Merah

Merah

Jika Anda sedang berbelanja di pusat perbelanjaan, atau bahkan hanya sekadar belanja di warung depan rumah, Anda tentu pernah merasa tertarik saat melihat sebuah kemasan logo makanan, bukan?

Memang, kemasan dan logo makanan selalu tampil dengan warna-warna menarik dan desain unik, serta gambar nan lucu dan kreatif. Bahkan, terkadang tak tampak gambar penganan nan dijual sama sekali sebab hanya menampilkan tokoh-tokoh kartun nan menjadi maskot penganan tersebut.

Nah, sekadar informasi saja, ternyata fungsi kemasan dan logo makanan itu ialah buat membuat pembeli jadi tertarik. Lantas, tujuan utamanya tentu agar calon pembeli berminat membeli produk makanan tersebut.

Oleh sebab itu, merancang dan membuat sebuah kemasan niscaya membutuhkan keahlian tertentu. Sebab secara psikologis, sebuah kemasan haruslah dapat menarik hati calon pembeli.



Pengaruh Rona dalam Logo Kemasan

Salah satu unsur nan mampu membuat sebuah kemasan produk dan logo makanan menjadi menarik bagi pembeli ialah pemilihan rona nan digunakan. Rona secara tak langsung dapat memengaruhi alam bawah sadar seseorang dan mengubah emosinya. Dalam hal ini, seseorang nan tadinya tak berniat membeli, dapat jadi berubah pikiran dan lantas tertarik membeli produk itu.

Karenanya, seorang desainer produk paling tak harus paham makna dan imbas psikologis nan terkandung dalam sebuah warna. Sebab hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil desain, dan juga pada penjualan produk nan akan ia desain kemasannya.

Untuk menambah wawasan, penjabaran berikut tentang makna dan pengaruh psikologis nan dikandung oleh warna-warna nan ada semoga bisa menjadi sumber surat keterangan bagi Anda.



Merah

Merah ialah salah satu rona nan imbas psikologisnya sangat besar bagi setiap orang, tak memandang usia dan negara. Rona ini akan tampak paling menonjol dan menarik perhatian di antara warna-warna nan lain. Sebab itu, kemasan dan logo makanan jika Anda perhatikan, mayoritas niscaya menggunakan rona ini.

Warna merah bisa membuat seseorang jadi merasa bergairah, meningkatkan adrenalin, dan bisa membuat seseorang jadi ingin makan atau merasa lapar. Penggunaan rona merah juga membuat perubahan mood jadi lebih bersemangat, dan hal-hal nan berkaitan dengan cinta.



Oranye

Warna nan identik dengan buah jeruk ini memiliki imbas psikologis nan positif buat membangkitkan semangat dan kreativitas pada diri seseorang. Imbas lain dari rona oranye ialah menimbulkan kesan kesegaran, gairah bermain, dan keceriaan serta rasa riang.

Warna oranye kerap digunakan pada kemasan minuman. Sebab, imbas kesegaran nan ditimbulkannya itu. Selain rona merah, oranye ialah rona nan dominan digunakan dalam logo makanan.



Merah Muda

Warna merah muda akan sangat banyak ditemui saat hari valentin, atau di pesta pernikahan dan nan berhubungan dengan asmara. Rona ini identik pula dengan anak-anak gadis. Ini sebab rona merah muda memang merepresentasikan sifat feminin nan ada pada diri manusia.

Jika merah tua melambangkan gairah menggebu-gebu, merah muda ialah versi lembut dari rona merah tua. Ia mewakili perasaan cinta dan afeksi nan penuh kelembutan, bahkan sifat kekanak-kanakan.



Kuning

Selain merah, rona kuning ialah rona nan paling mampu menarik perhatian manusia. Mungkin itu alasannya mengapa lampu lalu lintas menggunakan rona kuning sebagai peringatan buat waspada. Namun, terlalu banyak menggunakan rona kuning dalam mendesain sebuah kemasan pun bisa membuat imbas nan kurang baik, karena kesan nan ditangkap secara psikologis dari penggunaan rona kuning ialah rasa lelah.

Penggunaan rona kuning nan seperlunya dan tak hiperbola akan menimbulkan kesan nan mirip dengan kesan rona oranye, yaitu ceria; hangat, seperti rona nan dipancarkan matahari; dan bahagia.



