Dampak Pil KB terhadap Kesehatan Kulit
Dewasa ini, keluarga berencana merupakan program terpenting nan dijalankan oleh pemerintah demi tercapainya tujuan kehidupan keluarga nan sejahtera. Karena hal itulah, pil KB dianggap merupakan media paling kondusif dan laku di global kesehatan ibu dan anak dalam rangka menciptakan tujuan program keluarga berencana.
Dengan menggunakan pil KB, seseorang dapat tetap melakukan interaksi suami istri tanpa takut hamil atau bocor. Mengonsumsi pil KB merupakan cara nan dianggap kondusif dan efektif buat menjalani program keluarga berencana. Oleh sebab itu, banyak sekali wanita di global nan lebih memilih cara ini dibandingkan cara KB nan lain.
Akan tetapi, penggunaan pil KB juga tak selamanya kondusif dikonsumsi sebab ada beberapa orang nan memang tak cocok dengan KB tertentu. Pasalnya, pil KB nan mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron ini mampu mencegah pematangan pada sel telur sehingga sel telur sulit dilepaskan dan membuat kekentalan lendir leher rahim bertambah dengan tujuan buat menghalangi sperma masuk saat penetrasi.
Namun, hal ini dapat saja berdampak negatif terhadap para pengguna pil KB nan memang sudah memiliki kekentalan lendir leher rahim nan tinggi. Hal ini dapat memacu timbulnya pendarahan atau sebaliknya menghambat menstruasi sehingga muncul hambatan pendarahan atau tak menstruasi pada wanita nan tak cocok menggunakan pil KB.
Selain akibat negatif terhadap perubahan sistem reproduksi, penggunaan pil KB dalam takaran nan agak tinggi juga mampu memicu perubahan secara fisik pada tubuh perempuan.
Tidak sporadis kita menemukan wanita nan terlalu kurus atau terlalu gemuk setelah atau selama menggunakan pil KB. Hal ini disebabkan oleh imbas kandungan cairan dan garam nan berlebih dari hormon estrogen dan hormon progesteron sehingga memacu pola makan supaya lebih tinggi.
Keadaan Rahim Setelah Mengonsumsi Pil KB
Beberapa kasus sering muncul dengan penggunaan pil KB. Salah satu kasus nan paling sering terdengar setelah pendarahan dan penambahan atau pengurangan berat badan ialah perubahan kondisi rahim nan semakin kering, terutama setelah lama menjalani program KB.
Banyak wanita karier nan mengonsumsi pil KB beberapa saat setelah menikah. Hal ini dilakukan dengan tujuan buat menunda masa kehamilan sampai kedua belah pihak siap buat memiliki momongan.
Sayangnya, program tersebut justru malah membuat pasangan tersebut kesulitan saat berniat memiliki anak. Ada nan setelah berhenti meminum pil KB badannya menjadi terlalu gemuk atau terlalu kurus sehingga sulit memiliki anak sebab perubahan hormon nan terjadi antara saat mengonsumsi pil KB dengan setelah melepasnya.
Meskipun pada penyuluhan program keluarga berencana disebutkan bahwa pil KB ialah salah satu cara paling efektif buat menunda kehamilan dan bisa segera mengembalikan kesuburan setelah penggunaan pil dihentikan, namun kebanyakan wanita nan mengonsumsi pil KB sulit mengembalikan kesuburan mereka seperti semula.
Selain dianggap sebagai akibat negatif bagi sistem reproduksi wanita, sebagian wanita juga beranggapan bahwa penggunaan pil KB bisa memicu munculnya sel kanker, terutama jika terjadi pendarahan atau bahkan tak menstruasi sama sekali.
Darah nan terlalu sering keluar akan mengakibatkan luka pada rahim dan lambat laun akan menimbulkan infeksi. Infeksi tersebutlah nan berpotensi memunculkan sel kanker di dalam rahim. Begitu juga dengan menstruasi tak teratur atau bahkan tak sama sekali. Hal ini akan membuat pengumpulan sel darah di dalam rahim sehingga membuat penumpukan darah kotor menjadi sarang sel kanker.
