Mekanisme Terjadinya Diare

Mekanisme Terjadinya Diare

:

Diare pada anak tak bisa dianggap remeh atau sepele, sebab diare merupakan penyakit nan berbahaya nan jika berlangsung terus menerus bisa menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan kemungkinan paling nan jelek dan tak ingin dihadapi oleh semua orang tua ialah kematian. Ya, kehilangan cairan tubuh bisa menyebabkan kematian apalagi pada negara-negara berkembang, diare menjadi penyebab kematian paling tinggi di seluruh global sebab komposisi nan menyusun tubuh kita, proporsi terbesar nan menyusunnya ialah air, sekitar 75% dari tubuh kita merupakan cairan sebab itu jika kehilangan cairan tubuh maka tubuh akan terasa sangat lemas dan menderita, apalagi pada anak-anak.

Sekitar 203 kasus diare terjadi pada anak dibawah lima tahu setiap harinya, dan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada empat juta anak meninggal di seluruh global sebab kekurangan gizi (malnutrisi) dan diare. Untuk dapat bisa menghindari hal-hal jelek diatas terjadi ada buah hati kita, ada baiknya kita mengenal apa itu diare nan terkena anak dan bagaimana pencegahannya.



Pengetian Diare

Apa itu diare? Diare atau Gastro Enteritis Akuta ialah penyakit buang air besar secara terus menerus dalam bentuk cairan lebih dari 4 kali sehari dan berlangsung selama beberapa hari. Diare tak datang dengan sendirinya, diare lebih disebabkan adanya factor infeksi biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri, factor harta benda absorsi biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam hal mengonsumsi karbohidrat, protein dan lemak, factor psikologis yaitu disebabkan sebab rasa gugup, rasa cemas dan rasa takut, Alergi terhadap makanan atau minuman tertentu, dan infeksi oleh bakteri atau virus nan menyertai penyakit lain.

Di Indonesia sebagian besar kasus diare nan terserang pada anak nan terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri rota virus. Virus-virus ini mengganggu proses penyerapan makanan pada usus halus dan akibatnya makanan tak dapat dicerna dan langsung masuk ke usus besar. Makanan nan tak dicerna ini akan menarik air dan dinding-dinding pada usus sehingga air tak bisa diserap oleh usus besar dan menyebabkan feses nan berbentuk cairan pada diare. Usus besar tak hanya mengeluarkan air secara berlebihan, tapi juga cairan nan sangat krusial bagi tubuh yaitu elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit inilah nan menyebabkan diare bisa menimbulkan kehilangan cairan tubuh nan bisa mengancam jiwa anak.

Gejala-gejala seorang anak terkena diare antara lain bisa diamati dari luar, biasanya anak-anak mulai terlihat lebih cengeng, gelisah, suhu tubuh nan tak stabil dan cenderung meningkat, nafsu makan nan hilang dan akhirnya diare. Buang -buang air nan terjadi secara terus menerus berupa cairan nan terjadi lebih dari 4 x sehari nan umumnya diikuti oleh darah dan lendir pada kotoran, suhu tubuh panas, muntah dan badan lemah indolen tak bertenaga. Infeksi virus menyebabkan rasa mual dan muntah-muntah nan mendahului diare, selain itu bisa pula seorang anak mengalami gejala kejang dan sakit perut juga gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala dan nyeri otot. Sementara nan menyebabkan adanya darah dan lender pada feses ialah gangguan bakteri dan parasit.

Seperti dibahas sebelumnya bahwa jika terjadi diare maka tubuh akan kekurangan tak hanya cairan tapi juga elektrolit (natrium dan kalium) hal ini bisa menyebabkan gangguan irama pada jantung dan pendarahan pada otak bayi.



Mekanisme Terjadinya Diare

Bagaimana prosedur terjadinya diare? Diare timbul dampak ganguan nan ada pada dalam tubuh gangguan osmotic, gangguan sekresi dan gangguan gerak usus . Hal ini akan dibahs secara mendalam satu persatu. Gangguan osmotic terjadi sebab makanan atau zat nan terdapat dalam makanan tak bisa diserap oleh tubuh dan menyebabkan tekanan osmotic.

