Jenis –jenis marmut

Jenis –jenis marmut

Pernah melihat seekor marmut nan lucu dan imut? Tentu saja, saat melihat binatang mungil ini kita akan merasa ingin membelai bulu-bulunya nan halus. Binatang nan suka dibelai ini dapat hayati cukup lama lho, bahkan dapat sampai usia 10 tahun.



Tentang Hewan pengerat

Coba perhatikan binatang imut ini. Dia memiliki dua gigi depan nan cukup tajam. Rupanya, marmut merupakan salah satu jenis hewan pengerat. Hewan nan suka berteman ini sangat suka berkomunikasi. Salah satu cara berkomunikasi, yaitu dengan cara bersiul. Hal ini dilakukan pada saat bersama atau pada saat-saat genting dan adanya musuh nan mengintai.

Saat ini, hewan pengerat nan masih saudara dengan tupai populer menjadi binatang peliharaan di rumah. Tentu saja, wajahnya nan imut membuat siapa saja ingin memeliharanya. Terutama anak-anak. Namun, jika ingin memelihara marmut tetap saja harus hati-hati sebab binatang ini bisa kabur jika tak suka dengan lingkungan barunya. Oleh karena, marmut harus dibiarkan terlebih dahulu agar dia bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Binatang penyuka sayuran ini juga sangat mudah kaget apalagi jika mendengar suara nan keras. Oleh sebab itu, jika ingin berkomunikasi dengannya belailah bulunya dan ajaklah bicara dengan suara pelan dan lembut. Cara memegangnya pun harus sahih sebab jika tidak, binatang bermata jernih ini akan menggigit.

Anak-anak tentunya akan bahagia jika memiliki marmut nan sehat. Ternyata, buat menjaga kesehatannya, marmut juga memerlukan olahraga setiap hari.



Tips Merawat

Jika ingin membuat marmut berolah raga, maka dapat dibuat rintangan dari pipa, batu bata, dan lain-lain sebagai sarana olah raga buat marmut. Marmut sangat suka berlari-lari meloncati rintangan. Bahkan, ada juga marmut nan suka menyundul-nyundul bola kecil.

Anak-anak sangat suka membelai-belai bulu marmut nan lembut dan panjang. Namun, ternyata bulu marmut juga harus dirawat agar tak mudah rontok. Caranya dengan mengeramasi bulu marmut dengan shampo khusus.

Kulit marmut pun perlu dijaga agar terawat kelembabapannya sehingga diperlukan shampo spesifik buat anak kucing. Kuku marmut pun perlu diguntingi agar tak terlalu panjang. Kegiatan menggunting kuku marmut bisa dilakukan satu bulan sekali agar marmut tak kaget dan terbiasa.

Nah, marmut pun akan berpenampilan menarik dan tetap sehat. Tentu saja, anak-anak pun akan bahagia memiliki teman bermain nan lincah dan sehat. Kesehatan marmut pun perlu tetap dijaga agar terhindar dari penyakit.
Caranya dengan melalukan inspeksi rutin ke dokter hewan. Dokter hewan akan memeriksa marmut dengan teliti sehingga bisa cepat mendeteksi penyakit nan diderita oleh marmut. Nah, sudah siap kan memiliki dan memelihara marmut nan lucu, pintar, sehat, dan lincah?



Jenis –jenis marmut

Ternyata hewan pengerat ini mempunyai banyak saudara. Baik dari nan genus orisinil maupun jenis blasteran atau hasil persilangan dengan dua jenis nan berbeda.
Jenis hewan ini dapat dibedakan berdasarkan karakter bulunya. Berikut ini ialah macam-macam marmut nan ada di dunia.

  1. Skinny guinea pig

Jenis marmut ini termasuk unik dan langka. Bagaimana tidak, skinny guinea sama sekali tidak memiliki bulu di badannya, alias gundul. Kenyataan ini bukan sebab hewan ini terkena penyakit atau sengaja dicukur habis. Melainkan faktor genetiknya nan memang tidak memilik gen nan memproduksi bulu. Jadi nan terlihat hanya kulitnya nan belang-belang butih dan coklat. Namun uniknya pada kepala dan moncong masih ada sedikit bulu dan kumisnya. Guinea pig jenis ini masih sporadis dijumpai,harganya tentu mahal.

Hewan pengerat jenis ini harus dirawat dengan baik, sebab tidak memiliki bulu-bulu, tentu dia tidak boleh dibiarkan berlama-lama di luar rumah. Agar tidak kedinginan.
Demikian juga kandang hewan ini butuh banyak serbuk kayu, agar temperaturnya tetap hangat dan kering.

  1. American guinea pig

American guinea pig, merupakan jenis marmut nan banyak dipelihara. Mudah dibudidayakan, indukan betina sekali beranak dapat melahirkan hingga lima ekor. Karakter bulunya lebih cepak / pendek. Sedangkan Rona bulunya pun buat satu ekor ada banyak macamnya.

American Guinea pig ini banyak dijual di pasar, petshop. Harga jenis ini di pasaran sangat murah, satu ekor dapat anakan antara Rp. 5000 – sampai Rp. 15000, sedangkan indukan siap kawin satu pasang rata-rata Rp. 80.000,- saja.

