Motivasi Menggunakan Ganja

Motivasi Menggunakan Ganja

Ganja atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan cimeng berasal dari bahasa latin, Cannabis sativa syn Cannabis Indica, yang merupakan tumbuhan berserat. Ganja dikenal sebab kandungan narkotik nan terdapat pada bijinya. Dengan memakai ganja, pengguna akan mengalami euforia. Ganja dikenal juga dengan nama Mariyuana. Pada dosis eksklusif dan dalam supervisi seorang pakar medis, ganja memang bermanfaat. Namun ketika dipergunakan secara tak terkontrol dan di luar supervisi itulah nan menyebabkan pemakai ganja merasa ketagihan dan selalu merasa tak dapat menghilangan rasa ketagihan itu dalam pemakaian nan lama.

Ganja ialah bagian dari budaya Hippies nan pernah populer di Amerika Serikat. Daun ganja menjadi simbol dari kebebasan dan perlawanan, khususnya anak muda. Sementara di India, ganja dipakai buat melakukan proses ritual menyembah Dewa Shiva nan dilakukan dengan cara dihisap melalui pipa chilam ditambah dengan meminum bhang. Dan dewasa ini ganja termasuk salah satu barang haram nan banyak diselundupkan baik ke luar negeri maupun buat konsumsi di dalam negeri sendiri. Ini membuktikan bahwa nan menggunakan ganja memang semakin banyak dan harganya lebih murah dibanding obat-obatan jenis psikotropika lainnya.

Di Indonesia sendiri tanaman ganja bisa tumbuh dengan baik, terutama di daerah nan berhawa panas dengan kelembaban tinggi. Salah satu daerah penghasil tanaman ganja di Indonesia ialah Daerah Istimewa Aceh. Dalam sebuah penggerebekan nan dilakukan pihak kepolisian pernah didapat, tanaman ini ditanam di bukit-bukit diantara tanaman palawija. Pada ketinggian eksklusif tanaman ganja juga pernah ditemukan pihak kepolisian diantara tanaman tembakau. Di daerah pegunungan kawasan Garut, Jawa Barat, pernah pula ditemukan perkebunan ganja nan luasnya lebih dari satu hektar. Perkebunan ganja tersebut berada di tengah-tengah diantara perkebunan teh dan tembakau.



Kontroversi Ganja

Terjadi kontroversi dampak dan embargo menggunakan ganja. Hal ini beralasan sebab ganja dipakai buat hal nan bersifat negatif dengan sasaran anak-anak muda. Namun, ganja dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu nan bermanfaat. Misalnya, serat tanaman ini sudah dikenal manusia sebagai bahan buat membuat kantung dan bijinya dapat diolah menjadi minyak serta obat.

Di beberapa negara, penanaman ganja dilarang, seperti di Indonesia. Namun, di beberapa negara lain, penanaman ganja tak dilarang buat kepentingan memanfaatkan serat dan bijinya. Seperti telah disinggung sebelumnya buat wilayah Indonesia sendiri budidaya ganja terdapat di Provinsi Aceh. Saat menjelang musim kemarau, ganja biasanya siap buat dipanen.

Ganja memang dapat dipakai sebagai obat buat pasien nan memiliki penyakit berat. 14 negara bagian di Amerika Perkumpulan melegalkan ganja sebagai obat, boleh dipakai buat pereda sakit, dan sebagainya. Meskipun demikian, sebagai obat, ganja dipakai sebagai bagian akhir setelah melakukan pengobatan atau jenis terapi lain. Namun tentu saja penggunaan ganja buat obat ini harus dalam supervisi petugas kesehatan dan dalam dosis nan benar-benar kondusif buat tubuh.

Untuk memastikan tak adanya penyalahgunaan pemakaian ganja, pemerintah Amerika Perkumpulan mengeluarkan kebijakan terhadap pembelian ganja secara langsung dan restriksi takaran buat pasien. Ini salah satu cara agar penggunaan ganja tak dilakukan secara sembarangan sehingga memunculkan pemakainya menjadi ketagihan. Dengan cara seperti ini pula dapat memantau perkembangan perjual belian ganja secara liar.

Penggunaan ganja buat pengobatan dengan supervisi dan dalam dosis nan terkontrol, juga dipergunakan di Indonesia. Namun setelah ditemukan obat kimia nan fungsinya sama, pemakaian ganja ini dengan sendirinya lebih banyak dihindari. Kalaupun kemudian peredaan ganja di Indonesia tetap tinggi, hal itu bukan buat keperluaan pengobatan melainkan buat memenuhi permintaan konsumsi pemakai zat-zat psikotropika.



