Mengolah Kumis Kucing Menjadi Obat Herbal

Mengolah Kumis Kucing Menjadi Obat Herbal

Kumis kucing ialah homogen tanaman berbatang lunak (terna) tegak nan tersebar di wilayah Asia Tenggara dan bagian utara benua Australia. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama misai kucing, cat’s whiskers, atau Java tea. Tanaman ini diketahui berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Di Indonesia, daun kumis kucing nan kering (simplisia) dipakai sebagai obat nan bisa memperlancar pengeluaran air kemih (deuretik). Di India, tumbuhan ini dipakai sebagai obat buat penyakit rematik.

Selain itu, masyarakat kita menggunakan tumbuhan ini sebagai obat tradisional buat mengobati encok, masuk angin, dan sembelit (susah buang air besar). Tumbuhan ini juga dipercaya bisa mengobati penyakit batu ginjal, radang ginjal, kencing manis,albuninuria dan penyakit sifilis.



Ciri-Ciri Tumbuhan Kumis Kucing

Tumbuhan tropis ini memiliki batang lunak tegak nan berakar kuat. Batang tersebut kadangkala ditumbuhi bulu-bulu pendek dan halus. Batang bisa menopang tanaman herbal ini hingga mencapai tinggi 2 meter.

Daunnya bervariasi, mulai dari lonjong (bagaikan telur), bulat sempurna, hingga berbentuk belah ketupat. Daun ini dapat tumbuh sepanjang 1 cm - 10 cm dengan lebar 7,5 mm - 1,5 cm. Di pinggiran (urat) daun ini biasanya terdapat bulu-bulu halus. Sementara itu di permukaan daun bisa ditemukan bintik-bintik kelenjar dalam jumlah besar. Tangkai daun tanaman ini memiliki ukuran panjang nan bervariasi, mulai dari 7 cm sampai 29 cm

Tanaman obat ini memiliki karakteristik khas nan membedakannya dari tumbuhan lain. Karakteristik tersebut tampak jelas terlihat pada bunganya nan memiliki kelenjar ,serta urat dan batang kembang nan berbulu halus dan tipis. Bunga tanaman ini memiliki mahkota terminal berbentuk tandan. Mahkota ini muncul dari ujung cabang. Panjang mahkota berkisar antara 13 mm hingga 27 mm.

Warna kembang kumis kucing biasanya putih keunguan. Bagian atasnya berwarna ungu dan semakin ke bawah semakin memutih. Detail ukuran kembang tumbuhan ini bervariasi, panjang tabungnya berkisar antara 10 mm - 18 mm dengan bibir sepanjang 4,5 mm - 10 mm. Bunga ini dilengkapi dengan benang sari nan lebih panjang daripada tabung dan bibir bunga.

Saat berbuah, tumbuhan herbal ini menghasilkan buah berkulit keras dengan rona cokelat tua. Panjang buah tersebut nisbi kecil, hanya berkisar antara 1, 75 mm hingga 2 mm.



Mengolah Kumis Kucing Menjadi Obat Herbal

Tumbuhan herbal ini memiliki kandungan-kandungan nan bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Di antara kandungan-kandungan tersebut ialah garam kalium dan ortosifonin nan banyak ditemukan di bagian daun. Kedua kandungan tersebut bermanfaat dalam membantu melarutkan fosfat, oksalat, dan asam urat di dalam tubuh; terutama pada organ ginjal, empedu, dan kandung kemih.

Dengan kemampuannya tersebut, garam kalium dan ortosifonin dalam tumbuhan ini bisa mengantisipasi penyakit batu ginjal jika dikonsumsi secara teratur. Tumbuhan ini juga mengandung tannin dan saponin nan diyakini bisa mengurangi dan mengobati gejala keputihan pada wanita.

Dari seluruh bagian tumbuhan ini, daun dan tangkainya ialah bagian nan paling generik dijadikan obat herbal. Untuk lebih jelasnya, berikut ialah beberapa cara pengolahan tumbuhan ini sebagai bahan obat.

