Pencegah dan Pengobatan Penyakit Diare

Pencegah dan Pengobatan Penyakit Diare

Menurut artikel diare Badan Kesehatan Global (WHO), diare ialah proses pengeluaran feces lunak atau cair nan berulang kali atau lebih dari tiga kali dalam sehari. Gejala infeksi percernaan ini biasanya disebabkan oleh bermacam-macam organisme seperti bakteri, virus dan parasit.

Infeksi ini bisa ditularkan melalui makanan, minuman atau air nan sudah terkontaminasi, dapat juga ditularkan dari orang nan sudah terjangkit diare kepada orang nan sehat sebab faktor sanitasi atau kebersihan lingkungan nan minim.

Diare nan sudah parah akan menyebabkan seorang pasien kehilangan banyak cairan, hingga kehilangan nyawa, khususnya pada anak balita dan orang nan kekurangan gizi atau dengan daya tahan tubuh nan rendah. Penyakit diare bisa disembuhkan asalkan kita tetap menjadi pasien buat tak kehilangan cairan terlalu banyak (dehidrasi) pada tubuhnya.

Pertolongan pertama pada penderita diare ialah dengan memberikan cairan oralit (berupa campuran air matang nan hyggienis, gula, dan garam dapur), diet makanan dan minuman bergizi (khusus balita tak menghentikan pemberian ASI), obat-obatan sinkron dengan resep dokter (biasanya diberikan tablet zink (adalah micronutrien esensial nan berguna bagi tubuh).

Ada tiga jenis diare, yakni sebagai berikut.

  1. Diare feces cair nan berlangsung selama beberapa jam atau hari dikategorikan penyakit kolera.
  2. Diare feses disertai darah nan dikenal dengan disentri.
  3. Diare akut nan berlangsung selama 14 hari atau lebih.

Banyak orang awam menganggap enteng penyakit diare ini, padahal jika tak sesegera mungkin ditolong tidak sporadis penderita terlambat ditangani sehingga menyebabkan kematian.

Dan kematian pada penderita diare pada awalnya hanya sebab kekurangan cairan nan hiperbola dari tubuh (dehidrasi) dampak pengeluaran feses nan tak normal dalam sehari.



Tingkat Kehilangan cairan tubuh pada Penderita Diare
  1. Awal kehilangan cairan tubuh nan gejala dan tanda-tandanya belum jelas.
  2. Dehidrasi taraf kedua yaitu sering merasa haus, gelisah dan mudah marah, elastisitas kulit menurun serta mata cekung.
  3. Dehidrasi akut (tingkat ketiga) dengan gejala keadaran mulai berkurang, sporadis buang air kecil (BAK), kedinginan, tangan dan kaki lembab, denyut nadi cepat dan melemah, tekanan darah rendah atau bahkan nyaris tak terdeteksi, kulit pucat, pasien mengalami shok.


Pencegah dan Pengobatan Penyakit Diare
  1. Makan dan minum makanan bergizi nan sudah dimasak dengan paripurna dan hygienis (tetap memberikan ASI ekslusif pada balita)
  2. Meningkatkan kebersihan lingkungan loka tinggal sekitar.
  3. Mengetahui cara pencegahan, pemularan dan pertolongan pertama penyakit diare.
  4. Melakukan vaksin rotavirus.


Diare Kronik

Diare kronik atau keadaan penyakit diare nan sudah parah dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Pada dasarnya, penyebab sebuah penyakit pada diri manusia ialah manusianya sendiri. Mulai pola makan dan pola hayati nan tak sehat serta keadaan lingkungan nan tak bersih. Berikut beberapa pengertian diare dan diare kronik.

  1. Diare ialah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja nan lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), bisa pula disertai frekuensi defekasi nan meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999 ).
  1. Diare ialah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO, 1980) .
  1. Gastroentritis (GE) ialah peradangan nan terjadi pada lambung dan usus nan memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996) .
  1. Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar nan tak normal atau bentuk tinja nan encer dengan frekuensi nan lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965) .
  1. Gastroenteritis ialah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal nan disebabkan oleh bakteri nan bermacam-macam,virus dan parasit nan patogen (Whaley & Wong’s,1995) .
  1. Gastroenteritis ialah kondisi dengan ciri adanya muntah dan diare nan disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995 ) .


