Pengaruh Modernisasi
Sejak dulu, Indonesia terkenal dengan seni ukirnya, terutama seni ukir kayu, misalnya, seni ukir kembang khas Jepara nan cukup terkenal di global internasional. Bahkan, ukiran khas Jepara kabarnya menjadi komoditas ekspor cukup menjanjikan buat dijadikan peluang bisnis. Sayangnya, industri rumahan ini tak mendapat subsidi dari pemerintah sehingga usaha mereka bunga kempis seperti kerakap tumbuh di atas batu. Padahal industri kreatif lainnya justru sedang tumbuh dan berkembang.
Pada akhirnya ketika industri rumahan seperti ini tak mendapat donasi dan pembinaan dari pemerintah, lambat laun akan dilanda kesulitan dan tidak dapat bersaing dengan pengusaha menengah dan besar. Padahal sekali lagi, dari sisi kreatif ukiran kembang misalnya, para pengrajin rumahan ini justru lebih baik. Namun dari sisi kualitas ukiran, hasil pabrikan nan menggunakan mesin terlihat lebih halus.
Ukiran Bunga Dari Jepara
Jepara terkenal dengan seni ukirnya, terutama ukiran kembang . Kerajinan ukir mebel khas Jepara ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan karakteristik khas masing-masing. Pusat perdagangan seni ukir Jepara dengan motif kembang biasanya terdapat di daerah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan, dan Pemuda. Di kawasan inilah akan dengan mudah kita menemui para pengrajin baik nan perorangan dan dikerjakan di rumah-rumah, maupun nan telah terorganisasi membentuk kelompok usaha.
Hampir setiap perajin di daerah tersebut cukup pakar dalam membuat ukiran kembang pada mebel mereka, mulai dari kembang sepatu, kembang matahari, kembang anggrek bahkan motif kembang edelweis nan pengerjaannya sulit sebab bentuknya kecil-kecil dan rumit. Namun bila anda menyenanginya, mebel dengan ukiran kembang edelweis ini pun bisa dipesan dan dikerjakan dengan baik di wilayah ini. Apabila anda mau meluangkan waktu dengan mendatangi satu demi satu pengrajin rumah ukiran kembang Jepara ini, kalau bernasib baik akan mendapatkan harga lebih murah dengan kualitas ukiran nan lebih halus dan detail.
Selain terkenal dengan industri mebelnya nan diukir, Jepara menghasilkan kerajinan patung kayu dan ukiran, kerajinan rotan, tenun ikat troso, seperti sarung, sprei, gorden, dan bahan pakaian nan terbuat dari sutra atau katun nan diberi motif ukiran khas Jepara, yaitu bunga. Motif kembang baik dalam bentuk ukiran maupun nan telah diaplikasikan ke dalam bentuk kerajinan lainnya, memang telah demikian dikuasai dan menjadi karakteristik khas para pengrajin di Jepara. Tak diketahui dengan niscaya dari mana sebenarnya pertama kali masyarakat Jepara terutama nan berada di kawasan Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan, dan Pemuda ini mendapat pengetahuan cara mengukir dengan bentuk ukiran bunga.
Namun ketika ditelusuri hanya sampai pada informasi bahwa mereka mendapat pengetahuan dan keterampilan membuat ukiran kembang tersebut dari orang tuanya, orang tuanya dari orang tuanya lagi begitulah seterusnya. Ringkasnya, keterampilan masyarakat Jepara dalam membuat ukiran kembang ini didapat secara turun-temurun dan sudah berumur ratusan tahun. Jadi, boleh jadi para pengrajin muda nan sekarang ini membuat kerajinan ukiran kembang ini sudah masuk generasi keempat atau kelima.
Bagi masyarakat Jepara, keterampilan membuat ukiran Jepara tak semata-mata menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, tapi juga semacam tradisi nan harus tetap dilestarikan. Tidak mengherankan sekalipun usaha ukiran kembang di Jepara ini seringkali menghadapi situasi pasang dan surut, tapi para pengrajin tak pernah benar-benar meninggalkan tradisi ukiran kembang ini dan beralih menekuni profesi lain. Kalaupun ada, hanya bersifat sementara dan dilakuka satu dua orang. Semestinya kepatuhan dalam memegang tradisi ukiran ini mendapat respon nan baik terutama dari para pengusaha nasional, baik dengan cara memberi tambahan modal, membantu pemasaran maupun memberikan keterampilan dalam mengembangkan ukiran kembang ini baik dalam bentuk variasi ukiran maupun kualitas ukiran itu sendiri, sehingga tak kalah bersaing baik harga maupun hasil ukiran dibanding dengan hasil pabrikan.