  1. Untuk mengobati penyakit pada saluran air kencing dan batu ginjal ialah dengan memetik tangkai dan daun kumis kucing sebanyak 30 gram, kemudian ditambahkan daun meniran dan commelia communis masing-masing sebanyak 30 gram. Ketiga daun tersebut direbus sampai mendidih. Sesudah matang diamkan sampai dingin, lalu minum.
  2. Untuk mengobati masalah pengeluaran air kemih (deuretik) serta kencing nan tersendat disertai dengan rasa sakit, pengobatannya ialah dengan daun kumis kucing kering. Daun nan kering tersebut diseduh seperti membuat teh, dan tambahkan gula aren.
  3. Untuk mengobati darah tinggi, siapkan daun kumis kucing nan basah dan kering sebanyak 50 gram. Bersihkan, kemudian rebus dengan air. Sesudah mendidih, saring hingga satu gelas. Minum satu gelas sehari.
  4. Untuk mengobati demam, siapkan akar kumis kucing sebanyak 100 gram, kemudian rebus dalam air dan diamkan sampai mendidih. Sesudah mendidih diamkan sejenak sampai terasa hangat, saring hingga satu gelas. Cukup diminum satu gelas sehari.
  5. Untuk meredakan gejala rematik, lumatkan 1 sendok kecil daunnya, campurkan dengan daun meniran sebanyak 1 sendok makan lalu rebus. Minum secara berkala.
  6. Untuk mengobati sakit pinggang, ambil 2 pangkas akar dan 7 lembar daun, cuci hingga bersih. Rebuslah dalam air sebanyak 1 gelas lalu biarkan semalaman. Minum di pagi hari.

Selain mengobati penyakit-penyakit di atas, tanaman herbal ini juga ampuh mengobati infeksi batu ginjal, radang batu ginjal, sifilis, dan menambah nafsu makan. Inti mengolah tanaman kumis kucing menjadi obat ialah dengan mengolahnya menjadi teh; yakni dengan merebus daunnya atau dikeringkan daunnya kemudian didiamkan atau diperas terlebih dahulu, lalu diminum.

Jika merasa pengolahan ini terlalu merepotkan, Anda dapat memilih cara nan lebih modern dengan membeli olahan tanaman herbal ini di pasaran (biasanya terdapat di toko obat dan apotek). Di masa kini, tanaman herbal ini banyak diolah dalam bentuk teh, kapsul siap minum, dan sebagainya.



Ekspor dan Budidaya Kumis Kucing

Indonesia saat ini masih menjadi negara pengekspor kumis kucing terbesar. Kurang lebih 50 ton per bulan tanaman ini diekspor ke berbagai negara. Sebagai komoditas ekspor, ada persyaratan nan harus dipenuhi, yaitu dengan tak menggunakan pupuk dengan bahan pestisida, seperti Urea dan NH3. Tanaman kumis kucing juga tak boleh mengandung logam-logam berat seperti timbal, karbon, besi, residu, dan lain-lain.

Jika Anda tertarik buat membudidayakannya sendiri, cara membudidayakannya cukup mudah dan dapat ditanam di pot. Biasanya orang menyimpannya di teras halaman sebagai tanaman hias. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara vegetatif, yaitu stek batang atau cabang dengan bahan tanaman nan diambil dari rumpun nan tumbuhnya normal, sehat dan subur. Stek bisa langsung ditanam di kebun, pot atau di persemaian.

Selain itu, tanaman ini juga dapat dikembangbiakkan melalui bijinya. Karena kecambah biji tersebut cepat mati, sebaiknya Anda gunakan biji segar nan baru dipetik dari tumbuhan induk. Apabila Anda terpaksa menggunakan biji nan telah disimpan, pastikan biji tersebut tak disimpan lebih dari 1 bulan lamanya.

Pembenihan tanaman ini memerlukan perhatian ekstra. Tanam biji di area nan tak terlalu terkena panas matahari tetapi juga tak terlalu lembab dan basah. Semai dan haluskan tanah media penanaman terlebih dahulu lalu lapisi pasir dengan ketebalan 2 - 3 cm. Tutup media tersebut dengan selembar plastik.

Dalam 1 minggu, benih akan tumbuh. Untuk hasil terbaik, pindahkan benih tersebut ke tanah nan lebih gembur dan telah diberi pupuk kandang. Pelihara benih tersebut dengan menyiramnya di pagi dan sore hari dan mencabuti tanaman-tanaman hama nan mungkin bisa mengganggu pertumbuhannya.

Setelah berumur 2 bulan, tanaman hasil pembibitan biasanya telah ‘berbentuk’. Tingginya mencapai 3 - 5 cm dengan 4 - 5 helai daun di tangkainya. Panjang daun saat itu baru 5 - 10 cm dengan lebar 2 - 3 cm. Saat telah berbentuk seperti ini, pindahkan tanaman ke area nan lebih banyak terkena sinar matahari. Selanjutnya, pelihara tanaman tersebut dengan menyiramnya secara teratur, memberi pupuk kandang, dan menyianginya.

Tanaman kumis kucing bisa dipanen segera setelah berusia 2 bulan. Setelah itu, tanaman bisa dipanen setiap 2 minggu sampai 4 minggu sekali. Waspadai gangguan tumbuhan hama, agresi jamur karat, dan pembusukan pada batang dan akar tumbuhan.