Bukan Teori

Bukan Teori

Setiap orang tentu mendambakan selalu hayati dalam kondisi sehat dan jauh dari penyakit. Dengan kesehatan kita bisa menikmati hari-hari nan penuh dengan kegembiraan.

Kita pun bisa berkumpul dan bercanda dengan anak-anak dan keluarga dan mensyukuri setiap anugrah kesehatan nan kita dapatkan. Itulah pidato hayati sehat nan penuh dengan kenikmatan.

Sebaliknya, meskipun perkembangan global kedokteran modern telah demikian canggih, tidak ada orang mau atau bersedia buat sakit dan merasakan penderitaan terhadap penyakit nan menyerangnya.

Hidup sakit, sebagai versus dari hayati sehat, tentu penuh dengan keluhan dan penderitaan terhadap rasa sakit nan dialaminya. Apalagi buat menyembuhkan dan terbebas dari penyakit orang harus mengeluarkan banyak uang buat mengobatinya.



Persaingan Hidup

Kehidupan modern nan semakin maju dan kompleks telah mendorong kita buat menjalani kehidupan secara dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, setiap orang tentu harus bekerja buat mendapatkan gaji. Tanpa uang, kita tentu saja tak akan bisa hidup. Kecuali kalau kita ingin dan mau menjadi pengemis dan hanya menerima belas kasih orang lain.

Namun buat bisa bekerja saja setiap orang harus saling bersaing. Tidak seimbangnya jumlah lapangan kerja nan ada dengan jumlah tenaga kerja menyebabkan terjadinya pengangguran.

Akibatnya, banyak orang nan bekerja sekenanya. Dengan bekerja itulah dia memperoleh gaji , sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya maupun buat membeli berbagai keperluan anak-anak dan keluarga.

Saat bekerja pun kita dituntut buat memenuhi berbagai sasaran oleh perusahaan atau instansi. Tingginya persaingan hayati juga tercermin dari waktu nan dihabiskan buat bekerja.

Dari pagi-pagi kita sudah diburu waktu buat pergi ke kantor atau bersaing mendapatkan upah. Setelah petang kita pun pulang ke rumah dalam kelelahan. Belum lagi kalau jalanan macet, tekanan dan stress menjadi terbiasa dalam kehidupan kita. Tak ada waktu lagi buat bersantai atau sekedar mengistirahatkan fisik dan pikiran, padahal itu sesungguhnya merupakan hak tubuh.



Bukan Teori

Banyak penelitian nan membuktikan bahwa penyakit timbul atau terjadi dampak pola hayati kita nan tak sehat. Tekanan nan tinggi dan dialami setiap hari dalam waktu bertahun-tahun akhirnya terakumulasi dalam ketidakmampuan tubuh buat menjaga terhadap datangnya agresi penyakit. Kitapun makin jauh dari pidato hayati sehat nan seharusnya kita dengarkan.

Apalagi didukung pola konsumsi makanan instan dan kemasan nan banyak mengandung zat-zat kimia dan beracun, makin melemahkan daya tahan tubuh. Apalagi buat menjadi sakit itu gampang.

Tak ada pantangan dan tidak ada larangan. Namun penyesalan baru akan datang bila penyakit benar-banar datang menghampiri. Citra tentang hayati sehat pun muncul laksana air nan sangat dibutuhkan pengelana padang pasir. Begitu latif dan nikmat.

Namun buat menjadi sehat bukanlah perkara mudah. Hayati sehat juga bukan sesuatu nan bersifat teoritis dan hanya menarik buat dijadikan wacana. Hayati sehat pada dasarnya merupakan konduite nan bersifat praktis. Kita baru dapat hayati sehat bila berperilaku sehat.

Oleh sebab itu pidato hayati sehat tidak akan pernah sukses bila hanya dilakukan dengan menyampaikan teori tentang hayati sehat. Sajikan saja hasil-hasil penelitian tentang akibat pola hayati terhadap kesehatan, tanpa perlu pidato nan berapi-api.

Salah satu masalah krusial nan dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan internasional saat ini ialah rusaknya ekosistem dan lingkungan hayati di sekitar kita.

Karena itulah perlu dikampanyekan lagi akan arti pentingnya menjaga lingkungan, agar selalu higienis dan tak rusak, serta tetap sehat, baik buat kehidupan manusia dan makluk hayati nan lain. Bentuk kampanya tersebut antara lain ialah melalui pidato hidup sehat pada masyarakat dan khalayak.

Dibandingkan media pemberitahuan nan lain, pidato secara langsung punya beberapa kelebihan. Antara lain ialah masyarakat dapat mendengar langsung pesan nan ingin disampaikan.

Selain itu, ketika mendengarkan pidato, terutama nan disiarkan melalui stasiun pemancar radio dan televisi, masyarakat dapat mendengarkan dan memahami pidato lingkungan tersebut sambil melakukan pekerjaan nan lainnya, sehingga tak menghabiskan waktu dan mengganggu kegiatan utama.

Kemudian jika pidato lingkungan dapat direkam dalam kaset atau CD, maka ketika tak sempat mendengar secara langsung, masyarakat dapat menyimpan rekaman itu, lalu memutarnya ketika ada waktu nan longgar dari mana saja. Bahkan ketika mereka sedang tak ada di rumah atau berada di loka lain. Jadi, pidato lingkungan ini dapat disampaikan pada pendengar atau masyarakat tanpa mengenal batas waktu.



