Penyakit Diare

Penyakit Diare

Epidomiologi merupakan sebuah cabang ilmu kesehatan nan mempelajari mengenai sistem penyebaran suatu penyakit, serta mempelajari juga faktor-faktor nan mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh sebab itu, epidemiologi pada dasarnya dapat berkenaan dengan penyakit apa pun, salah satunya ialah diare, yaitu epidemiologi diare .



Bakteri Pembawa Diare

Bakteri memang terkenal sebagai biang keladi pembawa penyakit, salah satunya ialah bakteri Ecoli ( e-coli bacteria ). Nama lengkap dari bakteri ini ialah Escherichia coli . Meski namanya sangat bagus namun bakteri ini ternyata membawa penyakit diare nan membahayakan terhadap tubuh manusia.

Bila dilihat menggunakan mikroskop, bakteri ini terlihat berwarna merah. Ia tak mempertahankan zat rona asalnya pada saat proses pengidentifikasian bakteri dilakukan. Proses pengidentifikasian bakteri biasa disebut pewarnaan Gram.

Bakteri Ecoli biasa berdiam di dalam usus besar manusia. Bentuknya mirip batangan dan berwarna netral. Atau cenderung transparan. Bakteri ini memang terbagi menjadi dua kategori, bakteri berbahaya dan tak berbahaya. Bakteri Ecoli nan berbahaya ialah jenis Ecoli O157:H7. Bakteri ini bisa menyebabkan diare pada orang nan terjangkitinya.

Pada saat seseorang terjangkiti oleh bakteri Ecoli ini, saat itulah proses epidemiologi diare sedang terjadi.



Penyakit Diare

Penyakit diare bukanlah merupakan murni masalah kesehatan. Diare timbul sebab banyak faktor dari penumpukan masalah nan ada. Yang melibatkan bidang sosial, kesehatan, dan perekonomian.

Umumnya penyakit diare memiliki daerah epidemic di kebanyakan daerah dan wilayah kumuh. Tentu saja ini melibatkan masalah sosial. Mengapa orang mau bertahan tinggal di daerah dan wilayah kumuh, hal ini berkaitan dengan masalah ekonomi. Karena terpaksa tinggal di daerah tersebut dampak keterbatasan ekonomi. Kemudian buat mengatasi penyakit diare nan muncul, akan melibatkan masalah kesehatan. Dengan menerjunkan sejumlah paramedis, pakar kesehatan dan juga dokter tentunya.

Sehingga diare juga bisa dikatakan sebagai masalah sosial, masalah kesehatan, masalah ekonomi dan juga masalah gaya hidup. Karena pada orang nan bahagia mengkonsumsi alcohol dalam keadaan perut kosong, juga rentan terkena diare. Sementara minum alcohol merupakan sebagian gaya hayati nan dijalani oleh sebagian orang.

Penyakit diare ini bisa dikatakan sebagai masalah nan menuntut buat dimasukkan dalam agenda pemerintah dalam penanganannya. Diare merupakan salah satu penyakit nan hingga sekarang masih sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia.

Penyakit ini menyerang sistem pencernaan manusia. Ditandai dengan perubahan tekstur feses atau kotoran menjadi lebih lembek dan cenderung cair. Frekuensi buang air besar pun menjadi meningkat, itu disebabkan sebab rasa sakit di perut nan telah terinfeksi bakteri Ecoli tersebut.

Bila sudah begitu, akibatnya kondisi tubuh akan melemah sebab cairan tubuh terbuang dalam jumlah nan sangat banyak dan dalam frekuensi waktu nan juga sering.



Epidemiologi Diare

Secara sederhana pengertian epidemiologi diare ialah ilmu nan mempelajari bagaimana penyakit diare itu menyebar dan menjangkiti manusia. Epidemiologi diare atau penyebaran diare sebagian besar disebabkan sebab faktor lingkungan dan sanitasi nan buruk.

Lingkungan nan mengakibatkan timbulnya diare dapat berhubungan dengan masalah air dan tanah, berjangkitnya lalat, serta tangan nan tak bersih. Dan semua faktor kebersihan nan tak standar.

Lingkungan nan tak higienis tersebut dapat menjadi pemicu munculnya bakteri-bakteri penyebab diare dalam tubuh manusia. Berikut ialah epidemiologi atau sistem penyebaran diare pada manusia.

