Gejala Kanker Kandung Kemih

Gejala Kanker Kandung Kemih

Dinding kandung kemih terdiri atas sel transisional dan sel skuamosa. Kanker kandung kemih sebagian besar berasal dari pertumbuhan sel transisional pelapis dinding kandung kemih nan tidak terkendali. Sedangkan sebagian kecil kanker kandung kemih dampak karsinoma sel skuamosa di dinding kandung kemih.



Penyebab Kanker Kandung Kemih

Hingga saat ini, penyebab niscaya dari kanker kandung kemih belum bisa diketahui. Meskipun demikian, banyak penelitian nan menunjukkan bahwa kanker kandung kemih mempunyai beberapa "incaran" korban nan berisiko lebih besar terkena penyakit tersebut, yaitu:

  1. Pertambahan usia. Misalnya manula dan lansia. Kanker kandung kemih akan berpotensi lebih besar terjadi pada seseorang nan berusia lanjut dibandingkan seseorang nan berusia lebih muda.

  2. Perokok. Banyak penelitian nan menyebutkan bahwa merokok ialah faktor risiko primer dari kanker kandung kemih.

  3. Lingkungan pekerjaan. Ada sejumlah pekerjaan nan memiliki risiko lebih tinggi buat menderita kanker ini. Hal ini disebabkan sebab lingkungan pekerjaannya banyak mengandung bahan-bahan karsinogenik atau penyebab kanker. Pekerjaan nan mengandung risiko ini misalnya pekerja di industri karet, industri bahan kimia, maupun industri kulit.

  4. Infeksi. Sejumlah kanker kandung kemih disebabkan oleh infeksi parasit atau disebut juga skistosomiasis.

  5. Ras. Menurut riset, orang nan berkulit putih memiliki resiko dua kali lebih besar mengidap kanker kandung kemih, dibandingkan orang-orang berkulit gelap. Resiko terkecil terdapat pada orang di daerah Asia.

  6. Jenis kelamin. Pria memiliki risiko dua kali lebih besar mengidap kanker kandung kemih dibandingkan wanita.

  7. Riwayat keluarga. Anggota keluarga nan pernah mengidap kanker kandung kemih, merupakan sebuah potensi faktro risiko bagi anggota keluarga nan lain buat mengidap kanker ini.


Gejala Kanker Kandung Kemih

Secara umum, kanker kandung kemih mempunyai beberapa gejala, di antaranya adanya darah dalam air seni, hal ini disebut dengan hematuria. Gejala nan lainnya ialah munculnya rasa terbakar atau rasa nyeri ketika seorang penderita sedang kencing. Munculnya desakan buat kencing dalam selang waktu nan cukup singkat juga merupakan gejala awal dari kanker kandung kemih.

Perlu diketahui, bahwa gejala kanker kandung kemih, mirip dengan gejala infeksi kandung kemih. Dan dua penyakit ini dapat terjadi dalam waktu nan relative bersamaan. Ketika pengobatan infeksi kandung kemih dilakukan, namun rasa nyeri dalam kandung kemih masih belum hilang, maka patut dicurigai bahwa penyakit nan ada di dalam kandung kemih ialah kanker kandung kemih.



Diagnosa Kanker Kandung Kemih

Kanker kandung kemih bisa didiagnosa dengan melakukan inspeksi air seni nan menunjukkan adanya darah dan juga sel-sel kanker. Diagnosa nan lain ialah dengan menggunakan sistografi atau urografi intravena.

Alat tersebut mampu menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih. Selain itu juga perlu dilakukan USG, CT scan atau MRI nan memperlihatkan adanya kelainan dalam kandung kemih.

Uji terakhir ialah sistoskopi. Sistoskopi dilakukan buat melihat kandung kemih secara langsung, sekaligus mengambil contoh jaringan di dalam kandung kemih buat inspeksi laboratorium secara mikroskopik.



Pengobatan Kanker Kandung Kemih

Apabila kanker kandung kemih hanya terbatas pada kandung kemih atau hanya berada di lapisan otot paling atas, kanker tersebut dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Sayangnya, pengangkatan seringkali membentuk kanker baru di loka nan sama dalam selang waktu tertentu.

Karena itu perlu diberikan kemoterapi, yaitu pemberian obat antikanker ke dalam kandung kemih, setelah sel-sel kanker diangkat seluruhnya. Dapat juga dilakukan penyinaran buat membunuh sel-sel kanker.