Tekanan osmotic ini terjadi pada rongga usus, dan apabila tekanan osmotic ini meninggi maka elektrolit dan air akan bergeser, hal ini menyebabkan isi rongga usus menjadi hiperbola dan tentu saja merangsang usus buat mengeluarkan suatu hal nan tak menjadi porsinya. Hal ini lah nan memicu terjadinya diare. Gangguan sekresi terjadi dampak adanya hal nan mengganggu pada dinding usus, misalnya racun, racun akan merangsang dinding usus dan berlanjut terjadi peningkatan air ke rongga usus, usus penuh dan terjadi diare.

Yang terakhir ialah gangguan gerak usus, gerakan hiperperistaltik pada usus akan menyebabkan usus kurang optimal dalam menyerap makanan sehingga terjadi diare.
Setelah kita mengetahui prosedur terjadinya diare pada anak, maka setelah ini akan dibahas mengenai diagnose dan klasifikasi diare.



Diare Mengakibatkan Dehidrasi

Menurut WHO (World Health Organization) diare bisa mengakibatkan kehilangan cairan tubuh nan diklasifikasikan menjadi beberapa taraf ada 3, yaitu kehilangan cairan tubuh ringan, kehilangan cairan tubuh sedang, dan kehilangan cairan tubuh berat.

Dehidrasi ringan ditandai dengan gejala nan tak terlalu mencolok, anak hanya akan terlihat lesu, haus, sedikit cengeng/rewel, bibir kering dan kencingnya sedikit. Kehilangan cairan tubuh sedang gejalanya agak lebih berat jika dibandingkan dengan kehilangan cairan tubuh ringan, antara lain nan menjadi gejala kehilangan cairan tubuh sedang ialah gelisah nan terus menurus, cengeng, sering menangis, mata cekung, kulit pada anak keriput ( tegangan pada kulit anak menurun), ubun-ubun besar dan cekung. Yang terakhir ialah kehilangan cairan tubuh berat, ada banyak gejala nan menunjukkan seorang anak didiagnosa mengalami kehilangan cairan tubuh berat, jika dua dari gejala berikut ini terlihat pada anak maka dapat dipastikan anak tersebut mengalami kehilangan cairan tubuh berat.

Apa saja gejalanya? Buang air besar encer seperti cairan secara terus menerus, nafas cepat, pencerahan menurun, tak sadar, kadang-kadang disertai dengan kejang dan panas badan nan tinggi, tak kencing selama 6 jam atau lebih, frekuensi buang air kecil berkurang dan pada bayi kurang dari 6 popok perhari, cubitan kecil akan kembali normal setelah dua detik, bibir kering, biru dan mata cekungm tak mau makan dan tak dapat minum, lemas luar biasa dan mengantuk, muntah secara terus menerus.



Pencegahan Diare

Bagaimana cara mengobati diare pada anak ? Sama seperti pepatah bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, maka ada hal-hal nan perlu diketahui buat bisa mencegah diare pada anak. Antara lain, pencegahan pertama dilakukan dengan cara mencuci tangan dengan sabun pada waktu-waktu krusial yaitu; sebelum kita makan, setelah buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum memegang dan menggendong bayi, dan nan terakhir setelah kita membersihkan kotoran anak setelah buang air besar.

Cara pencegahan kedua ialah dengan cara meminum dan memakan makanan dengan air nan telah direbus atau diolah. Cara nan ketiga ialah dengan cara nan baik dalam mengelola sampah, agar makanan tak tercemar dengan serangga dan pencegahan terakhir ialah dengan cara membuang air besar dan kecil pada tempatnya dengan menggunakan tangki septic dan jamban

Yang paling krusial ialah mengganti cairan nan hilang sebab kehilangan cairan tubuh dengan cara minum mengganti banyak cairan nan hilang dengan cairan oralit , jika tak ada oralit bisa diganti dengan minum nan sudah dilarutkan dengan gula dan garam, dan nan terakhir ialah bawa segera anak ke Puseksmas atau Rumah Sakit terdekat buat mendapat perawatan dan pengobatan nan tepat dari dokter.