Dari Lantai Senam Ritmik ke Global Politik

Dari Lantai Senam Ritmik ke Global Politik

Kalau Anda sering menonton acara olahraga, mungkin Anda pernah menonton cabang olahraga senam ritmik. Di taraf dunia, para pesenam dari negara-negara Balkan atau Eropa Timur biasanya merajai cabang olahraga ini. Cabang olahraga senam ini dipertandingan buat perorangan dan beregu, dan hanya dipertandingkan buat atlet putri.

Senam ritmik masuk ke dalam cabang olahraga senam atau gymnastic , nan berasal dari bahasa Yunani, gymnazein . Arti kata gymnazein adalah berlatih atau melatih diri. Para pemuda Yunani Antik (sekitar 1000 sampai 476 tahun Sebelum Masehi) biasanya melakukan gerakan-gerakan latihan tubuh buat menjadi warga negara nan baik. Hal ini diharapkan membuat penduduknya menjadi manusia nan harmonis.

Para filosof, seperti Aristoteles, Plato dan Socrates ialah pendukung gerakan-gerakan latihan tubuh ini. Senam ini sering juga disebut dengan senam irama. Senam ini memang dilakukan dengan menggunakan irama musik. Dalam melakukan gerakan-gerakan senam ini, pesenam memakai donasi alat-alat.

Alat-alat nan digunakan pada cabang senam ini pada ajang olahraga internasional seperti Olimpiade, ada 5, yaitu bola, pita, tali, hoop (simpai) dan gada. Cabang olahraga senam ini memperlombakan masing-masing nomor, yaitu bola, pita, simpai, gada dan tali, baik buat perseorangan maupun beregu.

Ada pula nomor serba alat. Masing-masing atlet harus tampil dengan memainkan semua alat secara bergantian. dlam bentuk regu, satu regu terdiri atas 5 orang dan tampil secara bersama-sama. Mereka tampil dengan memainkan alat nan sama dan dengan alat nan bhineka buat masing-masing anggota regu.

Penggemar olahraga senam ini ialah para perempuan. Hal ini sebab gerakan-gerakan dalam senam ini memang memerlukan kelenturan tubuh nan baik, dan perempuan biasanya jauh lebih lentur dibandingkan kaum laki-laki. Tapi, tak berarti bahwa olahraga ini tertutup bagi para lelaki.

Kaum adam pun ada nan menyukai cabang olahraga senam ritmik. Khususnya melihat penampilan para pesenam putri nan lentur dan tubuhnya terbentuk latif itu. Pesenam ini terlihat lebih seperti sedang menari daripada sedang melakukan gerakan senam.

Hal nan sangat diperhatikan pada evaluasi cabang olahraga senam ini ialah ketepatan musik/irama, fleksibilitas (kelenturan), keseimbangan, keluwesan dan kontinuitas gerakan. Gerakan dasar senam ritmik ialah langkah kaki dan ayunan lengan.

Selain itu, pengaturan napas juga sangat krusial saat melakukan gerakan-gerakan senam ini. Jika dilakukan secara teratur, maka lemak dalam tubuh bisa terbakar. Senam ini mampu meningkatkan daya tahan jantung dan memperbaiki penampilan otot, khususnya otot lengan, paha, dada, perut dan pinggang.

Induk olahraga senam dunia, FIG (Fédèration International de Gymnastique) sempat melakukan perubahan sistem evaluasi pada cabang senam ini. Sebelum tahun 2001, sistem nilai pada senam ini sama dengan nan diterapkan pada cabang senam artistik, yaitu menggunakan skala 10.

Pada tahun 2003, FIG menetapkan skala nilai 30, pada tahun 2005 menggunakan skala 20. Tapi pada tahun 2008, FIG kembali memakai skala 30. Demikian juga dengan alat-alat nan dipakai. Mulai tahun 2010, cabang senam ritmik dengan tali tak lagi akan dipertandingkan lagi di arena internasional. Hal ini tentu saja bertentangan dengan keinginan para penggemar olahraga senam ini.



Sejarah Senam Ritmik

Senam ini sangat populer di negara-negar Eropa. Di Swedia, senam ini bahkan telah menjadi aktivitas generik nan dilakukan oleh anak-anak. Anak-anak biasanya melakukan gerakan senam ini secara berkelompok.

Senam ini awalnya berkembang di Eropa dan mulai terkenal melalui klub atau studio senam pribadi. Selanjutnya, senam ini mulai tersebar ke Amerika dan negara lain, termasuk Indonesia. Pada tahun 1984, senam inimasuk ke dalam cabang olahraga nan dipertandingkan di Olimpiade.

Senam ritmik ialah hasil pemikiran Jean-Georges Noverre (1727-1810) dan Rudolf Bode (1881-1970). Di kemudian hari, Peter Henry Ling mengembangkan ide tersebut, dengan membuat gerakan senam nan lebih indah. Hal itu lalu dikembangkan lagi oleh Catharina Beecher, pendiri Western Female Institute di Ohio, Amerika Serikat, tahun 1837.