Apabila kanker nan tumbuh telah menembus dinding kandung kemih, maka sel-sel kanker tersebut tak akan mampu diangkat oleh sistoskopi semata. Yang harus dilakukan ialah pengangkatan sebagian atau seluruh kandung kemih.

Hal ini disebut dengan sistektomi. Jika kandung kemih terpaksa diangkat seluruhnya, maka penderita kanker harus dipasangi sebuah alat buat membuang air kemih. Alat tersebut dipasangkan secara internal dalam dinding usus dan juga dapat dipasang secara eksternal, dengan memberikan lubang pada dinding perut.

Pemasangan alat tersebut tentu sangat mengganggu aktivitas penderita kanker kandung kemih. Karena itu sangatlah krusial buat menjaga kesehatan saluran pencernaan, dengan mengkonsumsi makanan dan minuman nan alami dan menyehatkan.



Mencegah Kanker Kandung Kemih dengan Selenium

Kanker kandung kemih ialah salah satu penyakit nan sangat berbahaya. Walaupun sporadis terjadi dan hanya diderita oleh orang nan berusia di atas 30 tahun, penyakit kanker kandung kemih harus diwaspadai. Berdasarkan penelitian nan dikeluarkan oleh Cancer Prevention Research, jurnal American Association for Cancer Research, disebutkan bahwa buat meminimalisir dan mencegah kenker kandung kemih, bisa dicegah dengan selenium (mieral nan terdapat dalam padi-padian, kacang, dan daging).

Ilmuwan-ilmuwan dari Dartmouth Medical School membuat perbandingan taraf selenium pada 767 orang baru terdiagnosis terkena kanker kandung kemih dengan 1.108 orang nan berasal dari masyarakat umum. Hasil penelitian ini menunjukkan interaksi antara selenium dan kanker kandung kemih pada kalangan wanita, sebagian para perokok, dan orang-orang nan positif mempunyai kenker kandung kemih p53.

Dari semua orang nan diteliti, tak ada interaksi berbalik antara selenium dan kanker kandung kemih, tetapi wanita (34%) dan perokok sedang (39%). Sementara itu, orang-orang nan positif terjangkit kanker p53 (43%) mempunyai pengurangan signifikan taraf kanker kandung kemih dengan angka selenium nan lebih tinggi.

Menurut salah seorang ilmuwan, terdapat jalur berbeda nan dipakai oleh kanker kandung kemih buat berkebang biak serta diprediksi bahwa satu jalur utamanya melibatkan perubahan di gen p53. Kanker kandung kemih nan berakar dari perubahan tadi mempunyai interaksi dengan penyakit nan lebih maju. Walaupun studi lainnya sudah menjelaskan kaitan serupa di kalangan perempuan, studi tadi merupakan salah satu studi pertama nan menunjukkan kaitan antara selenium dan kanker kandung kemih positif p53.

Pada akhirnya, jika terbukti selenium mampu mencegah kehadiran eksklusif pada individu, misalnya wanita, dari kanker kadung kemih nan berkembang atau mencegah jenis tumor tertentu, perubahan seperti itu lewat jalur p53, berkembang. Itu artinya menimbulkan interaksi tentang bagaimana tumor dapat dicegah di masa nan akan datang serta memiliki potensi menuju pada uapya kemopreventif.



Makan Keju Bisa Meingkatkan Risiko Kanker Kandung Kemih

Bagi Anda penggemar keju, hati-hatilah sebab mengkonsumsi keju lebih dari 50 gram dalam satu hari bisa meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Itulah pernyataan dari sebuah studi tentang kanker kandung kemih. Para peneliti dari Belgia dan Belanda mengungkapkan bahwa risiko ini meningkat 50% lebih tinggi buat orang-orang nan makan 53 gram keju dalam satu hari (sama dengan sebatang cokelat kecil).

Mengonsumsi keju kurang dari 50 gram dalam satu hari tidaklah terlalu berbahaya. Selain itu, para peneliti juga mengatakan bahwa mengonsumsi minyak olive rutin setiap hari bisa meminimalisir terkena kanker. Untuk keperluan studinya lebih lanjut, para peneliti pun mengungkap bagaimana makanan sehari-hari mempengaruhi peluang terkena kanker kandung kemih.