Motivasi Menggunakan Ganja

Motivasi orang menggunakan ganja bermacam-macam. Ada nan iseng ingin mencoba, terbawa kawan, namun lama-kelamaan menjadi kecanduan. Kecanduan pemakaian ganja sering diakibatkan oleh adanya sugesti bahwa menghisap ganja ialah salah satu jalan agar stres, depresi, rasa takut, dan grogi, berkurang. Memang sahih sebab pengaruh ganja menyerang sistem saraf, pemakainya dapat terhindar dari dekapan stress, rasa takut, grobi dan depresi. Namun hal itu hanya sementara dan tak dalam rangka mengobati penyakit psikologis tersebut. Yang berbahaya justru bukan imbas mengobatinya melainkan kecanduan nan jauh lebih besar.

Dengan alasan itulah kenapa pemerintah melarang penggunaan ganja secara liar diluar kontrol petugas medis. Ini semuanya buat menghindari dan mengurangi kecanduan orang terhadap ganja. Kalau sudah kecanduan memang selalu ketagihan, dan apabila tak tersedia atau tak cukup uang buat membelinya, berakibat pelaku akan melakukan apapun demi memperoleh ganja. Hal inilah kenapa penggunaan ganja secara liar berkorelasi positif dengan tindak kriminal.

Ada dua bentuk ganja nan biasa dijual, yaitu ganja nan masih dalam bentuk dedaunan sudah dikeringkan dan sari ganja nan sudah dipadatkan. Orang nan menghisap ganja akan mengalami imbas nan bhineka tergantung kepada keadaan dan kekuatan fisik masing-masing.



Efek Mengisap Ganja
  1. Ganja nan dirokok akan bereaksi dengan cepat, hanya dalam hitungan detik. Beberapa menit kemudian, puncaknya terasa dan akan menurun. Namun demikian pengaruhnya masih akan tetap terasa sekalipun kegiatan merokoknya sudah berhenti.

  2. Racun nan terdapat pada ganja tak terlalu besar, namun salah jika berpendapat bahwa ganja tak berbahaya. Asap ganja mengandung konsentrasi carcinogenic polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHS) nan lebih tinggi daripada asap tembakau.

  3. Ganja akan sangat berbahaya apabila dihisap dengan tembakau. Perokok berat dan suka menghisap ganja berisiko mengidap penyakit paru-paru dan kanker. Karena itulah penggunaan nan tak terkontrol dan tak dalam supervisi petugas medis, akan berisiko munculnya penyakit berbahaya.

  4. Ganja juga bisa mempengaruhi kerja otak sebab bahan aktif nan terkandung, THC, terbukti bisa merusak daya ingat. Jadi, sebebarnya galat bila dengan menghisap ganja seseorang akan merasa lebih konsentrasi. Justru apabila monoton dilakukan akan mempengaruhi kerja otak dan melemahkan daya ingat nan permanen. Pengaruh menggunakan ganja seperti ini menjadi konsentrasi para petugas medis dalam memberi informasi kepada generasi muda. Jangan sampai generasi menerima informasi nan salah, seperti misalnya dengan mengkonsumsi ganja akan membuat pikiran lebih tenang, dapat konsentrasi, badan terasa fit, menghilangkan rasa gugup dan lain sebagainya.

  5. Mengakibatkan menurunnya kemampuan buat menerima dan mengolah informasi, konsentrasi dan pencerahan akan waktu akan mengalami gangguan. Ini berkaitan dengan semakin menurunnya kerja otak dampak terpengaruh zat berbahaya nan terkandung di dalam ganja, nan menyerang sistem saraf dan otak. Kalau sudah menahun, dapat melemahkan otak secara permanen sehingga benar-benar sudah tak dapat dipergunakan buat berpikir selain tentu saja memikirkan bagaimana caranya mengkonsumsi ganja secara terus-menerus.

Penggunaan ganja secara hiperbola dan monoton juga akan mengakibatkan detak jantung nan bertambah cepat akan berisiko mengalami depresi dan menimbulkan dorongan melakukan keinginan. Bahkan, menjadi tindakan berbahaya, misalnya bunuh diri. Jadi, agar tak menjadi pecandu atau terserang penyakit dampak ganja, hal nan paling baik dan efektif ialah dengan tak mengonsumsinya.