Pemeriksaan Tuberkulosis

Pemeriksaan Tuberkulosis

Beberapa waktu lalu Indonesia pernah menjadi tuan rumah sebuah workshop tentang tuberkulosis yang diikuti oleh 11 negara anggota WHO South East Asia Region. Dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah bukan tanpa alasan. Indonesia ialah salah satu negara nan memiliki permasalahan serius dengan tuberkulosis diantara 22 negara lainnya.

Bayangkan saja, sekitar 450.000 kasus tuberkulosis terbaru ditemukan per tahunnya. Dan Indonesia menjadi penyumbang kasus-kasus baru tersebut.Penyakit ini sudah ada sejak dahulu. Endemi penyakit ini terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Faktor kebersihan lingkungan dan pola hayati nan kurang sehat menjadi salah satu pemicu munculnya bibit-bibit tuberkulosis di negara nan sebagian besar wilayahnya telah melakukan pembangunan ini. Tingkah laku manusia nan menyukai perubahan terutama ke arah modernisasi selanjutnya menjadi tongkat estafet bagi perkembangan bakteri tuberculosis.

Untuk menciptakan maha karya pembangunan nan luar biasa, banyak huma hijau dan sumber penghidupan alami lainnya dikorbankan. Dengan membabat habis sumber-sumber tersebut, sinar matahari tak bisa terserap dengan baik di muka bumi Indonesia.

Akibatnya, banyak virus dan bakteri berkembang. Manusia pun membangun hunian nan mengusung konsep adem agar terhindar matahari. Dalam loka nan sporadis terkena sinar matahari, bakteri tuberculosis mudah beranak pinak.



Gejala Tuberkulosis

Dengan mengenali gejala tuberculosis sejak dini, berarti Anda sudah berusaha menghindari penyakit nan disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis ini. Gejala nan sering ditunjukkan oleh penderita biasanya mirip dengan gejala batuk dan pilek biasa. Maka seringkali gejala nan berulang itu luput dari pengamatan kita.

Diantara gejala-gejala tubuh nan terinfeksi bakteri tuberculosis atau TBC yaitu :



1. Batuk

Pada penderita TBC, batuk nan sering terjadi ialah batuk kering dan berdahak. Iritasi nan melingkupi bronchus membuat penderita mengalami radang. Produksi radang berupa lendir nan mengering itulah nan membuat tenggorokan bergejolak dan segera ingin mengeluarkan isinya. Bagi penderita dengan jumlah bakteri tuberculosis nan meningkat, batuk nan dihasilkan lambat laun akan menjadi batuk darah. Karena sputum atau produksi lendirnya telah menekan pembuluh hingga pecah.



2. Demam

Gejala demamnya mirip influenza. Demam naik dan turun dengan suhu terpanas hingga mencapai 410 celcius. Demam ini akan terus menghantui penderita TBC. Daya tahan tubuh penderita dan taraf infeksi tuberculosis menjadi faktor nan timbul tenggelamnya demam.



3. Nyeri dada

Hal ini bisa terjadi pada tubuh pasien tuberculosis ketika radang saat batuk tadi sudah sampai ke pleura atau selaput tipis nan membungkus paru-paru. Kalau sudah mengalami fase ini, pasien terserang penyakit baru nan dinamakan pleuritis atau radang pleura.



4. Sesak nafas

Dalam kondisi sesak nafas, peradangan dalam rongga pernapasan baru sampai setengah paru-paru. Biasanya gejala ini terjadi pada fase penyakit tuberculosis lanjutan.



5. Malaise

Gejala ini akan mengikuti gejala-gejala lainnya. Penderita TBC akan merasa tak berselera makan bahkan sampai mengalami anoreksia atau gangguan pola makan, penurunan berat badan nan drastis, nyeri pada bagian-bagian otot tertentu, badan menggigil dan mengeluarkan keringat terutama pada malam hari, dan sakit kepala.



6. Atelektasis paru-paru

Ini ialah kondisi dimana penderita penyakit tuberculosis mengalami sianosis atau kebiruan pada kulit tubuh, kemudian menjadi sesak nafas, dan akhirnya kolaps paru-paru dampak banyaknya timbunan gas dalam rongga pleura.

Dada penderita TBC memperlihatkan tak ada gerakan turun naik saat bernafas sehingga menyebabkan jantung terhempas ke bagian nan sakit. Diafragma kemudian menonjol ke atas.Sementara, gejala pada anak-anak lainnya ialah munculnya benjolan di sekitar leher, lipat paha dan ketiak.

Tuberkulosis adalah penyakit menular nan perlu Anda waspadai selalu, terutama jika Anda berada dalam loka pengap, lembab dan sedikit cahaya nan masuk. Penularan dalam berbagai kasus sering terjadi melalui udara. Tetesan air ketika penderita bersin, menguap atau batuk dapat saja lompat ke tubuh orang lain dan terhirup bersamaan dengan tarikan nafasnya.

