Observatorium

Observatorium

:

Teropong ialah alat optik nan sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegunaan teropong adalah buat mengamati benda-benda nan jauh letaknya supaya terlihat lebih jelas dan lebih detail.

Dengan kata lain, teropong bermanfaat buat “mendekatkan” suatu objek nan tengah diamati ke mata sehingga objek tersebut tampak lebih jelas dan detailnya bisa diketahui. Teropong dikenal pula sebagai teleskop.

Penemuan teropong terjadi dalam sejarah nan nisbi panjang. Beberapa orang melakukan penyempurnaan dan modifikasi atas inovasi teropong sebelumnya. Hingga penggunaan teropong terus meluas hingga hari ini.

Sosok nan diakui sebagai penemu ide dasar teropong ialah Lippershey Hans. Pada tahun 1608, pedagang kacamata dari Belanda ini menggunakan dua jenis lensa nan disatukan. Temuan Lippershey Hans ini membuat orang bisa melihat benda nan jaraknya jauh. Sayangnya, Lippershey Hans tak mendapatkan hak paten atas penemuannya ini.

Selanjutnya, seorang ilmuwan dari Italia, yaitu Galileo Galilei, memodifikasi dan menyempurnakan inovasi Lippershey Hans tersebut. Galileo pun sukses menciptakan teropong atau teleskop dengan kemampuan pembesaran mencapai 33 kali.

Dengan teleskop temuannya ini, Galileo sukses menemukan empat buah bulan Yupiter, cincin Saturnus, dan gunung-gunung, serta kawah-kawah di bulan. Teleskop temuannya juga membuat Galileo menemukan bahwa galaksi ialah gugusan bintang nan jumlahnya mencapai jutaan. Galileo pun menjadi imuwan nan sangat terkenal hingga hari ini.

Pada tahun 1668, seorang ilmuwan dari Inggris, yaitu Isaac Newton sukses menciptakan teropong dengan imbas pantul. Teropong pantul ini berguna buat melihat benda-benda angkasa sehingga menjadi makin mudah buat dilakukan.



Jenis-Jenis Teropong

Teropong terdiri atas dua jenis, yaitu teropong pantul dan teropong bias. Disparitas di antara kedua jenis teropong ini ialah teropong pantul menggunakan cermin, sedangkan nan digunakan pada teropong bias ialah lensa. Pada teropong pantul, digunakan cermin konkaf berukuran besar sebagai pemantul cahaya. Sedangkan, teropong bias bekerja berdasarkan pembiasan cahaya.

Teropong pantul nan menggunakan cermin umumnya lebih disukai sebab beberapa alasan berikut ini.

  1. Cermin lebih murah dan lebih mudah dibuat ketimbang lensa.
  2. Cermin tak mengalami penguraian rona (aberasi kromatik) sebagaimana nan bisa terjadi pada lensa.
  3. Cermin lebih mudah digantung sebab lebih ringan daripada lensa, dengan ukuran nan sama.

Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, salah satu teropong terbesar di global pun merupakan jenis teropong pantul. Teropong tersebut ialah teropong Mount Palomar milik Amerika Serikat. Teropong ini berdiameter 500 cm. Contoh-contoh teropong nan termasuk jenis teropong pantul, antara lain teropong Newtonian, teropong Cassegrain, dan teropong Gregorian.

Sebagaimana telah disebutkan, teropong bias bekerja berdasarkan pembiasan cahaya. Yang termasuk jenis teropong bias antara lain teropong bintang, teropong bumi, dan periskop. Kegunaan teropong antara jenis nan satu dan nan lain tentu berbeda. Berikut klarifikasi dari setiap jenis teropong bias dan kegunaannya.



Teropong Bintang

Teropong bintang ialah teropong nan digunakan buat mengamati benda-benda angkasa, seperti bintang, bulan, planet, asteroid, komet, dan sebagainya. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa cembung.

Satu lensa berfungsi sebagai lensa objektif dan lensa nan lain berfungsi sebagai lensa okuler. Sifat bayangan nan terbentuk pada teropong bintang ialah nyata, terbalik, dan diperkecil.



Teropong Bumi

Teropong bumi ialah teropong nan digunakan buat mengamati benda-benda di permukaan bumi. Teropong bumi disebut juga sebagai teropong medan atau teropong yojana. Teropong bumi menggunakan tiga jenis lensa cembung, masing-masing berfungsi sebagai lensa objektif, lensa okuler, dan lensa pembalik.

Fungsi dari lensa pembalik ialah membalik bayangan dari lensa objektif. Dengan demikian, lensa okuler bisa mengamati bayangan tersebut sebagaimana keadaan aslinya (tidak terbalik).

Keberadaan teropong pembalik ini sekaligus menjadi satu-satunya unsur nan membedakan cara kerja teropong bumi dengan teropong bintang. Di luar lensa pembalik, tak ada disparitas prinsip kerja antara teropong bumi dan teropong bintang.



Periskop

Periskop biasanya digunakan dalam kapal selam. Alat optik ini digunakan buat mengamati benda-benda di permukaan air. Periskop menggunakan dua prisma siku-siku dan dua lensa cembung.



Teropong Terbesar di Dunia

Teropong terbesar di global saat ini ialah teleskop Hubble. Nama teleskop ini diambil dari nama seorang ilmuwan dari Amerika, yaitu Edwin Hubble. Teleskop Hubble berada di Observartorium Yerkes, di kawasan Teluk William Wisconsin. Teleskop Hubble memiliki lensa objek dengan diameter mencapai 1 meter. Dengan lensa nan besar ini, teleskop Hubble mampu menangkap cahaya dalam jumlah besar.



Observatorium

Observatorium ialah loka buat melakukan penelitian dan pengamatan terhadap benda-benda langit. Observatorium dilengkapi dengan berbagai peralatan nan dipasang secara permanen, termasuk teropong bintang.

Pada observatorium modern, teropong umumnya diletakkan secara permanen di dalam gedung nan kubahnya bisa berputar atau bisa bisa dilepaskan. Observatorium tak hanya terdapat di bumi, tetapi juga luar angkasa. Berikut ialah beberapa observatorium luar angkasa.



Observatorium Sinar X-Chandra

Observatorium nan berupa satelit ini diluncurkan pada 23 Juli 1999 oleh NASA. Nama satelit ini diambil dari fisikawan India-Amerika Serikat, yaitu Subrahmanyan Chandrasekhar.



Teleskop Luar Angkasa Spitzer

Sebelumnya, nama dari teleskop ini ialah SIRTF (Space Infrared Telescope Facility). Spitzer merupakan observatorium luar angkasa milik NASA. Nama teleskop ini diambil dari nama seorang ilmuwan terkenal abad ke-20, yaitu Lyman Spitzer. Teleskop ini diluncurkan pada 25 Agustus 2003.



Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha merupakan salah satu observatorium nan dapat ditemui di Indonesia. Loka buat meneropong bintang paling tua di Indonesia ini bertempat di daerah Lembang, Provinsi Jawa Barat. Observatorium nan berada berada pada ketinggian 1.310 mdpl ini berdiri di atas huma seluas 6 hektar.

Observatorium Bosscha memiliki teleskop besar sebanyak 5 buah. Kelima teleskop atau teropong tersebut ialah sebagai berikut.

1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Teleskop Refraktor Ganda Zeiss ialah teleskop nan fungsinya buat melakukan pengamatan terhadap bintang ganda visual, mengamati gambaran kaldera bulan, mengetahui jeda fotometri dari gerhana bintang, melakukan pengamatan terhadap planet-planet beserta oposisi planetnya, seperti Saturnus, Jupiter, dan Mars.

Selain itu, juga digunakan buat melakukan pengamatan terhadap komet terang secara detail, dan mengamati berbagai benda langit nan lain. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss memiliki dua lensa objektif, setiap lensa berdiameter 60 cm. Sementara itu, fokus atau titik apinya ialah 10,7 meter.

2. Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop Schmidt Bima Sakti ialah teleskop nan kegunaannya ialah buat lebih mengetahui secara detail tentang galaksi Bima Sakti, mengamati supernova, nova, dan asteroid, mempelajari spektrum bintang, dan memotret benda langit.

Teleskop ini memiliki lensa dengan diameter 71,12 cm. Lensa koreksi biconcaf-biconfex memiliki diameter 50 cm dan fokus atau titik apinya ialah 2,5 meter. Teleskop ini dilengkapi pula dengan prisma pembias.

3. Teleskop Refraktor Bamberg

Teleskop Refraktor Bamberg ialah teleskop nan kegunaannya ialah buat melihat terang dari sebuah bintang , mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati matahari, menentukan skala jarak, melakukan pengamatan terhadap gambaran kaldera bulan, dan mengamati benda-benda langit lainnya. Teleskop ini memiliki lensa dengan diameter 37 cm. Sementara itu, fokus atau titik apinya ialah 7 meter.

4. Teleskop Cassegrain GOTO

Teleskop ini digunakan buat mengamati objek secara langsung. Caranya, data dari posisi objek dimasukkan. Selanjutnya, data hasil dari pengamatan langsung dimasukkan ke dalam media buat menyimpan data. Selain itu, Teleskop Cassegrain GOTO bisa pula digunakan buat mengamati spektrum bintang dan mengukur seberapa kuat cahaya bintang.

5. Teleskop Refraktor Unitron

Teleskop Refraktor Unitron umumnya digunakan buat mengamati terjadinya gerhana bulan atau matahari, memotret bintik matahari, serta mengamati benda langit nan jumlahnya sangat banyak. Teleskop ini memiliki lensa berdiameter 13 cm, dengan fokus 87 cm.

Kegunaan teropong, nan sudah disebutkan tersebut umumnya memang berguna buat meneliti benda-benda langit serta peristiwa nan terjadi di luar angkasa. Semoga bermanfaat!