Kista Ovarium Dapat Menyerang Siapa Saja

Kista Ovarium Dapat Menyerang Siapa Saja

Kista ovarium ialah penyakit nan mengancam wanita. Namun sayangnya banyak nan menyamakan kista dengan mioma, padahal keduanya memiliki disparitas nan cukup mendasar. Kista ovarium merupakan benojolan nan di dalamnya berisi cairan. Cairan itu sendiri berasal dari indung telur atau ovarium. Sementara mioma merupakan benjolan padat nan berasal dari otot rahim, namun bersifat jinak.



Kenali Perbedaaan Kista Ovarium dan Mioma

Keduanya memiliki kandungan nan berbeda. Kista berisi cairan sementara mioma ialah jaringan padat. Keduanya sering tak terdiagnosis sebab umumnya berkembang tanpa adanya keluhan berarti dari pasien. Biasanya kista ovarium dan mioma baru diketahui ketika melakukan inspeksi kandungan di dokter spesialis kandungan.

Kista ovarium nan terbentuk biasanya akan hilang dengan sendirinya dan bukan merupakan hal nan luar biasa. Namun memang pada kasus-kasus eksklusif kista ovarium baru dapat hilang setelah melalui tindakan operasi.

Sementara itu, berbeda dengan kista ovarium, ada beberapa faktor nan menyebabkan terjadinya mioma. Misalnya saja perubahan gen, hormon, faktor keturunan, serta ras. Wanita berkulit hitam ternyata memiliki risiko lebih besar buat terkena mioma.

Khusus buat mioma kadang kala penderita mengalami beberapa gejala, misalnya saja waktu haid nan lebih panjang dan lama dibanding biasa. Mengalami pendarahan di luar masa haid dan juga nyeri haid saat datang bulan. Kadang juga diikuti dengan anemia, sulit buang air kecil, sembelit, kram perut, kemandulan, dan dapat juga berakhir dengan keguguran. Kista dan mioma umumnya bersifat jinak dan sangat sporadis berkembang menjadi kanker. Hal ini berbeda dengan kista ovarium.

Sedikit berbeda dengan mioma, kista ovarium bisa dialami seorang perempuan sebab beberapa hal, yaitu: mempunyai riwayat kista sebelumnya (kambuh), terlalu awal saat mengalami menstruasi pertama kali, adanya ketidakseimbangan hormon, siklus menstruasi nan tak teratur, ketidaksuburan, hingga peningkatan distribusi lemak tubuh bagian atas.



Kista Ovarium Dapat Menyerang Siapa Saja

Kista ovarium ini tak pandang bulu. Berapapun usia seorang wanita, semuanya memiliki risiko terkena penyakit ini. Anak-anak nan sedang mengalami pubertas hingga orang tua nan sudah menopause pun tak luput dari ancamannya.

Namun, kista ovarium memang paling banyak berkembang di usia fertile seorang wanita. Kista ovarium nan menyerang wanita ini beraneka ragam. Dalam arti memiliki jumlah bermacam-macam dan dengan ukuran nan bhineka pula.

Tiap orang punya risiko terkena sehingga harus lebih berhati-hati. Semakin dini dideteksi tentu semakin bagus, meski sangat sporadis ada kista nan kemudian berkembang menjadi kanker ovarium.



Jenis Kista Ovarium

Kista ovarium sendiri terdiri atas majemuk jenis. Beberapa di antaranya adalah:



1. Jenis Kista - Kista Fungsional

Kista jenis ini paling banyak dialami oleh kaum wanita. Kista ovarium ini biasanya disebabkan oleh perubahan nan terjadi saat proses ovelasi dan membentuk jaringan baru. Umumnya kista jenis ini akan menghilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu kemudian. Tidak ditemukan adanya keluhan pada penderita ini.



2. Jenis Kista - Kista Kistadenoma

Kista ovarium nan satu ini terbentuk dari sel lapisan luar pada ovarium. Meski umumnya bersifat jinak, kista ini dapat saja tumbuh membesar tanpa terkendali dan menimbulkan rasa nyeri nan mengganggu. Jika sudah begini, tak ada jalan keluar selain tindakan operasi oleh dokter.



3. Jenis Kista - Kista Dermoid

Kista ovarium ini cukup unik sebab terbentuk dari beberapa jaringan tubuh nan berbeda sekaligus dan terjadi pada kedua ovarium. Jaringan nan membentuknya ialah gigi, rambut, kulit, dan lemak. Umumnya, kista ini berukuran kecil dan tak menganggu sama sekali. Terkecuali jika sudah terlanjur membesar.

Kista ovarium ini menimbulkan keluhan sebab rasa tak nyaman. Dan bila ukurannya sudah cukup besar, jika diraba akan terasa adanya benjolan di bagian bawah perut. Permukaan kista licin sebab mengandung lemak sehingga memungkinkan suatu saat pecah sendiri.

Khusus kista ovarium jenis ini, membutuhkan tindakan operasi dan tak bisa hilang dengan sendirinya. Operasi nan dilakukan sekaligus mengangkat indung telur.



