefinder . Hansa merupakan merek dagang dari perusahaan distributor kamera Omiya Shashin Yohin Co., Ltd, yaitu agen tunggal nan ditunjuk buat menjual kamera tersebut.



Canon Seiki Kogaku, Kamera 35mm Rangefinder (1939-1944)

Kamera ini sama dengan Hansa Canon namun hanya menggunakan nama Canon tanpa Hansa. Beberapa model nan dikeluarkan antara lain "Standard Model," "S atau Newest Model," "J atau Popular Model" and "NS atau New Standard Model". Kamera ini juga dapat dikatakan sebagai pencetus dikeluarkannya Canon 1000D (EOS).



Canon Seiki Kogaku (post war), Kamera 35mm Rangefinder (1946-1968)

Kamera ini ialah kamera pertama nan kembali diproduksi Canon setelah sempat berhenti berproduksi dampak Perang Global II. Pada Oktober 1946 Canon sukses memproduksi kamera nan tak lagi meniru Leica, yaitu kamera type "S II". Canon telah menggunakan lensa protesis sendiri nan diberi nama "Serenar", setelah sebelumnya menggunakan lensa Nikkor protesis Nippon Kigaku.

Untuk memperluas penetrasi pasar, Canon tak hanya membidik pasaran profesional namun mereka juga melebarkan sayap buat pasar pemula. Kamera SLR Canon nan ditunjukan buat pasaran pemula mereka namakan dengan Kiss. Kiss berarti " keep it smart and silent ", nan diluncurkan pada 1993. Meski EOS Kiss ditunjukan buat pasar pemula, tapi fitur nan ada seperti AF, prosedur Exposure dan berbagai macam mode AE tetap tersedia nan menjadikannya rival terhadap kamera-kamera profesional.

New EOS Kiss diluncurkan pada September 1996 nan merupakan penyempurnaan dari seri sebelumnya. Pada September 2004, Canon mengeluarkan Canon EOS Kiss 7 nan merupakan pengembanan paling akhir kamera SLR analog nan dilakukan Canon, sebab setelah itu semua kamera SLR beralih ke teknologi digital nan populer disebut kamera DSLR (Digital SLR).



Canon School of Photography ( CSoP)

CSoP berdiri pada tahun 1997 nan dirintis oleh Kumara Prasetya, dan Yusuf Paulus. Hingga akhir tahun 2008, CSoP telah meluluskan kurang lebih 2000 siswa didik. Sistem pembelajaran nan digunakan ialah sistem terintegrasi dengan materi nan tersusun secara sistematis dan mudah dipahami. Sosialisasi dasar fotografi, artistik dan keindahan fotografi, teknik pemotretan dan jenis-jenis filter dan pengunaannya, ialah beberapa materi nan diberikan di CSoP.

Semua materi disampaikan secara teori dan praktik sehingga akan menjamin semua siswa didik mendapatkan pengetahuan nan menyeluruh tentang bagaimana menjadi fotografer nan handal. Kumara Prasetya, sebagai salah satu pendidik, telah cukup banyak makan garam di global fotografi nan digelutinya selama 20 tahun. Pembimbing nan berpengalaman dan materi nan diberikan selalu up to date membuat CSoP ialah pilihan tepat bagi siapapun nan ingin menggeluti global fotografi.



Komunitas Canon 1000D (EOS)

Seperti halnya seri kamera lain, Canon 1000D (EOS) juga memiliki komunitas. Mereka terdiri dari kaum professional dan juga pemula. Seorang pengguna Canon 1000D (EOS), mengaku mencoba mencari sebuah komunitas fotografer nan memungkinkan buat belajar bersama dengan para senior di global fotografi ini. Alasannya bergabung dalam komunitas ialah agar dapat menimba ilmu dengan perdeo dan pastinya dapat bertukar pendapat dengan kawan-kawan komunitas.

Setelah mencoba mencari di situs jejaring sosial akhirnya ia menemukan sebuah komunitas fotografer Ponorogo nan menamakan diri sebagai Komnitas Photograper Ponorogo (KOMPO). Di dalamnya sebagian anggota menggunakan kamera Canon, termasuk Canon 1000D (EOS).