Meminum Susu Sapi dalam Porsi nan Benar

Meminum Susu Sapi dalam Porsi nan Benar

Sejak dahulu peradaban manusia telah mengenal susu sapi sebagai bahan konsumsi. Oleh sebab itu, sejak ribuan tahun nan lalu sapi sudah mulai diternak di belahan global nan terkenal tinggi peradabannya seperti daerah Mesopotamia, Mesir, India, dan Yunani.

Para pakar sejarah memperkirakan sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM buat diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, bahkan teknologi fermentasi susu menjadi keju suda dilakukan sejak dulu oleh para pengembara gurun. Bahkan dalam tradisi India sejak dulu hingga saat ini sapi dianggap hewan suci, sebab salah satu sebabnya ialah banyaknya kegunaan nan dirasakan manusia.



Manfaat Susu Sapi

Siapa pun akan setuju bahwa susu memilki kandungan nutrisi nan tinggi. Prof. Douglas Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph, Kanada menyatakan dalam segelas susu terdapat vitamin, protein dan mineral nan sangat dibutuhkan tubuh kita.

Adapun kegunaan dari zat-zat nan terkandung dalam susu secara generik adalah:

  1. Memperkuat tulang.

  2. Mencegah penyakit darah tinggi dan jantung.

  3. Mempercepat proses pembekuan darah pada terluka.

  4. Meningkatkan kerja otak besar.

  5. Menggerakkan dinding pembuluh darah agar tetap stabil.

  6. Mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur lebih nyenyak.

  7. Menguatkan jantung dan sistem saraf sehingga tak mudah lelah.

  8. Mempertahankan kemudaan kulit.

Bagi bayi, susu ASI ialah sumber asupan primer sebab belum bisa mencerna makanan padat. Anak-anak usia sekolah sangat dianjurkan buat mengkonsumsi secara rutin susu baik nan berupa susu orisinil maupun nan telah diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt , es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya. Bahkan orang dewasa pun dianjurkan buat meminum susu buat mencegahnya dari osteoporosis sebab adanya kandungan kalsium di dalamnya.

Dari berbagai penelitian, diketahui majemuk zat kandungan susu nan bermanfaat bagi tubuh. Susu mengandung vitamin A dan B2, protein, dan asam amino nan baik buat membantu proses pertumbuhan. Susu juga mengandung potassium nan berfungsi buat menjaga genre darah agar tetap stabil, sehingga tubuh terhindar dari penyakit jantung dan darah tinggi. Ada juga yodium, leticin, dan seng nan berfungsi membantu kinerja serebrum secara efektif dan efisien.

Kandungan zat besi dan tembaga dalam susu juga bermanfaat buat menjaga kulit agar selalu bersinar. Selain itu, dengan kandungan tyrosine di dalamnya, susu membantu kita merasa lebih senang dan tidur lebih lelap. Kandungan susu nan paling populer ialah kalsium. Kalsium membantu pertumbuhan tulang dan gigi, menjaganya tetap kuat sehingga terhindar dari osteoporosis.

Susu juga mengandung magnesium nan menjaga jantung dan sistem saraf buat bekerja dengan baik. Kandungan sengnya juga membantu penyembuhan luka. Adapun vitamin B2 di dalamnya membantu mempertajam penglihatan.



Meminum Susu Sapi dalam Porsi nan Benar

Susu memang memiliki segudang manfaat. Akan tetapi jika dikonsumsi berlebihan, susu dapat menyebabkan diare bahkan kegemukan. Oleh sebab itu, patut diketahui porsi dan waktu meminum susu nan benar, terutama bagi anak-anak agar tak terkena obesitas. Idealnya, seorang perempuan dewasa mengonsumsi segelas susu per hari secara teratur, sebab tulang perempuan lebih ringkih daripada laki-laki. Adapun bagi anak-anak (perempuan dan laki-laki) sebaiknya konsumsi 2 - 3 gelas susu per hari, di pagi, siang, dan malam hari sebelum tidur.

Tidak disarankan buat meminum susu di malam hari sebelum tidur bagi mereka nan memiliki berat badan. Kandungan lemak pada susu akan membuat berat badan cepat bertambah jika dikonsumsi sebelum tidur. Sebaliknya, anak-anak dalam masa pertumbuhan disarankan mengonsumsi susu sebelum tidur, sebab saat tidur tubuh menyerap asupan gizi dengan lebih baik.

Dalam memilih susu sapi olahan, sebaiknya hindari susu nan mengandung gula tambahan. Susu dengan gula tambahan hanya akan membuat tubuh semakin gemuk. Susu nan baik ialah susu nan murni, sudah disterilisasi, dan diolah dengan cara nan higienis.