Produk Andalan Jepara
Industri mebel dan kerajinan ialah produk nan diandalkan di kota Jepara ini. Industri ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Jepara meskipun bunga kempis sebab kurang promosi dan tak menerima donasi dari pemerintah. Masyarakat Jepara berjuang mempertahankan budaya leluhurnya dengan cara sendiri. Mau makan atau tidak, seni ukir khas Jepara harus dipertahankan. Inilah pentingnya idealisme dalam hidup. Kita tak akan kehilangan jati diri. Dan masyarakat Jepara telah membuktikannya dalam wujud konkret yaitu mempertahankan seni ukiran kembang khas Jepara, sehingga sampai sekarang masih dapat kita lihat hasil dan eksistensinya. Sungguh sebuah sikap dan idealisme nan patut mendapat apreasiasi dari semua kalangan.
Pengaruh Modernisasi
Arus modernisasi sudah semakin mengobok-obok pemikiran kita. Bahkan, pola pikir orang desa. Sedikit sekali masyarakat kita nan peduli pada seni ukir. Layaknya pemikiran modern nan terkotak-kotak, seni ukir nan meliuk-liuk seperti pemikiran tradisional mulai ditinggalkan. Misalnya, furniture rumah tangga. Orang modern lebih suka sofa atau meja modern daripada meja berukir atau kursi berukir. Ini menandakan bahwa pemikiran kita sudah terkontaminasi luar biasa oleh budaya modern.
Barangkali, suatu hari seni ukir khas Jepara akan musnah jika pemikiran kita sebagai konsumen masih suka terkotak-kotak mengangap sesuatu nan tradisional itu antik dan ortodok. Sementara itu, para perajin di Jepara terus memproduksi tetapi tidak ada nan membeli. Lama-lama, mereka pun akan mengubah pemikiran sebab seni ukirnya sudah tidak laku. Kita pun akan kehilangan budaya agung tersebut.
Lalu, siapa nan harus kita salahkan jika sudah begini ? Pemerintah atau kita sebagai konsumen? Jika pemerintah sudah tak peduli dengan rakyatnya, kita sebagai rakyat harus peduli pada diri kita. Oleh sebab itu, mari kita kembali pada seni tradisional dengan menggunakan produk nan dihasilkan oleh kita sendiri. Tidak hanya mengunakan seni ukir buat menghiasi rumah, tetapi kita harus peduli pada kerarifan budaya lokal nan lain.
Seni ukir kembang khas Jepara, semestinya menjadi kebanggaan kita bersama sebagai masyarakat suatu bangsa dan bukan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Jepara sendiri. Memunculkan dan memupuk kebanggaan cinta terhadap produk negeri sendiri memang harus tetap digelorakan, jangan sampai pada suatu hari nanti, ketika kita membutuhkan model ukiran kembang Jepara harus mencarinya ke luar negeri, kepada para kolektor asing nan tentu saja harganya pun akan selangit dengan alasan karya lama dan sudah tak diproduksi lagi.
Baik ukiran maupun bahan nan dipergunakan, ukiran kembang Jepara memang tak sembarangan. Pada banyak produk, bahan bakunya ialah kayu jati nan kualitasnya baik, sehingga dapat tahan lama apalagi dapat merawatnya secara tepat. Karena berbahan standar jati nan baik, ukirannya dikerjakan secara manual dan diproduksi secara rumahan, mebel ukiran kembang dari Jepara harganya jauh lebih mahal dibanding dengan mebel instan hasil pabrik dari bahan nan sama. Sehingga konsumen selalu membanding-bandingkannya dan akhirnya memilih mebel hasil pabrikan sebab harganya lebih murah. Hal lain ialah sebab dikerjakan secara manual, seringkali finishingnya tak sesempurna hasil pabrikan.