4. Jenis Kista - Endometrioma

Kista ovarium jenis ini terbentuk sebab adanya selaput lendir rahim nan berada di lapisan permukaan rongga rahim. Namun jika ada nan masuk ke dalam ovarium dan membentuk kista, disebut dengan endometriosis.

Kista ovarium ini sering menimbulkan rasa nyeri saat haid dan berhubungan intim. Selain operasi, cara mengatasinya ialah dengan mengonsumsi obat penghenti haid selama 3 hingga 6 bulan. Selama itu pula terus diadakan pengamatan buat memantau kondisi kista. Jika terus memiliki kesamaan buat membesar, maka harus dilakukan operasi. Karena jika dibiarkan akan menyebabkan kemandulan.



5. Kista Ovarium - PCO

PCO terjadi sebab adanya gangguan hormon sehingga tak terjadi ovulasi dengan sekumpulan gejala tertentu. Di dalam ovarium akan terbentuk banyak kista dalam ukuran kecil namun tak tergolong kista ovarium nan ganas.

Gejala kista ovarium jenis PCO antara lain timbulnya jerawat, tak mengalami haid dalam waktu nan panjang (misalnya hingga tiga bulan), bahkan kemandulan. PCO ini diobati dengan pemberian obat-obatan pengatur hormon agar terjadi keseimbangan. Namun, jika tak terjadi perbaikan, tindakan operasi pun terpaksa dilakukan buat mengatasinya.



Kista Ovarium - Deteksi dan Penanganannya

Sangat krusial bagi kaum wanita buat selalu meningkatkan kewaspadaan. Jika tiba-tiba mengalami nyeri haid misalnya, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Itu ialah salah satu tanda adanya ketidakberesan di dalam rahim, kista ovarium salah satunya.

Meski bukan penyakit asing bagi wanita, kista ovarium tetap saja membuat bergidik ngeri. Itulah salah satu kegunaan melakukan inspeksi rutin kepada dokter kandungan. Memang, kaum perempuan sering kali malas memeriksakan diri. Alasannya pun beraneka ragam. Padahal, berada di ruang periksa dokter kandungan itu tak akan memakan waktu lama. Hanya beberapa menit.

Namun ada banyak penyakit nan dapat dicegah jika kita selalu melakukannya. Minimal setahun sekali. Kista ovarium dan mioma dapat dideteksi keberadaannya dengan cara nan sama, antara lain melalui:



1. Deteksi Kista Ovarium - USG

USG ialah singkatan dari ultrasonography . Para kaum ibu tentu tak asing dengan alat ini. Tatkala Anda hamil, alat inilah nan digunakan buat mendeteksi keberadaan janin di dalam perut. USG sendiri bisa dioperasikan di perut maupun dimasukkan ke dalam vagina. USG bisa memberikan citra jelas tentang ukuran dan kista ovarium atau mioma.



2. Deteksi Kista Ovarium - HSG

HSG ialah metode inspeksi dengan menggunakan sinar X nan berguna buat meneteksi posisi kista ovarium dan mioma sekaligus memeriksa kondisi saluran telur. HSG sendiri merupakan singkatan dari Hysterosalpingography .



3. Deteksi Kista Ovarium - CT Scan/MRI

CT Scan merupakan peralatan nan canggih buat memeriksa secara detil organ di tubuh manusia. Mulai dari kondisi, posisi, dan ukurannya. Selama ini orang awam mengira CT Scan hanya digunakan buat memeriksa jika ada nan tak beres di kepala. Nyatanya, CT Scan pun bisa digunakan buat mendeteksi mioma dan kista ovarium.



4. Deteksi Kista Ovarium - Hysteroscopy

Ada cara lain nan bisa digunakan buat memeriksa kondisi rahim, apakah terdapat kista ovarium atau tidak, yaitu dengan memasukkan semacam kamera nan fleksibel ke dalamnya. Dari kamera itu akan diketahui apakah kondisi rahim seorang pasien baik-baik saja atau sebaliknya.



5. Deteksi Kista Ovarium - Inspeksi Darah

Seseorang bisa melakukan inspeksi darah dan diperiksa dengan alat nan bernama tumor marker atau penanda tumor buat mengetahui apakah Anda terkena kista ovarium atau tidak. Gunanya buat memperkirakan jenis tumor.

Pengobatankista ovarium sendiri bergantung pada ukuran dan keganasannya. Seperti nan sudah disinggung sebelumnya, ada kista nan hilang dengan sendirinya hanya dalam waktu beberapa minggu saja. ada pula nan membutuhkan tindakan operasi.

Operasi pada kista ovarium kadang bahkan berakhir dengan pengangkatan rahim. Namun, jangan terlalu takut, inspeksi secara rutin akan meminimalisir masalah ini. Jangan sungkan buat pergi ke dokter kandungan secara berkala. Ingat, ini demi kesehatan organ reproduksi Anda.