Bahaya Susu Sapi

Namun, tak semua orang setuju dengan mainstream ini. Seorang dokter Amerika kelahiran Jepang Prof Dr Hiromi Shinya (70 tahun) nan terkenal sebagai orang pertama di global nan melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa pembedahan baru-baru ini mengeluarkan pernyataan kotroversial. Ia menyatakan bahwa susu tak sehat bila dikonsumsi manusia.

Ada banyak akibat negatif bila manusia meminumnya. Akibat negatif nan dimaksudkan ialah susu bisa menyebabkan osteoporosis. Loh kok bisa? Profesor ini lalu menjelaskan “susu nan masuk ke tubuh manusia, langsung masuk ke kerongkongan dan lambung tanpa melalui proses enzim di mulut. Padahal enzim tersebut sangat berguna dalam memproses pencernaan dalam tubuh manusia.

Akibat tak bercampur enzim, susu tersebut langsung menggumpal dan menjadi sulit buat dicerna. Hal tersebut mengakibatkan tugas usus menjadi ekstra keras buat dapat mencernanya. Enzim induk nan seharusnya hanya sekedar menjadi cadangan, terpaksa harus dikeluarkan.

Enzim nan seharusnya digunakan buat berbagi kegunaan pertumbuhan (tubuh dan tulang) akhirnya banyak terpakai buat membantu mencerna susu. Akhirnya pertumbuhan tubuh dan tulang peminum susu akan terhambat dan lebih mudah terkena osteoporosis.

Di samping itu ia menjelaskan, bukan hanya susu saja nan bisa merusak kesehatan manusia. Semua bahan makanan nan berkualitas buruk nan masuk ke pencernaan bisa menguras lumbung enzim-induk. Menurutnya Mati ialah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Sulit buat mengatakan siapa nan sahih dan siapa nan salah dalam hal ini. Susu baik buat kesehatan itu benar, dapat jadi susu pun jelek bagi kesehatan itu sahih juga. Jadi, kesimpulannya ialah sudah saatnya kita berhati-hati mengkonsumsi makanan nan akan masuk ke pencernaan kita. Apapun makanan dan minuman nan masuk semuanya akan mempengaruhi prosedur enzim nan bekerja dalam pencernaan kita.



Alergi Susu Sapi pada Bayi

Tidak semua orang dapat merasakan lezatnya mengonsumsi susu. Ada orang nan tubuhnya tak bisa menerima susu, alias alergi. Sebuah penelitian nan dilakukan menunjukkan bahwa 2% orang terdeteksi alergi susu. Alergi ini biasanya muncul saat seseorang masih bayi, ketika itu ia menderita alergi terhadap sebuah protein nan terkandung di dalam susu.

Mengapa alergi susu terjadi pada bayi? Ini sebab bayi memiliki sistem kekebalan tubuh nan masih sangat rentan. Alergi susu pada bayi merupakan proses di mana tubuh mengira kandungan protein pada susu sebagai zat berbahaya. Akibatnya, tubuh melalui sistem kekebalannya mengeluarkan gejala-gejala nan merupakan bentuk perlawanan terhadap susu.

Gejala alergi susu mirip gejala alergi makanan dan minuman lainnya. Umumnya, alergi ini menyerang saluran pencernaan, kulit, dan saluran pernapasan. Gejala nan paling generik terjadi ialah kulit terasa gatal-gatal. Jika sudah parah (kronis), gejalanya berupa asma, eksim pada kulit, dan gangguan sistem pencernaan.

Respons tubuh terhadap alergi susu terjadi bertahap. Pada termin awal, terjadi reaksi cepat. Reaksi cepat terjadi pada 45 menit pertama setelah bayi mengonsumsi susu. Gejalanya berupa munculnya bintik-bintik merah serupa campak dan kulit bayi terasa gatal-gatal. Saluran pernapasan pun ikut terganggu, ditandai dengan bersin-bersin, rasa gatal pada mata dan hidung, napas berbunyi ‘ngik’, dan mata memerah.

Selanjutnya ialah reaksi sedang. Gejala reaksi sedang muncul dalam rentang waktu 45 menit sampai 20 jam setelah bayi meminum susu. Gejalanya berupa diare dan atau muntah-muntah. Reaksi sedang ini diikuti dengan reaksi lambat, nan terjadi 20 jam setelah susu sapi dikonsumsi. Gejalanya ialah diare, sulit buang air besar, dan gangguan pada kulit (dermatitis) nan kian nampak.