Di sinilah Catharina mulai mengembangkan senam jenis baru ini, nan lebih terlihat seperti menari dan menggunakan iringan musik. Sekitar tahun 1880-an, Emile Jacques-Dalcroze dari Swiss mengembangkan sesuatu nan disebut eurythmics, yaitu gerakan latihan bagi para musisi dan penari.

Lalu George Demeny dari Prancis mengkreasikan latihan-latihan nan menggunakan musik buat melatih otot-otot tubuh, agar mendapatkan postur nan bagus. Semua ini dikombinasikan pada tahun 1900 di sebuah sekolah senam di Swedia, nan kemudian menambahkan gerakan tarian dari Finlandia.

Pada zaman itu, Ernst Idla dari Estonia menambahkan taraf kesulitan pada masing-masing gerakan. Barulah pada tahun 1929, Henrich Medau, pendiri The Medau School di Berlin, Jerman, mulai mengajarkan sebuah gerakan senam. Gerakan ini disebut sebagai 'senam modern' dan menggunakan alat-alat.

Inilah nan akhirnya menjadi senam ritmik. Kompetisi senam ini dimulai tahun 1940-an di Uni Soviet. FIG akhirnya menetapkan senam ini sebagai bagian dari gymnastic pada 1961. Awalnya, senam ini disebut dengan modern gymnastic .

Lalu disebut dengan rhythmic sportive gymnastic , sebelum akhirnya disebut rhythmic gymnastic atau senam ritmik. Kejuaraan global senam ini pertama kali diadakan tahun 1963 di Budapest, Hongaria. Waktu itu nan diperlombakan hanya nomor perorangan.

Nomor beregu baru mulai diperkenalkan tahun 1967, saat dilaksanakannya kejuaraan global senam di Copenhagen, Denmark. Senam ritmik mulai dipertandingkan di Olimpiade pada tahun 1984, saat Olimpiade dilangsungkan di Los Angeles, Amerika Serikat.

Atlet senam ritmik pertama nan sukses meraih medali emas Olimpiade ialah atlet asal Kanada, Lori Fung. Pada mulanya, senam ini di Olimpiade pun hanya dipertandingkan buat nomor individual atau perorangan.

Nomor beregu baru dipertandingkan tahun 1996 di Olimpiade Atlanta. Tim Spanyol ialah tim pertama nan menjadi kampiun Olimpiade dengan atlet-atlet senamnya. Atlet-atlet tersebut antara lain Estela Giménez, Marta Baldó, Nuria Cabanillas, Lorena Guréndez, Estibaliz Martinéz dan Tania Lamarca.



Dari Lantai Senam Ritmik ke Global Politik

Hal itulah nan dilakukan oleh atlet senam cantik dari Rusia, Alina Kabaeva. Atlet senam kelahiran Tashkent, 12 Mei 1983 ini ialah atlet nan cukup berprestasi. Sepanjang kariernya, Alina sukses merebut lebih dari 30 medali dari berbagai kejuaraan. Termasuk medali emas Olimpiade Athena tahun 2004.

Alina memulai karier senamnya pada usia 3 tahun. Pada awalnya, para instruktur senam tak menyangka bahwa Alina akan sukses di global senam ini, sebab postur tubuhnya nan terlalu besar. Untung saja, ada Irina Viner, nan melihat potensi Alina buat cabang senam ini.

Irina Viner-lah nan akhirnya menjadi instruktur Alina.Tahun 1996, Alina mulai mengikuti kejuaraan senam ritmik internasional. Prestasi pertamanya diraih tahun 1998, setelah sukses menjuarai European Championship di Portugal. Pada saat itu, Alina ialah atlet termuda di kontingen Rusia.

Sejak saat itu, prestasi Alina terus meroket. Ia merebut gelar kampiun di ajang-ajang senam lainnya. Tahun 1999, ia menjadi kampiun global nomor serba alat cabang olahraga senam ritmik di Osaka, Jepang. Ia juga menjadi kampiun pada tahun 2003, saat kejuaraan global senam di Budapest, Hongaria. Tahun 2000, saat aplikasi Olimpiade di Sydney, Australia, Alina diharapkan bisa meraih medali emas.

Sayang, ia melakukan kesalahan saat berlomba sehingga harus puas hanya dengan merebut medali perak. Tapi, Alina sukses menebus kekecewaan dengan memboyong medali emas di cabang senam ini di Olimpiade Athena tahun 2004.

Pada 2005, Alina mengumumkan pengunduran dirinya dari global atlet senam. Tapi, Irina Viner sukses membujuknya buat kembali tampil di sebuah kompetisi persahabatan nan dilakukan di Genoa, Italia. Pada kejuaraan ini, Alina sukses kembali menjadi juara.

Baru pada tahun 2007, Alina benar-benar mundur dari arena. Setelah tak lagi terjun di arena, Alina lebih banyak menjadi model dan bergabung dalam Kamar Dagang Generik Rusia. Alina juga akhirnya menjadi anggota parlemen Rusia (Duma), mewakili Partai Kremlin Rusia Bersatu. Seperti juga para selebriti lainnya di muka bumi ini, atlet senam ritmik ini juga tak luput dari gosip. Ia dikabarkan telah menikah dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Namun, juru bicara Alina membantah keras pemberitaan ini.