Penyebab Diare

Penyebab penyakit diare pun demikian. Selayaknya bakteri, E.coli sangat menyenangi tempat-tempat kotor. Lingkungan sekitar dan bagian anggota tubuh kita nan kotor, seperti tangan, dapat menyebabkan bakteri itu ‘berdatangan’.

Maka dari itu, bukan suatu hal nan mengherankan bila kita sering melihat berbagai penyuluhan mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan berbagai aktivitas. Hal itu dirasa ampuh buat menghilangkan kuman dan bakteri nan menempel pada tangan.

Selain faktor lingkungan nan tak bersih, pola makan dan hayati nan ‘berantakan’ dapat mengakibatkan bakteri Ecoli menyerang sistem pencernaan manusia. Kebiasaan mengonsumsi makanan pedas, asam, dan makanan bersantan berlebihan, dapat mengakibatkan sistem pencernaan manusia, khususnya usus, menjadi tak baik.

Penyakit nan disebabkan oleh pola makan tak baik tak hanya maag, tetapi juga diare. Definisi diare secara resmi dari kacamata kesehatan ialah defekasi atau buang air besar nan jumlahnya melebihi biasanya, atau lebih dari 200 gram per hari.

Kotoran nan dikeluarkan pun cenderung mengandung lebih banyak cairan. Hal itu dapat menyebabkan tubuh manusia menjadi lemas sebab cairan tubuh tersebut hilang dengan mudah.

Air nan terkandung dalam makanan tak bisa terserap dengan baik oleh usus besar nan sedang terinfeksi. Akibatnya, kotoran atau feses nan dikeluarkan dari tubuh manusia juga menyertakan air. Bahkan, bila diare sudah berstatus kronik, feses nan dikeluarkan dapat bersamaan dengan darah.

Diare sebenarnya termasuk penyakit nan mudah disembuhkan. Bakteri Ecoli bukan termasuk bakteri nan ‘membandel’. Namun, penyakit diare dapat berubah ‘status’ menjadi kronik bila penderita mempunyai kandungan gizi nan kurang dalam tubuhnya. Gejala diare kronik atau mencret berdasarkan info dari artikel diare ialah tinja nan encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, nan kadang disertai:

  1. Muntah
  2. Badan indolen atau lemah
  3. Panas
  4. Tidak nafsu makan
  5. Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah bisa mendahului diare nan disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi dapat secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.

Selain itu, bisa pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

Diare dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

Diare seringkali disertai oleh kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan). Kehilangan cairan tubuh ringan hanya menyebabkan bibir kering. Kehilangan cairan tubuh sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi konkaf (pada bayi nan berumur kurang dari 18 bulan). Kehilangan cairan tubuh berat dapat berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.



Mengenal Diare Akut pada Anak

Apa itu sebenarnya diare akut pada anak? Bagaimana kita dapat memahaminya lebih jauh? Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik frekuensi atau jumlah buang air nan menjadi sering dan keluar dalam konsistensi cair daripada padat, maka itu ialah diare.

Diare akut menurut Cohen dalam beberapa artikel diare ialah keluarnya buang air besar sekali atau lebih nan berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid5 diare akut adalah diare nan terjadi secara mendakak pada bayi dan anak nan sebelumnya sehat.

Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan diare dengan ciri peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, bisa disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut nan berlangsung selama 3 – 7 hari. Definisi diare nan lainnya ialah sebagai berikut:

  1. Diare ialah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
  1. Menurut WHO (1980) diare ialah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
  1. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, bisa berwarna hijau atau bisa bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
  1. Diare Infeksius ialah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja nan encer sebagai dampak dari suatu infeksi.

Diare akut pada anak menurut artikel diare terjadi sebab infeksi bisa disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Dampak paling fatal dari diare nan berlangsung lama tanpa rehidrasi nan adekuat ialah kematian dampak kehilangan cairan tubuh nan menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik nan berlanjut.

Seseorang nan kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air nan isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah nan merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam nan disebut dengan pernapasan Kussmaul.

Gangguan kardiovaskuler pada termin hipovolemik nan berat bisa berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut pada anak juga bisa timbul aritmia jantung.