Selain dibudidayakan sebagai hewan peliharaan, juga kerap dijadikan sebagai hewan konsumsi. Ada sebagian masyarakat menjadikan hewan ini buat dimakan. Bahkan di negara Amerika selatan, seperti Peru, Bolivia, Venezuela, masyarakat di sana getol makan daging guinea pig. Daging hewan ini memiliki kandungan protein nan tinggi, selain itu kadar lemaknya rendah. Lebih menyehatkan dari pada daging sapi dan daging kambing.

  1. Peruvian

Peruvian terkenal dengan bulu-bulunya nan indah, panjang seperti ramput manusia. Hewan ini dicari oleh penggemar guinea pig lantara estetika bulunya nan gondrong hingga sampai kaki. Jadi kalau hewan ini jalan, kakinya tidak terlihat.

Harga di toko hewan / petshop cenderung mahal, dari pada nan lain. Peruvian masuk dalam kategori marmut hias, nan dibudidayakan buat kepentingan contest.

  1. Abissyinan guinea

Abissyinan, merupakan jenis hewan nan hias nan memiliki spesifikasi pada bulunya nan lebat. Sisi keunikan marmut ini ialah pada karakter bulunya nan terbalik. Jadi bulu pada badannya membentuk ruas nan saling berseberangan.

Sedangkan warnanya cenderung polos dan dominan. Jika bulunya coklat, seluruh badannya diselimuti bulu coklat. Namun sayangkan jenis abissyinan belum banyak dibudidayakan. Jadi harganya mahal, pada level petshop.

  1. Teksel / ikal

Hewan pengerat ini masuk dalam kategori hewan hias, seperti abissyinan dan Peruvian. Namun nan dibedakan pada jenis teksel, ialah pada karakter bulunya nan panjang dan ikal atau berombak kecil-kecil
Sedangkan ukuran badan hampir sama dengan jenis lain. Tapi lebih besar dari pada jenis American. Di Indonesia sudah ada nan sukses menernakan jenis teksel.



Tips budidaya marmut

Membudidayakan hewan pengerat ini sebenarnya cukup mudah. Terperlu menyediakan kandang nan luas dan perhatian nan serius. Sebenarnya juga kalau marmut dibiarkan liar dan hanya diberi makan cukup pun mereka dapat beranak pinak dengan sendirinya.

Namun itu buat jenis marmut local saja, sedangkan jenis marmut kontes perlu perhatian dan penanganan khusus, agar menghasilkan anakan nan berkwalitas baik.
Berikut ini sedikit tips budidaya marmut impor / hias.

  1. Pemilihan indukan

Pilihlah indukan nan siap dikawinkan, minimal usianya 5 bulan keatas. Cari nan indukan tidak terlalu tua maupun tidak terlalu muda. Membedakan indukan jantan dan betina pada marmut cukup mudah, tinggal Anda memeriksa kelaminnya, saja. Jika ada tonjolannya itu berarti jantan, sedangkan betina tidak ada tonjolannya.
Guna mempertahankan jenis pada keturunan, sebaiknya pilih dari indukan nan sama. Misalnya betina dan jantan dari jenis Abissyinan guinea, jangan kawinkan dengan jenis lain. Nanti akan akibatnya akan menurunkan nilai jualnya.

  1. Kandang

Siapkan kandang spesifik buat perkawinan. Kandang ini dapat berupa boks kayu, boks plastik container atau kalau tidak ada cukup pakai ember besar nan bundar. Pada kadang sebaiknya dikasih serbuk kayu, fungsinya agar kandang tetap kering dan hangat.

Tempatkan kandang pada lokasi nan sepi, jauh dari hiruk pikuk orang dan suara-suara bising.

  1. Perkawinan

Masukan indukan jantan dulu, agar dia dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Selang tiga hari setelah sang jantan dimasukan di kotak, baru indukan betina. Indikasi jika kedua pasangan itu cocok, keduanya selalu berdekatan dan saling kejar mengejar. Biasanya masa perkawinan pada malam hari. Biarkan dua indukan itu selama tiga empat hari di kandang perkawinan. Setelah itu indukan betina dipisah ke kandang lain.

  1. Perawatan masa bunting

Masa bunting induk betina selama dua bulan. Selama masa bunting marmut betina sebaiknya diberi makanan nan cukup, berupa sayura, buah-buahan atau rumput-rumput. Demikian juga air minum harus tetap diberikan diwadah plastik.

Setelah dua bulan masa bunting, indukan betina dengan sendirinya melahirkan secara alamiah, dia melahirkan bayi-bayi kecil. Paska melahirkan sebaiknya indukan betina dan anak-anaknya jangan diusik-usik. Biarkan dia menyusui anakan-anakannya. Jika diusik-usik oleh manusia dan terganggu bisa-bisa induk betina tidak mau menyusui anakannya.

  1. Pembesaran

Setelah anak –anak marmut disapih dari induknya. Sebaiknya dipisah dikandang nan lain. Namanya kandang pembesaran, kandang ini spesifik buat membesarkan anakan marmut hingga siap dijual.
Demikianlah sekilas tentang marmut dan tips budidayanya. Semoga bermanfaat.