Gejala Penyakit Katarak

Gejala Penyakit Katarak

Penyakit katarak ialah penyakit mata nan paling banyak diderita. Di Amerika saja, hampir setengah penduduk paruh bayanya menderita katarak. Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Indonesia menduduki urutan pertama sebagai negara dengan kasus terbanyak buat katarak di Asia Tenggara. Sebenarnya, apa sih katarak itu? Mari kita mengenal katarak secara lebih dekat melalui uraian di bawah ini.



Mengenal Penyakit Katarak

Katarak ialah penyakit/ gangguan pada mata nan terjadi saat gumpalan protein menutupi lensa mata. Akibatnya, lensa mata menjadi keruh dan cahaya tak bisa diterima oleh retina dengan sempurna. Hal ini membuat pandangan mata menjadi terganggu. Tidak hanya menyebabkan penglihatan menjadi buram, katarak juga dapat menyebabkan kebutaan. Namun kebutaan dampak katarak dapat ditanggulangi selama dilakukan perawatan nan tepat dan segera. Penyakit ini ‘menggerogoti’ mata secara perlahan, sedikit demi sedikit. Akibatnya, banyak penderita katarak nan tak menyadari kemunculan penyakit ini dan hanya menyadari ketika katarak sudah terlanjur parah.

Katarak ini terbagi menjadi beberapa tipe/ jenis berdasarkan kriteria tertentu. Katarak berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 4 tipe berikut ini.

  1. Katarak dampak penambahan umur. Yaitu katarak nan terbentuk seiring dengan bertambahnya umur.

  2. Katarak congenital. Yaitu katarak nan terjadi pada anak-anak/ bayi dampak infeksi, cedera, atau perkembangan nan jelek selama di dalam kandungan ibunya atau selama masa pertumbuhan kanak-kanaknya.

  3. Katarak traumatik. Yaitu katarak nan terjadi dampak adanya cedera.

Selain hal-hal di atas, asap rokok, polusi udara, dan konsumsi alkohol nan hiperbola juga terbukti mampu membentuk katarak pada mata. Adapun katarak berdasarkan loka pembentukannya dibagi menjadi 3 tipe berikut ini.

  1. Katarak Inti. Yaitu katarak nan terbentuk di tengah-tengah lensa mata. Katarak ini terjadi dampak penuaan alami dan terlihat perkembangannya.

  2. Katarak kortikal. Yaitu katarak nan terbentuk di bagian korteks (luar) lensa mata. Pembentukannya dimulai dengan munculnya garis putih di depan lensa mata. Katarak ini biasa terjadi pada penderita diabetes.

  3. Katarak subkapsular. Yaitu katarak nan terbentuk di bagian belakang lensa mata. Katarak ini merupakan katarak nan paling jelek pengaruhnya terhadap penglihatan mata.



Gejala Penyakit Katarak

Gejala-gejala nan terjadi di awal-awal pembentukan katarak tak dapat terdeteksi. Saat katarak sudah terbentuk (meskipun baru sedikit), barulah gejala akan terasa. Misalnya saja seperti penglihatan nan kabur, berkabut, atau seperti berawan; rabun dekat; penglihatan akan rona nan tak jelas; sering silau saat ada cahaya; penglihatan ganda; serta harus diganti kacamata.

Secara umum, inilah beberapa gejala katarak nan sering kali dialami oleh para penderitanya. Apabila Anda mengalami gejala-gejala ini, jangan tunda keputusan Anda buat berkonsultasi dengan dokter mata terdekat. Semakin cepat Anda berkonsultasi, semakin besar kemungkinan katarak buat sembuh dan tak mengakibatkan kebutaan.

  1. Penglihatan kabur, terutama di sore dan malam hari

  2. Jika terpapar cahaya matahari atau cahaya terang, Anda merasa sangat kesilauan

  3. Penglihatan Anda terganggu sehingga Anda sering gonta-ganti kacamata (untuk menyamankan penglihatan)

  4. Ada selaput mirip awan nan menghalangi pandangan Anda

  5. Terkadang penglihatan terasa buram, seolah-olah Anda melihat melalui sebuah kaca hitam gelap

  6. Mata sering terasa gatal dan keluar air mata

  7. Bola mata nan semula berwarna hitam (gelap) menjadi agak putih

  8. Jika sudah parah, gejala utamanya ialah kebutaan total



Faktor Risiko Penyakit Katarak

Faktor-faktor nan dapat menambah risiko seseorang terkena katarak di antaranya ialah penuaan; berjenis kelamin perempuan (perempuan lebih mudah dan lebih banyak nan terkena katarak); obesitas; menderita diabetes; pernah melakukan operasi bedah mata; mempunyai sejarah keluarga nan mengalami katarak; merokok; menjalani perawatan dan pengobatan medis tertentu; sering terkena langsung sinar matahari; kurang nutrisi; suku bangsa (Afrika, Asia, Latin, dan Amerika); serta pernah trauma/ cedera mata.