Dahak nan dikeluarkan penderita juga dapat jadi mediator berpindahnya bakteri tuberculosis.Bakteri tuberculosis akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh orang dengan daya tahan tubuh nan lemah. Namun, tak menutup kemungkinan bakteri tersebut menyerang mereka nan memiliki daya tahan tubuh kuat.Jumlah bakteri tuberculosis nan banyak mempengaruhi cepatnya penyakit TBC berjangkit.



Pemeriksaan Tuberkulosis

Setelah Anda menemui gejala-gejala seperti di atas, segeralah melakukan inspeksi menyeluruh di rumah sakit. Inspeksi buat pasien nan diduga terinfeksi bakteri tuberculosis akan melalui beberapa termin seperti:



1. Inspeksi fisik

Dokter akan memperhatikan berat badan, kulit nan pucat sebab anemia, suhu tubuh, bentuk mata, suara nafas.



2. Inspeksi radiologis

Pemeriksaan nan dilakukan pada daerah dada ini difungsikan buat melihat lokasi lesi tuberculosis yaitu suatu jaringan abnormal nan disebabkan oleh adanya infeksi bakteri tuberculosis. Bentuk lesi menyerupai bercak-bercak awan tidak beraturan. Jika ada jaringan ikat maka lesi akan berubah menjadi tuberkuloma atau lapisan awan nan memiliki batas berwarna hitam.



3. Inspeksi laboratorium

Terdapat serangkaian tes dalam termin ini, yaitu:

  1. Tes darah. Tes ini berfungsi melihat jumlah leukosit dalam darah. Namun, tes ini terkadang tak seksama sebab sering didapati antibody atau gama globulin nan meningkat, kurang darah ringan, dan kadar natrium dalam darah nan menurun. Dalam kondisi ini pasien dapat dinyatakan tak terinfeksi bakteri tuberculosis.
  2. Tes sputum. Lendir pasien akan diteliti buat mengetahui ada tidaknya bakteri tuberculosis. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien dianjurkan buat minum air putih sebanyak 2 liter dan diminta buat batuk. Atau jika pasien tak terlalu reflek dalam batuk, dapat dibantu dengan pemberian obat mukolitik ekspektoran dan atau inhalasi larutan garam hipertonik. Selanjutnya tes dilakukan dengan melihat lendir pada mikroskop biasa atau mikroskop berfluorensasi. Selain itu, tes resistensi obat juga diadakan setelahnya. Tes sputum jauh lebih seksama dari ketiga tes nan dilakukan di laboratorium.
  3. Tes tuberculin. Tes ini disebut juga tes mantoux yaitu dengan menyuntikkan tuberculin sebanyak 0,11 cc dengan kekuatan pertengahan. Tuberculin ialah protein nan diambil dari bakteri mycobacterium tuberculosis. Pasien nan terinfeksi bakteri tuberculosis akan menunjukkan reaksi mantoux hampir 99,8. Namun, tes ini seringkali mengelabui kita sebab kurang akuratnya data pada alat.


Jenis-Jenis Tuberkulosis

Ada dua tipe tuberculosis nan wajib Anda ketahui sebelum memutuskan buat memeriksakan diri ke dokter.



1. Tuberkulosis primer

Infeksi bakteri tuberkulosis dalam tipe ini terjadi jika penderita belum merespon secara spesifik terhadap kemunculan bakteri. Bakteri nan terlanjur terhirup masuk ke dalam saluran pernafasan hingga sampai ke alveoli nan merupakan pemberhentian saluran respirasi.

Bakteri kemudian akan segera ditangkap dan dimusnahkan oleh makrofag, yaitu sel darah putih nan berada dalam alveoli. Kondisi makrofag tak selamanya kuat. Jika ia dalam keadaan melemah maka bakteri tuberculosis siap menerkamnya.

Kemudian, bakteri akan melanglang buana ke kelenjar getah bening regional dan membentuk epiteloid granuloma, yaitu benjolan-benjolan mirip kutil kecil sebagai dampak adanya infeksi. Selanjutnya, infeksi nan sistemik pun terbentuk. Bakteri melanjutkan perjalanannya melalui saluran limfe dan berakhir di salah satu organ.



2. Tuberkulosis sekunder

Lanjutan tuberkulosis utama ialah mengendapnya bakteri-bekteri tersebut. Hanya sebagian kecil saja nan masih hayati dan akan aktif kembali jika daya tahan tubuh penderita melemah. Tidak hanya itu, kembali aktifnya bakteri-bakteri tuberculosis dapat juga terjadi sebab penyakit diabetes mellitus, masuknya alkohol, silikosis atau infeksi silica bebas (SiO2) dalam tubuh dan virus HIV AIDS nan bersarang dalam sel tubuh.

Itulah informasi seputar tuberkulosis. Semoga berguna bagi kita semua.