1. Air

Air nan kita gunakan buat keperluan sehari-hari pun, apabila memiliki baku kebersihan nan minim, juga bisa membawa bibit bakteri masuk dalam perut dan berdiam di usus besar. Akibatnya, bakteri pembawa diare itu dengan leluasa menyebar ke seluruh bagian usus manusia dan menginfeksinya.

Menggunakan air higienis dalam kehidupan sehari-hari ialah mutlak. Baik buat pemakaian air minum, keperluan memasak, maupun buat kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci baju dan piring, dan sebagainya.

2. Tanah

Tanah meski banyak manfaatnya, namun tak dipungkiri bahwa tanah juga kotor.

Tanah memang kotor. Sepertinya itu sudah merupakan kodrat nan diberikan Tuhan kepadanya. Tanah nan kotor tersebut sudah tak diragukan lagi bisa mengantarkan bakteri Ecoli menuju perut. Untuk menghindari itu, biasakan mencuci bahan makanan nan akan dimasak dengan higienis sebelum dikonsumsi.

3. Tangan

Setelah air dan tanah, hal lain nan dapat ikut membantu penyebaran diare pada manusia ialah tangan manusia itu sendiri. Tangan nan kotor beresiko mengandung banyak kuman dan bakteri. Kedua jenis mikro organisma tersebut bisa sembunyi di bawah kuku nan kotor serta lipatan-lipatan buku-buku jari tangan.

Karena itu Norma mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan melakukan majemuk aktivitas tampaknya masih tampaknya masih ampuh mencegah kehadiran bakteri dalam usus.

Dan buat lebih paripurna lagi, maka bukan hanya cukup dengan mencuci tangan saja. Anda perlu juga menggunakan sabun buat mencuci dan membasmi tuntas kuman dan bakteri nan mampir di tangan Anda. Karena sabun terbukti cukup efektif membunuh kedua organisma tersebut.

4. Lalat

Hewan nan satu ini sepertinya memang menjadi 'teman akrab' bagi para bakteri. Sebaliknya, ia menjadi musuh bagi para manusia. Lalat memang memiliki Norma nan aneh menurut manusia, ia lebih bahagia hinggap di tempat-tempat kotor. Kotoran nan menempel pada kakinya, kemudian menempel pada makanan.

Bakteri nan menyebabkan penyakit diare sangat menyukai tempat-tempat nan memang kotor. Mereka akan tumbuh dan berkembang biak di sana. Epidemiologi diare memang tak seperti penyakit pernafasan nan dapat menular melalui udara. Walaupun kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh kuman dan bakteri.



Bahaya Diare

Diare nan di dalam bahasa Inggris ialah diarrhea, yakni penyakit nan ditunjukkan berubahnya tinja (feses) berubah melembek, dan kadang-kadang cair. Seseorang dikatakan terkena diare apabila dalam dua puluh empat jam sedikitnya mengalami tiga kali diare.

Gejala generik lainnya nan ditunjukkan oleh orang nan menderita diare adalah, rasa mulas luar biasa pada perut nan dibarengi dengan mencret tadi. Kadang-kadang dibarengi dengan rasa mual, muntah, pusing dan pucat pasi pada wajah. Gejala lain nan sering muncul ialah rasa pegal di punggung serta bunyi-bunyi di perut.

Pada negara-negara berkembang, diare ialah penyakit nan cukup ditakuti. Karena bisa mematikan. Setidaknya hampir 2,6 juta orang per tahun mengalami kematian dampak terjangkit diare. Dan umumnya menyerang balita nan sangat rentan terhadap bibit penyakit.

Bahaya-bahaya dampak adanya epidemiologi diare lainnya adalah:

  1. Mencret. Ditandai dengan feses nan lembek. Apabila frekuensi mencret ini lebih dari tiga kali dalam 24 jam, maka harus diwaspadai dan perlu mendapat pertolongan cepat buat menghentikan diare tersebut.
  2. Dehidrasi. Pada frekuensi eksklusif setelah terjadi diare, biasanya pasien akan merasakan kehilangan cairan tubuh nan parah. Pasien atau korban mengalami rasa haus nan sangat
  3. Gangguan pencernaan. Untuk taraf agresi diare lebih lanjut, pasien atau korban bisa mengalami gejala gangguan pencernaan.
  4. Diare pun menjadi penyebab penyakit lain nan lebih serius. Seperti kolera, botulisme dan disentri.
  5. Diare juga ternyata pengindikasi bagi penyakit lain seperti radang usus buntu.