Resep Panjang Umur dari Kandungan Kacang Hijau

Resep Panjang Umur dari Kandungan Kacang Hijau

Sesuatu nan hebat dapat dipandang kurang hebat apabila kita sudah terbiasa dengannya. Makanan nan bergizi pun dapat kita pandang “sebelah mata” apabila makanan itu telah menjadi keseharian kita. Apalagi kalau kita tak memiliki pengetahuan nan cukup tentang apa dan bagaimana bahan makanan tersebut.

Salah satu bahan makanan nan melimpah di sekitar kita, dan sering disepelekan orang sebab lebih banyak dijual di pinggiran jalan daripada di mall, ialah kacang hijau alias Phaseolus radiatus L. Padahal, kandungan kacang hijau sangat powerfull . Mau tahu? Berikut sekilas gambarannya.



Sekilas Kandungan Kacang Hijau

Berdasarkan penelitian para ahli, zat gizi nan terkandung dalam kacang hijau terbilang kaya dan lengkap. Mulai dari kalori, karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, aneka jenis vitamin—mulai dari vitamin A sampai vitamin K, air, dan aneka jenis mineral semacam boron, cobalt, besi, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, seng, terdapat di dalamnya.

Secara lebih spesifik, kandungan asam amino dalam protein kacang hijau pun sangat lengkap, baik asam amino esensial—tidak bisa dibentuk oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar melalui makanan—maupun asam amino nonesensial—dapat dibentuk secara berdikari oleh tubuh.

Lengkapnya kandungan gizi dalam kacang hijau bisa kita lihat dari perhitungan bahwa dalam setiap 100 gram, si hijau kecil ini mengandung:

  1. energi sebesar 345 kal,
  2. protein 22,2 gr,
  3. lemak 1,2 gr,
  4. karbohidrat 62,9 gr,
  5. kalsium 125 mg,
  6. fosfor 320 mg,
  7. zat besi 6,7 mg,
  8. vitamin A 10 RE,
  9. vitamin C 6,0 mg,
  10. vitamin B1 0,64 mg,
  11. air 10, dan
  12. BDD (bagian nan bisa dimakan) sebesar 100 persen.

Oleh sebab itu, tak hiperbola apabila kacang hijau digolongkan sebagai sumber protein botani nan berfungsi sebagai zat pembentuk jaringan baru dalam tubuh dan menggantikan jaringan nan rusak. Itulah mengapa, BKI (bubur kacang ijo) sangat baik buat anak-anak nan tengah berada dalam proses tumbuh kembang. BKI pun bisa menjadi makanan selingan nasi nan sangat baik bagi ibu hamil.

Timbul pertanyaan, apakah kacang hijau nan telah diolah, dijadikan bubur misalnya, zat gizinya berkurang atau malah bertambah?

Sampai saat ini—sepanjang pengetahuan penulis—belum ada penelitian resmi dari instansi berwenang tentang kandungan gizi dari olahan kacang hijau. Pada satu sisi, sebab ada tambahan gula merah, santan, ketan, dan sebagainya, bisa dipastikan akan ada tambahan pada kandungan zat gizinya. Namun, pada sisi lain, proses pematangan dan pemanasan, mengakibatkan ada sebagian zat nan hilang, seperti vitamin A, B1, dan C.

Walaupun demikian, terlepas dari bertambah atau berkurangnya zat gizi, kacang hijau tetap merupakan bahan makanan penuh gizi nan tak layak kita abaikan. Maka, jangan pernah sungkan lagi buat makanan, tentunya selama terjamin kehalalan dan kebersihannya.



Resep Panjang Umur dari Kandungan Kacang Hijau

Kacang hijau atau nan disebut dengan Phaseolus Radiatus , nan juga biasa disebut Mungbean merupakan tanaman nan bisa tumbuh di hampir semua loka di Indonesia. Masyarakat kita sudah mengenal berbagai jenis makanan olahan asal kacang hijau, seperti bubur kacang hijau, minuman kacang hijau, kue atau penganan tradisional, dan kecambah kacang hijau.

Bubur kacang hijau ialah makanan tradisional pada gizi. Bahkan, posyandu banyak menyediakan kacang hijau sebagai salah satu bentuk PMT (Program Makanan Tambahan) buat anak balita.

Saat ini, di pasaran, kita juga banyak menjumpai minuman kacang hijau dalam kemasan. Ada juga nan proses pembuatannya menggunakan teknik pemanasan Ultra High Temperature (UHT). Teknik UHT ialah pemanasan dalam suhu tinggi selama hanya beberapa detik. Proses tersebut, nan kemudian diikuti pengemasan secara aseptik, akan melindungi minuman kacang hijau dari kerusakan gizi dan kontaminasi bakteri pembusuk.

Sebagai salah satu famili leguminoceae, kacang hijau mengandung protein tinggi, yaitu sebesar 24%. Dalam menu masyarakat sehari-hari, kacang-kacangan ialah alternatif sumber protein botani terbaik. Namun, daya cerna protein kacang-kacangan memang tak setinggi protein hewani. Umumnya, protein kacang-kacangan memiliki asam amino pembatas lebih banyak sehingga pemanfaatannya oleh tubuh tak bisa menandingi protein hewani.

Kacang hijau mengandung fitat 2,19 (%b/b). Hubungan fitat dengan protein dan vitamin menyebabkan terbatasnya nilai gizi nan bisa dimanfaatkan tubuh. Hasil penelitian Chnag (1977) menunjukkan, dengan merendam kacang hijau, imbas negatif fitat akan banyak berkurang.