Seharusnya, tindakan seperti ini mampu diantisipasi oleh pihak pemerintah sehingga program KB dengan menggunakan pil KB tak hanya mampu menunda kehamilan demi tujuan menyejahterakan keluarga, tetapi juga kondusif buat dikonsumsi dalam jangka waktu nan cukup lama.
Dampak Pil KB terhadap Kesehatan Kulit
Selain akibat negatif penggunaan pil KB terhadap kondisi rahim dan sistem reproduksi lainnya, pil KB juga digadang-gadang berpengaruh negatif terhadap perubahan kulit wanita, terutama jika pil KB digunakan oleh wanita nan belum menikah.
Dampak negatif penggunaan pil KB nan terjadi selain siklus menstruasi nan tak teratur serta kejang-kejang pada rahim menjelang haid ialah munculnya jerawat atau bahkan bintik hitam pada wajah. Bahkan ada pula nan muncul rambut-rambut halus pada bagian nan tak seharusnya ditumbuhi bulu.
Beberapa wanita malah mengeluh mengalami penuaan dini setelah meminum pil KB. Mereka menjadi nampak terlalu tua jika dibandingkan dengan usia sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh kulit paras nan cenderung kering dan merangsang munculnya keriput di tempat-tempat eksklusif lebih cepat dari pertumbuhan kerutan nan sebenarnya.
Ketidakseimbangan hormonal nan dipicu oleh kandungan homon progesteron dalam pil KB membuat kulit menjadi lebih berminyak atau cenderung kering. Hal itulah nan menyebabkan munculnya perubahan kondisi kulit nan tak wajar.
Akan tetapi, sekarang muncullah pil KB nan dikombinasikan dengan progesteron unik nan bersifat antiandrogen sehingga bisa menghalangi jerawat dan membuat kulit lebih terlihat higienis juga halus. Kandungan androgen dalam pil KB lah nan biasanya memicu kulit buat lebih berminyak dan berjerawat serta mencegah menstruasi nan tak lancar dampak kekentalan lendir leher rahim nan berlebih.
Dengan pil KB jenis ini, banyak wanita nan tak perlu risi buat menunda kehamilan tanpa perlu mengalami kerusakan kulit dan sistem reproduksi, terutama pada bagian wajah. Walaupun tetap saja selalu ada beberapa wanita nan memang tak cocok menggunakan pil KB jenis apa pun.
Jika termasuk wanita nan tak cocok dengan cara mengonsumsi pil KB, Anda dapat menggunakan sistem KB tradisional, yakni dengan program kalender. Kita tinggal menentukan masa subur, lalu membuat jadwal buat melakukan interaksi suami istri di luar masa fertile tersebut. Akan tetapi, program ini hanya dapat dilakukan oleh wanita nan jadwal menstruasinya teratur sehingga jadwal masa suburnya pun dapat ditentukan secara tepat dan akurat.
Namun, jika tetap ingin menunda kehamilan tanpa penggunaan pil KB dan tetap dapat mengembalikan masa fertile saat ingin hamil, kita dapat menggunakan cara tradisional dengan meminum ramuan herbal resep nenek moyang kita.
Salah satu resep herbal nan manfaatnya sama dengan pil KB ialah meminum air rebusan daun sirih. Jika kita masih ingin hamil di kemudian hari, gunakan sirih hijau dengan banyak campuran air, artinya tak terlalu kental. Penggunaan air rebusan daun sirih ini bisa diminum seminggu sekali buat menunda kehamilan. Jika ingin kembali fertile buat mendapatkan proses kehamilan, cara ini dapat dihentikan sampai akhirnya kita dapat mengandung.
Namun, jika ingin menghentikan masa fertile dan tak lagi ingin memiliki anak, kita dapat membuat air rebusan daun sirih nan lebih kental dengan meminumnya tiga kali dalam seminggu. Cara tradisional ini dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dulu dan terbukti memiliki khasiat nan sama dengan jika kita meminum pil KB. Bahkan dengan mengonsumsi ramuan herbal ini, tubuh dan vagina pun akan menjadi harum serta kulit akan lebih higienis dan bercahaya.