Latihan Membaca Teks Naskah Drama

Latihan Membaca Teks Naskah Drama

Artikel ini membahas seputar persiapan membaca teks naskah drama . Teks naskah drama selalu identik dengan pementasan drama. Istilah drama bisa dipahami dari dua sudut pandang, yakni sebagai kenyataan sastra dan kenyataan seni pementasan.

Apabila drama dipahami sebagai kenyataan sastra, drama ditemukan dalam wujud naskah atau teks tertulis. Akan tetapi, jika drama dipahami sebagai seni pementasan, teks naskah drama berfungsi sebagai bahan pementasan nan memerlukan sejumlah unsur pendukung nan digarap dengan pendekatan artistik secara komprehensif.

Unsur-unsur pendukung pementasan drama berupa seni gerak, seni olah suara (dialog), tata panggung, tata suara, tata cahaya, dan tata rias serta kostum aktor. Penggarapan unsur pendukung sebagai upaya buat mewujudkan struklur bangunan dramatik nan sebenarnya berada di luar wilayah kesastraan.

Bertolak dari batasan Aristoteles, bahwa drama ialah imitation of life in action , bisa dijelaskan drama sebagai suatu kisah kehidupan nan disampaikan dalam bentuk obrolan dan diproyeksikan di atas pentas di hadapan penonton. Kisah kehidupan nan dikembangkan dalam drama bertumpu pada konflik. Oleh sebab itu, seni drama disebut juga dengan seni konflik.

Meskipun setiap teks naskah drama memiliki plot, tema, tokoh dan tabiat tokoh, seting, suasana nan berbeda-beda, namun konflik selalu hadir sebagai bentuk oposisi di antara kesamaan manusia. Konflik dalam teks naskah drama berkaitan dengan upaya tokoh buat mewujudkan keinginan, kebutuhan, kecenderungan, atau harapan. Perjuangan mewujudkan asa tersebut melahirkan bentuk-bentuk konflik nan bermuatan nilai-nilai dramatik.



Persiapan Membaca Teks Naskah Drama

Pada umumnya, seorang pemula dalam global seni drama atau teater akan berlatih membaca obrolan dalam teks naskah drama. Hal ini perlu dilakukan sebab calon aktor harus memiliki kemampuan mengucapkan obrolan sinkron dengan karakter tokoh nan diperankannya.

Ketika mengikuti kegiatan awal, para instruktur biasanya telah menyiapkan sejumlah teks naskah drama buat latihan membaca dialog. Teks naskah drama nan disiapkan bervariasi dengan maksud calon aktor memiliki pengalaman nan luas dalam berlatih dialog. Seorang calon aktor akan berlatih mengucapkan obrolan dengan berbagai karakter, misalnya tokoh nan sopan dan lembut, arogan dan keras kepala, atau pintar dan bijaksana.

Beberapa persiapan nan harus dilakukan seorang calon aktor ketika akan berlatih membaca teks naskah drama mencakup persiapan fisik dan mental. Persiapan fisik berupa kondisi fisik nan sehat. Kondisi fisik nan sehat sangat diperlukan agar calon aktor tak mengalami gangguan ketika mengucapkan obrolan dalam teks naskah drama.

Penyakit tenggorokan, kelelahan, dan mengantuk bisa mengganggu dominasi teknis pernapasan dan lafal pada saat latihan. Seorang aktor harus menjaga kondisi fisiknya agar selalu prima. Oleh sebab itu, disarankan buat hayati higienis dan disiplin, berolahraga, dan makan dengan menu makanan nan menyehatkan. Kesan bahwa seorang artis bisa hayati seenaknya sendiri harus dibuang jauh-jauh karena kerja seni membutuhkan konsentrasi nan tinggi.

Persiapan mental nan harus dilakukan seorang aktor, antara lain menghilangkan sikap pesimis, keraguan, pemalu, was-was, takut, ingin tenar, dan sok tahu. Seorang aktor, antara lain harus bersikap rendah hati, giat berlatih, disiplin, terbuka, jujur, memiliki semangat belajar atau berlatih nan tinggi.

Sikap mental nan positif mendukung seseorang buat mudah mempelajari hal-hal baru dan tak takut menghadapi tantangan. Berbekal kondisi fisik dan mental nan baik, seseorang telah siap buat mengikuti latihan membaca obrolan dalam teks naskah drama.



Pemilihan Teks Naskah Drama buat Pementasan

1. Memilih Teks Naskah Drama nan Playable dan Actoble

Sebelum berlatih membaca teks naskah drama, langkah pertama nan harus dilakukan ialah memilih teks naskah drama. Kriteria nan secara generik digunakan buat mengukur kelayakan teks naskah drama ada dua, yakni playable (teks naskah drama nan memenuhi syarat pementasan, misalnya bisa dimainkan dalam batas-batas performansi sebuah pementasan, tak terlalu panjang, mengandung pesan-pesan nan berguna bagi kehidupan, sinkron dengan fasilitas pendukung dan biaya nan dimilikl) dan actable (dapat dimainkan oleh sejumlah pemeran dalam sebuah pementasan).

Margo Jones mengatakan bahwa alasan primer mementaskan teks naskah drama ialah ketertarikan pengarah adegan terhadap teks naskah drama itu sendiri. Dalam pernyataan tersebut, secara tersirat terkandung pesan bahwa jika seorang pengarah adegan tertarik pada sebuah teks naskah drama, ia tahu bahwa bahwa teks naskah drama nan dipilihnya mengandung sejumlah potensi dramatik.