Protein nan ada dalam kandungan kacang hijau kaya akan asam amoni lisin. Dalam pola makan sehai-hari, kekurangan dan kelebihan zat gizi eksklusif bisa diantisipasi jika kita mengonsumsi makanan nan beragam. Sebenarnya, tingginya kandungan lisin dalam kacang hijau melengkapi kekurangan lisin nan terdapat dalam beras. Imbas komplementer atau aling melengkapi itu menjadikan protein dari makanan nan harmonis bisa dimanfaatkan tubuh secara maksimal.

Biasanya, ibu-ibu hamil sering dianjurkan minum kacang hijau agar bayi nan dilahirkan mempunyai rambut nan lebat. Hal itu bisa terwujud sebab kandungan kacang hijau kaya akan protein. Pertumbuhan sel-sel tubuh, termasuk sel rambut, memerlukan asupan gizi nan baik, terutama protein. Dengan mengonsumsi kacang hijau secara rutin, sel rambut bisa tumbuh dengan baik.



Studi Konsumsi Kacang-Kacangan

Dalam studi tentang konsumsi kacang-kacangan pada anak, terlihat bahwa kacang hijau mempunyai taraf paling rendah dalam hal menimbulkan flatulensi atau gas dalam perut. Flatulensi itu disebabkan adanya oligosakarida nan tak bisa dicerna dan kemudian difermentasikan oleh bakteri usus. Jumlah oligosakarida itu nisbi sedikt dalam kacang hijau.

Kandungan kacang hijau terdapat kalsium sebanyak 124 mg/100 g dan fosfro sebanyak 326 mg/100 g, nan nisbi tinggi. Hal itu berarti kacang hijau bermanfaat memperkuat kerangka tulang nan sebagian besar tersusun dari kalsium dan fosfor.

Kandungan kacang hijau khususnya lemak sebesar 1,3% jauh lebih rendah daripada kedelai nan sebesar 18%. Oleh karena itu, kacang hijau sangat baik bagi orang nan ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Rendahnya lemak dalam kandungan kacang hijau meyebabkan bahan makanan atau minuman nan terbuat dari kacang hijau tak mudah tengik. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tidak jenuh dan 27% asam lemak jenuh.

Umumnya, kacang-kacangan memang mengandung lemak tidak jenuh tinggi. Asupan lemak tidak jenuh tinggi krusial buat menjaga kesehatan jantung. Vitamin nan menonjol dalam kacang hijau ialah vitamin B1 dan B2. Manusia tak bisa menghasilkan vitamin nan berasal dari bahan makanan.

Vitamin B1 mulai dibicarakan sebagai hormon makanan sejak 1911. Pada awalnya, vityamin B1 dikenal sebagai anti beri-beri. Selanjutnya, dibuktikan dalam hewan percobaan bahwa vitamin B1 juga bermanfaat membantu proses pertumbuhan.

Eykman – seorang dokter Belanda nan ada di Indonesia – pada tahun 1897, menemukan penyakit beri-beri pada ayam nan diberi beras sosoh. Kejadian beri-beri itu bisa dicegah jika ransum diganti dengan beras merah, barley atau kacang-kacangan. Temuan Eykman tersebut dan temuan peneliti-peneliti lain di Filipina merupakan sejarah terungkapnya peran krusial dari vitamin B1.

Gangguan pertumbuhan pada anak-anak bisa disebabkan oleh berbagai hal. Kekurangan energi dan protein nan menyebabkan kekurangan gizi bisa menghambat pertumbuhan. Defisiensi vitamin B1 bisa mengganggu proses pencernaan makanan dan selanjutnya bisa berdampak jelek bagi pertumbuhan. Dengan meningkatkan asupan bahan makanan nan banyak mengandung vitamin B1, kendala pertumbuhan bisa diperbaiki.

Peran vitamin B1 nan ada dalam kandungan kacang hijau juga cukup menonjol sebagai komponen nan berguna buat meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki saluran pencernaan. Secara tak langsung peran tersebut sangat berkaitan dengan imbas pemugaran pertumbuhan tubuh.

Penelitian pada hewan percobaan mengungkapkan bahwa defisiensi vitamin B1 menyebabkan waktu pengosongan lambung dan usus menjadi dua kali lebih lambat. Lambatnya waktu pengosongan lambung dan usus mengindikasikan sulitnya proses pencernaan makanan nan terjadi sehingga kemungkinan makanan tersebut tak bisa diserap dengan baik.

Vitamin B1 ialah bagian dari koenzim nan berperan krusial dalam oksidasi karbohidrat buat diubah menjadi energi. Tanpa kehadiran vitamin B1, tubuh akan mengalami kesulitan dalam memecah karbohidrat. Syahdan vitamin B1 nan ada dalam kandungan kacang hijau juga dikenal sebagai vitamin semangat.

Tanda-tanda orang nan kekurangan vitamin B1 ialah penurunan kerja saraf. Kegiatan saraf terganggu sebab oksidasi karbohidrat terhambat. Penelitian pada sekelompok orang nan makanannya kurang cukup mengandung vitamin B1 menunjukkan dalam waktu singkat, muncul gejala-gejala mudah tersinggung, tak bisa memusatkan pikiran, dan kurang bersemangat. Jadi, jangan ragukan lagi kandungan kacang hijau buat hayati lebih sehat.