Penyebab katarak nan secara niscaya itu tak diketahui. Jadi dengan begitu, tidak ada satu pun cara nan mampu mencegah katarak secara efektif. Untuk dapat mencegah katarak, pengecekan kondisi mata secara teratur kepada pihak medis; mengonsumsi makanan bergizi nan seimbang; menghindari gambaran sinar matahari secara langsung dan terus menerus; menghindarkan cedera mata; menghindarkan asap rokok; menghindarkan polusi udara; dan menghindarkan konsumsi alkohol dapat jadi pilihan nan lebih baik.



Pengobatan Penyakit Katarak

Jika katarak masih sedikit, biasanya pengobatan nan dilakukan ialah dengan memakai kacamata atau mengganti dengan kacamata nan baru. Akan tetapi jika katarak nan sudah terbentuk besar dan sangat mengganggu pandangan mata, satu-satunya pengobatan/ solusi agar penglihatan kembali normal ialah dengan cara operasi pengangkatan katarak. Operasi pengangkatan katarak ini juga dapat melibatkan pengangkatan lensa mata dan menggantinya dengan lensa mata buatan. Ada 3 tenik operasi penyakit katarak , yakni:

1. Fakoemilsifikasi

Ini ialah tenik operasi nan paling sering digunakan. Kelebihan dari teknik operasi ini ialah waktu operasi nan cukup singkat, tidak sampai 30 menit. Kelebihan lainnya ialah operasi ini hanya memerlukan sedikit obat pemati rasa dan tak perlu dilakukan penjahitan pasca operasi.

Tekniknya, pakar bedah mata dengan donasi mikroskop operasi membuat sayatan nan ukurannya amat kecil di permukaan mata, dekat kornea. Melalui sayatan itu kemudian dimasukkan bilah ultrasonik nan bergetar dan menghancurkan bagian lensa nan mengeruh dampak katarak. Lensa nan sudah dihancurkan lantas diisap keluar oleh bilah ultrasonik itu. Setelah bersih, pakar bedah mata akan memasang lensa protesis di posisi nan sebelumnya ditempati lensa mata orisinil nan sudah hancur.

2. Pembedahan ekstrakapsuler

Pembedahan ekstrakapsuler merupakan teknik operasi nan diaplikasikan pada katarak nan keadaannya sudah akut. Karakteristik katarak nan harus dihancurkan dengan operasi ini ialah lensa mata terlihat sangat keruh dan terlihat susah dihancurkan menggunakan teknik operasi fakoemulsifikasi. Pembedahan ekstrakapsuler juga kadang dilakukan jika teknologi buat melakukan fakoemulsifikasi tak tersedia.

Teknik operasi ini dilakukan dengan membuat sebuah sayatan nan lebih besar daripada dalam operasi fakoemulsifikasi, sebab lensa harus dikeluarkan dari dalam mata dalam keadaan masih utuh. Setelah dikeluarkan, pakar bedah akan memasang lensa protesis sebagai pengganti lensa asli. Karena sayatan nan dibuatnya cukup besar, harus dilakukan penjahitan pasca operasi guna menutup luka. Teknik ini juga mengharuskan pakar bedah memberikan suntikan obat pemati rasa di area mata pasien.

3. Pembedahan intrakapsuler

Ini ialah teknik operasi katarak nan paling sporadis digunakan. Teknik pembedahan intrakapsuler mengharuskan pakar bedah membuat sayatan nan besar (lebih besar dari pada kedua teknik operasi sebelumnya). Ini sebab pakar bedah harus mengeluarkan lensa mata lengkap dengan selubungnya. Lensa protesis tak dipasang di loka lensa asli, melainkan di depan iris. Teknik operasi ini masih diaplikasikan pada kasus katarak dan trauma mata nan amat parah.

Ketiga teknik operasi tersebut ialah suatu kemajuan teknologi di bidang kedokteran mata nan mampu menolong banyak penderita penyakit katarak di dunia. Sayangnya, biaya operasi nan nisbi mahal membuat sebagian besar penderita memilih buat membiarkan kataraknya sehingga menjadi lebih parah dan menyebabkan kebutaan total. Untuk mengatasi hal ini, banyak program bakti sosial nan menawarkan operasi katarak cuma-cuma bagi mereka nan tak mampu membayar biaya operasi.