Potensi dramatik bisa berupa unsur-unsur nan bisa membuat pementasan menjadi menarik sebab adanya suspense atau tegangan sebagai dampak adanya konflik antartokoh dan surprise atau kejutan nan dialami oleh penonton sebab adanya cara-cara penyelesaian konflik nan tak diduga oleh penonton.

Unsur-unsur dramatik inilah nan akan mengajak penonton merenungkan pesan-pesan kehidupan nan disampaikan dalam teks naskah drama. Hal nan tak kalah krusial buat diperhatikan dalam pemilihan teks naskah drama ialah buat memberikan hiburan pada penonton.

Dalam kondisi tertentu, misalnya masyarakat nan tengah menderita tekanan mental (stres) sebab masalah ekonomi atau politik, alasan penonton mendatangi pementasan drama buat mendapatkan hiburan sering kali jauh lebih kuat jika dibandingkan buat memahami dan menghayati nilai kehidupan.



2. Mempertimbangkan Mutu dan Kesulitan Teks Naskah Drama

Memenuhi prinsip bahwa pementasan itu selain menghibur juga harus mendidik, bobot tema nan diangkat oleh pengarang dan cara pengarang mengungkapkan tema menjadi pertimbangan pemilihan dalam teks naskah drama. Kadang, sebuah tema nan sederhana bisa diubah menjadi teks naskah drama nan menarik.

Pengarang bisa memilih dan mengembangkan karakter tokoh nan bisa menyampaikan tema dengan tepat. Peristiwa-peristiwa nan dialami tokoh terjalin dalam plot nan runut dan konflik nan berkembang secara dinamis. Pengarang juga menggunakan bahasa nan mudah dipahami dan mengandung pesan-pesan nan jelas melalui obrolan nan diucapkan tokoh. Teks naskah drama nan demikian ini, memberikan kemudahan bagi pembaca atau penonton buat memahami setiap unsur dramatik nan dikembangkan pengarang.

Sebaliknya, tak sporadis pula sebuah tema kehidupan nan krusial dan mencakup masalah nan luas tak bisa dikembangkan ke dalam teks naskah drama nan menarik. Teks naskah drama nan dikembangkan dengan tema nan luas cenderung melibatkan tokoh dengan jumlah nan banyak dan menggunakan plot melingkar dan terputus-putus sehingga tema naskah menjadi rumit.

Kerumitan tersebut bisa menjadi hambatan bagi para pemula buat belajar membaca teks naskah drama, karena perhatian pembaca tak terfokus pada obrolan tokoh. Pembaca tak segera mampu memahami subtema nan terkandung dalam satuan obrolan dan karakter tokoh, karena subtema dan karakter tokoh dikembangkan dalam rangkaian obrolan nan panjang.



3. Teks Naskah Drama buat Pementasan Mempertimbangkan Faktor Penonton

Sebelum menentukan teks naskah drama nan akan dipilih sebagai bahan pementasan, seorang pengarah adegan harus memahami karakter calon penontonnya. Pengarah adegan perlu memahami dengan baik latar belakang calon penontonnya, misalnya umur, jenis kelamin, sikap, adat-istiadat, latar belakang keyakinan, kesenian daerah, dan asa hidupnya.

Kesesuaian teks naskah drama dengan kebutuhan dan daya apresiasi penonton akan berbuah simpati dan respons nan positif terhadap pementasan. Daya apresiasi penonton sebaiknya mendapat perhatian serius dari sutradara.

Masyarakat dengan taraf intelektual, kepekaan khayalan nan tinggi, dan pengalaman kesenian nan intensif cenderung menghargai pementasan drama sebagai ajang pergulatan batin buat merenungkan kembali kehidupan secara mendalam.

Penonton mengalami imbas jangka panjang sebab pengalaman menonton pementasan hanya merupakan titik awal buat melakukan perenungan-perenungan kehidupan secara lebih mendalam. Sebaliknya, penonton nan malas berpikir, daya khayalan dangkal, dan tak memiliki pengalaman kesenian nan memadai cenderung hadir buat menikmati pementasan sebagai sebuah hiburan nan bersifat sesaat. Pengalaman menonton akan segera dilupakan dan ia segera mencari hiburan nan baru.

Teks naskah drama nan bermutu mengangkat tema nan kaya nilai-nilai kehidupan. Teks naskah drama nan bermutu memberikan kesan nan mendalam dan bahan perenungan bagi penonton seusai pementasan. Bila teks naskah drama hanya mementingkan kegembiraan nan bersifat sesaat, kesan-kesan pun ikut berlalu seiring dengan berakhirnya pementasan.



Latihan Membaca Teks Naskah Drama

Dalam latihan membaca teks naskah drama buat pementasan, seorang pembaca diharapkan memiliki dominasi suara nan prima. Seorang aktor diharapkan mampu mengucapkan obrolan tanpa kendala akustik dan kejiwaan. Oleh karena itu, latihan membaca tak hanya dimaksudkan buat mengembangkan kemampuan akustik, tetapi juga buat memperoleh keselarasan antara kemampuan akustik dengan kesiapan secara psikologis.