Contoh Pidato Hayati Sehat di Sekolah

Pidato hidup sehat di lingkungan sekolah berisikan pesan humanisme nan mengajak seluruh civitas akademika pendidikan terlibat langsung dalam program kebersihan sekolah.

Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah tak perlu disampaikan setiap waktu. Karena, kebersihan bukan sekedar himbauan kampanyeretorika belaka, melainkan tindakan konkret, berbuat, terlibat, dan peduli.

Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah kapankah idealnya disampaikan? Apakah sebulan sekali, seminggu sekali setiap upacara pengibaran bendera Hari Senin, setiap hari sebelum jampelajaran di kelas dimulai, dua bulan sekali atau menunggu momentum setiap ada event saja nan temanya tentang lingkungan, sekolah, dan kebersihan.

Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah dapat disosialisasikan secara lisan, tulisan, dan tindakan. Melalui tulisan, pihak sekolah dalam hal ini harus rajin “menempelkan” pesan-pesan kebersihan, seperti "WC bersih, jiwa sehat", "Setelah buang air harap disiram", "Simpan sampah pada tempatnya", "Pohon ialah paru-paru kehidupan, mari kita jaga bersama", dan seterusnya.

Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah nan disampaikan melalui lisan bersifat persuasif. Guru dan civitas akademika pendidikan membujuk siswa/siswi selalu komitmen terhadap kebersihan lingkungan sekolah.

Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah jangan dilakukan denganancaman, hukuman, dan kemarahan. Boleh marah asal tegas dan proporsional. Jangan nanti anak murid harus higienis sementara guru-guru dalam kesehariannya jorok dan abai terhadap lingkungan kebersihan sekolah.

Oleh sebab itu, nan pertama dan primer sekali, pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah nan terpenting di atas semua hal ialah prinsip keteladanan. Jika murid melihat guru, kepala sekolah, petugas sekolah dapat berbuat jujur, sehat, dan bersih.

Oleh sebab itu, dengan sendirinya murid-murid akan mengikuti. Keteladanan dan meneladankan kebersihan tak bisa dilakukan dalam sehari-dua hari melainkan dipupuk secara bertahap dan berkesinambungan sampai menjadi budaya. Kebersihan ialah soal habit atau kebiasaan.

Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah bisa kita susun berdasarkan tema. Sebelum menyampaikan pidato, lihat terlebih dahulu siapa audiens kita. Jangan gunakan bahasa-bahasa rumit saat Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah pada lingkup sekolah dasar.

Pidato boleh saja mengandung unsur humor supaya tak terlalu membosankan dan terpenting jangan terlalu panjang. Kemudian, siapakah nan berpidato apakah murid diminta pidato di hadapan guru-guru atau kepala sekolah berpidato di depan murid-murid.

Bahkan, seorang menteri pun jika diminta berpidato, ia harus melihat siapa audiensnya. Hal ini buat menjaga supaya pesan nan disampaikan dari komunikator ke komunikan [audiens] dapat diterima dengan baik. Berikut ini contoh pidato hayati sehat di lingkungan sekolah:

Assalamualaikum Wr.Wb.

Yang terhormat, guru-guru dan murid-murid sekalian. Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT dan junjungan kita Nabi Muhammad saw.

Kali ini, aku sebagai kepala sekolah ingin menyampaikan Pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah dengan tema: “Sebarkan Semangat Kebersihan Melalui BBM, SMS, Twitter, Facebook.”

Zaman sekarang, zaman internet. Kita dapat menggunakan teknologi internet buat kebutuhan praktis semisal saling mengingatkan buat menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Guru-guru memiliki keterbatasan.

Murid-murid lah nan jumlahnya lebih banyak daripada guru-guru nan dapat berpartisipasi aktif menjaga lingkungan sekolah seperti menyimpan sampah pada tempatnya, tak sembarangan membuang sampah berupa kertas, residu bungkus makanan atau pembalut bagi remaja putri.

Ke depannya kita akan membangun toilet spesifik remaja putri nan sedang haid. Kami mohon partisipasinya buat menyebarkan semangat higienis melalui posting di BBM, SMS, Twitter, dan Facebook. Sekolah higienis ialah kebanggan kita bersama.

Sekian dan terima kasih.



Kiat Mendengar Pidato Hayati Sehat

Selain berbicara dengan baik, tentu kita juga harus belajar buat mendengarkan pembicara dengan baik pula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut.



1. Mendengarkan Pidato dengan Saksama

untuk dapat memahami apa nan disampaikan dalam pidato, maka seorang pendengar nan baik harus mendengarkan pidato dengan saksama sehingga mengetahui dengan tepat apa tujuan, serta tindakan nan dilakukan buat dapat mencapai tujuan tersebut. Begitu juga dengan berbagai kegunaan nan dapat diperoleh jika kita mengaplikasikan apa nan disarankan oleh si pembicara.



2. Memberikan Evaluasi secara Objektif

Penilaian merupakan hal nan biasanya muncul secara impulsif pada saat kita melihat seseorang berbicara di depan umum. Akan tetapi, evaluasi nan dilakukan tentu saja harus bersifat objektif agar nilai-nilai positif dari pidato tersebut tetap dapat diaplikasikan oleh pendengar.

Demikianlah hal-hal nan dapat disampaikan mengenai pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah nan bertujuan buat meningkatkan pencerahan para praktisi akademik di sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungannya.