Gerak Xanana Gusmao

Gerak Xanana Gusmao

Operasi Seroja ialah operasi nan dilakukan oleh Komando Pasukan Spesifik atau Kopassus nan merupakan bagian dari Bencana Pertahanan Pusat TNI di wilayah Timor Timur. Perjalanan Operasi Seroja Kopassus ini terbilang cukup panjang. Terjadi penyergapan demi penyergapan dalam kronologi operasi Kopassus ini. Banyak pula tokoh nan bermunculan, baik tokoh-tokoh lama nan menjadi incaran TNI maupun tokoh baru nan membuat operasi ini menjadi panjang.



Sejarah Demi Timor Timur

Ketika Timor Timur terlepas dari tangan RI, para pejuang Seroja menjerit. Merekalah nan mengalami langsung pertempuran demi pertempuran. Mereka mengalami betapa menderitanya berada di Timour Timur. Hanya sebab keinginan segelintir orang, Timor Timur harus lepas dari ribaan ibu pertiwi. Rasa sakit hati itu diwujudkan dengan protes. Namun, apa daya. Semua telah terjadi dan mereka tak dapat berbuat apa-apa.

Pada pukul 11 pagi tanggal 25 Juni 1997 pasukan ABRI sukses menyergap salah seorang gerilya Fretilin bernama David Alex. David dan anak buahnya ditemukan sedang bersembunyi di sebuah gua nan terletak di Kampung Caibada, Kecamatan Baucau, 130 kilometer di sebelah timur Kota Dili.

Pasukan nan sukses menyergapnya berdasarkan informasi dari Koran Suara Merdeka diantaranya Kapten Delvianus, Lettu Agus Pangarso, Tim Gabungan Kopassus, Batalyon 312 Kala Hitam Siliwangi, dan Satgas Rajawali juga Kodim setempat nan dipimpin oleh Kapten Infanteri David Hasibuan dengan didampingi oleh Komandan SGI Baucau.

Penyergapan ini sukses dilakukan sebab masyarakat di sana nan mau diajak berkerja sama. Mereka menginformasikan inovasi bahwa beberapa orang asing sering keluar masuk secara sembunyi-sembunyi di kawasan perumahan Kodim itu. dengan penyelidikan dan pengembangan nan dilakukan pasukan TNI, penyergapan itu pun terjadi.

David Alex menjadi target primer penyerangan ini sebab ia bersama komplotannya pernah menyerang pasukan TNI berkali-kali dan menghadang truk berisi Polisi dan Brimob pada saat pengamanan Pemilu pada tahun 1997. Sekitar 19 orang tewas di loka kejadian, Kecamatan Quelicai.

Truk tersebut berhenti ketika dihadang oleh sekelompok orang nan mengenakan seragam ABRI. Supir truk mengira mereka ialah sesama anggota TNI. Ketika mendekati truk Fretilin nan sedang menyamar itu langsung menembak supir dan melempari granat ke truk. Seketika truk nan juga berisi drum-drum bahan bakar itu meledak. Rentetan tembakan dari sekitar loka penghadangan juga diarahkan ke truk.

Penyergapan tahun 1997 tersebut saling berkaitan dengan penyergapan Fretilin lainnya. Seperti pada penyergapan seorang Nikolau Lobato nan dipimpin oleh Mayor Yunus Yosfiah. Operasi Seroja Kopassus kali ini terjadi pada tahun 1978. Setelah mendapat laporan dari Komandan Tim Nanggala 28, Kapten Infanteri Prabowo pada 30 Desember 1978 bahwa terlihat konvoi kelompok Fretilin menuju selatan, Kolonel Infanteri Sahala Rajagukguk langsung memerintahkan pasukannya buat menyergap ke sana.

Sersan Maudobe nan memimpin Peleton I Kompi B Yonif 744 mengalami kontak senjata dengan pasukan Fretilin. Beberapa di antara mereka tewas di tempat, termasuk Nikolau Lobato. Mayatnya dikenali oleh dua orang Prajurit Dua Gutteres.
Pada 28 November 1992 dua orang teman baik sesama anggota Fretilin Jose Xanana Gusmao dan Abilio Jose Osorio Soares kembali bertemu.

Teman akrab sejak masih di SMP Primeiro Ciclo do Ensino Secindario, Dili ini selalu bersama dalam berbagai kesempatan. Keduanya bahkan pernah mengikuti wajib militer nan diadakan di Tropaz, Portugal. Di tengah perjalanan hayati keduanya, keputusan nan berbeda harus diambil. Xanana Gusmao bergabung bersama Fretilin nan ingin merdeka sendiri.

Sementara, Abilio Jose Osorios Soares memilih Apodeti nan bersama Indonesia. Kemudian takdir berjalan sinkron kehendak Tuhan. Abilio Jose Osorio Soares kini menjadi Gubernur Timor Timur. Sedangkan Xanana Gusmao menjadi tahanan aparat keamanan.

Perburuan buat menangkap Xanana Gusmao terjadi selama kurun waktu 16 tahun yaitu sejak tahun 1978. Ia menjadi target primer penangkapan sebab memimpin suatu gerakan melawan Indonesia. Setelah kematian orang pertama Fretilin, Nikolaus Lobato, Xanana Gusmao menggantikannya. Dia melanjutkan konvoi nan sudah dipimpin oleh senior-seniornya terdahulu.

Bibit-bibit pemberontakan rupanya sudah ditunjukkannya sedari dulu. Pada masa kedudukan Portugal, ia ialah seorang wartawan media massa koran Suara Timor atau Avez de Timor. Karena bakatnya dalam bidang sastra, terutama puisi, ia dipercaya memegang rubrik puisi dan drama di koran Avez de Timor. Tulisan-tulisannya selalu bersifat menyerang pemerintahan Portugal.

Suatu kali koran Avez de Timor tersandung kasus hukum dampak kritikan Xanana Gusmao di surat kabarnya. Tuntutan Portugal dipenuhi oleh Hakim. Kaoran Avez de Timor harus membayar denda sebanyak 30.000 escudo. Xanana pun kemudian meninggalkan koran tersebut dan membuat koran sendiri bernama Nakroma nan berarti terang.



Gerak Xanana Gusmao

Xanana Gusmao selama menjadi pemimpin Fretilin sering bersembunyi di hutan. Robert Domm, seorang pengacara dari Australia, pada September 1990 pernah berjumpa dengan Xanana. Maklum saja, sebelum bersembunyi di hutan, pada tahun 1973 Xanana pernah pergi ke Australia dan berjumpa banyak pihak. Robert Domm mengetahui loka persembunyian orang nan pernah berbincang cukup dalam dengannya itu.

Domm menuturkan, buat dapat sampai ke sana seseorang berkendara dari Dili selama kurang lebih setengah hari. Lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 20 kilometer. Untuk mengelabui tentara Indonesia, Xanana melakukan apa nan disebut dengan ‘upacara menghilangkan jejak’ sebelum mendaki gunung. Meski berada di dalam hutan, Xanana selalu dapat mengetahui apa nan terjadi di Timor Timur.


Operasi Seroja sukses menggagalkan persembunyian Xanana lebih lama lagi. Banyak pihak terkejut mendengarnya. Termasuk Presiden Mario Soares dari Portugal nan sangat memohon pada PBB supaya Indonesia mau membebaskan Xanana. Terjadi juga demo di depan Konsulat Indonesia di Melbourne. Sebanyak kurang lebih 150 simpatisan Fretilin bersama 2 orang anak Xanana Gusmao, Nito dan Zenilda Gusmao meminta Xanana Gusmao segera dibebaskan.

Emilia, istri Xanana Gusmao, pada saat ini terjadi sedang menghadapi sebuah kasus perebutan uang sebesar 75.000 dollar Amerika dengan pimpinan atas Fretilin bernama Ramos Horta. Uang tersebut ialah dana perjuangan Fretilin nan ada di Bank Portugal. Lokasi penangkapan Xanana Gusmao di Dili juga telah dikunjungi oleh Panglima Jenderal Tri Sutrisno.

Tertangkapnya orang nomor satu Fretilin di Timor Timur itu semakin menambah harum nama Presiden Soeharto di dalam dan luar negeri. Maklum saja, Xanana Gusmao ialah seseorang nan licin seperti belut nan tidak mudah tertangkap.

Dalam Operasi Seroja Kopassus, tercatat sejumlah anggota TNI dan Polisi nan gugur. Ada dalam data berikut ini :

1. Pada tanggal 7 Desember 1975 dalam Operasi Linud sebanyak 16 Kopassandha dan 35 Kostrad tewas.
2. Pada tanggal 15 April 1976 terjadi penghadangan truk Yonif 405 nan melewati Pegunungan Aitutu. Sebanyak 33 orang tewas.
3. Pada tanggal 8 Agustus 1983 dalam Peristiwa Krakas sebanyak 14 orang tewas dan 17 pucuk senjata hilang tanpa jejak.
4. Pada tahun 1997 terjadi penghadangan truk pengamanan Pemilu di Baucau oleh Fretilin, sebanyak 19 orang nan terdiri dari TNI dan Polisi tewas.
5. Pada tanggal 18 September 1997 terjadi penghadangan truk Denzipur 8 di Kairura nan terletak 80 km di sebelah timur Dili, sebanyak 5 orang TNI tewas.