Hijau

Seperti layaknya rona pepohonan dan tumbuhan, rona hijau akan menimbulkan kesan segar dan hidup. Efeknya secara psikologis dapat menimbulkan ketenangan. Belakangan ini, dengan gencarnya kampanye Go Green nan kerap dilancarkan oleh aktivis lingkungan hidup, rona hijau banyak digunakan menjadi rona dasar dari desain leaflet atau brosur kampanye tersebut. Untuk logo makanan, rona hijau cukup banyak digunakan.



Biru

Warna bahari dan langit ini banyak disukai oleh orang, dan digunakan oleh banyak desainer menjadi rona produk nan mereka rancang. Khususnya, dalam bidang konveksi dan rokok nan terkait dengan lelaki.

Efek psikologis dari penggunaan rona biru antara lain ialah menimbulkan ketenangan, sama efeknya seperti jika kita melihat laut. Rona biru pun merepresentasikan wibawa, kesuksesan, dan kekuatan.

Logo perusahaan banyak nan mengambil biru sebagai rona dasar, namun buat logo makanan, tampaknya biru agak sedikit sporadis digunakan. Untuk minuman mungkin lebih banyak menggunakan rona biru, karena melambangkan kesegaran.



Ungu

Banyak nan mengatakan bahwa ungu merupakan rona nan melambangakan status seorang wanita nan sudah tidak lagi bersuami, alias janda. Entah dari mana awal dari julukan ini, namun nan jelas ungu tak ada hubungannya dengan rona favorit para janda. Rona ini malah menimbulkan kesan mewah dan derajat bangsawan.

Efek psikologis lain dari rona ungu ialah kesan misterius nan ditimbulkannya, kecerdasan, dan fantasi. Untuk kemasan logo makanan, rona ungu misalnya digunakan oleh produk permen cokelat bergengsi. Selain itu, sebuah film produksi Hollywood nan menampilkan rona ungu pada sosok seorang wanita kuat dan misterius bernama Violet, alias ungu.



Cokelat

Warna cokelat kerap juga digunakan sebagai rona logo makanan. Sebab, rona ini memancarkan kesan psikologis nan hangat dan manis, serta setia. Rona ini juga melambangkan rona dari sebagian besar penganan kecil nan manis dan lezat, semisal roti dan permen cokelat.



Hitam

Warna hitam ialah rona nan melambangkan keteguhan, sifat klasik, atau bahkan elegan. Rona pekat ini lebih banyak digunakan sebagai rona dasar, karena sifatnya memang sedikit fundamental. Artinya, hitam bisa dikombinasikan dengan berbagai rona terang lainnya, tanpa terlihat aneh atau tak cocok.

Sebagai rona dasar dari logo makanan, rona hitam tampaknya bukanlah pilihan favorit. Namun, ada juga kemasan logo makanan nan menggunakan rona hitam, yaitu permen cokelat atau dark chocolate .



Pengaruh Budaya Setempat dalam Pembuatan Logo Makanan

Selain nan telah dijabarkan tentang imbas psikologis nan ditimbulkan oleh rona dalam logo makanan, pengaruh budaya dan Norma dari masyarakat setempat pun sangat patut jadi pertimbangan dalam pemilihan rona buat kemasan.

Misalnya, di beberapa daerah, rona putih dapat jadi merupakan perlambang pernikahan dan suka cita. Namun, di daratan China, rona putih ialah rona nan melambangkan situasi belasungkawa. Seperti juga rona hitam nan buat beberapa negara ialah rona duka cita, namun di negara lain ialah rona busana sehari-hari.

Untuk rona merah, sepertinya semua sepakat buat menobatkan rona ini sebagai rona nan paling menarik. Tidak hanya bangsa China saja nan menghubungkan rona merah dengan hongshui baik dan kemakmuran, namun hampir semua negara menyepakati hal ini.

Coba Anda perhatikan kemasan dan logo makanan nan berasal dari negara Tirai Bambu itu, niscaya didominasi oleh rona merah. Demikian juga logo dari restoran waralaba ayam goreng terkenal asal Amerika. Penguasaan warnanya ialah merah, bukan?

Jadi, memerhatikan hal-hal nan sedang disukai, dan menjadi idola pada masyarakat setempat pun akan banyak bermanfaat dalam membuat kemasan dan logo. Hal ini telah terbukti bisa menarik perhatian dan simpati pembeli pada produk nan sedang dijual. Bahkan, bisa menimbulkan kefanatikan pada produk itu serta membawa gambaran positif dari produk nan Anda untuk desainnya.

Jadi, jangan sepelekan budaya setempat dan imbas psikologis dari rona pada logo makanan nan Anda buat.