Kelainan Siklus Menstruasi

Kelainan Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid ialah bagian dari siklus reproduktif wanita nan dimulai ketika perempuan menjadi matang secara seksual di waktu puber. Siklus reproduktif ini biasa disebut juga siklus menstruasi . Rentang waktu mengalami siklus menstruasi ini antara usia remaja hingga menopause.

Pada umumnya darah nan keluar selama siklus menstruasi berkitar antara 10 - 80 ml per hari, rata-rata sekitar 35 ml per hari. Setiap siklus menstruasi dimulai setiap 30 hari jika perempuan tersebut tak hamil. Tetapi siklus menstruasi ini bervariasi bagi setiap wanita. Sebesar 90% wanita mengalami siklus menstruasi 25 - 35 hari dan sisanya antara 10% - 15% mengalami siklus menstruasi selama 28 hari.



Siklus Menstruasi - Tahapan Siklus Menstruasi

Pada saat menstruasi, seorang wanita mengeluarkan darah nan keluar dari uterus melalui vagina. Darah ini keluar sekitar dua atau delapan hari. Beberapa wanita memiliki siklus menstruasi nan tak teratur. Jika ini terjadi mengindikasikan masalah taraf kesuburan.

Dalam sistem reproduksi ada dua ovarium nan masing-masingnya menyimpan 200 - 400 ribu telur dan disebut folikel nan belum matang. Hanya satu atau beberapa sel telur saja nan tumbuh setiap siklus menstruasi. Sel telur tersebut tumbuh sekitar hari ke-14 sebelum menstruasi berikutnya.

Pada saat sel telur matang, sel telur akan dilepaskan dari ovarium menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi, proses ini disebut ovulasi . Di awal siklus menstruasi, suatu kelenjar dalam otak melepaskan hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) melalui genre darah sehingga sel-sel telur tersebut tumbuh di dalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur tumbuh lebih cepat dan menjadi dominan dibandingkan sel telur lain. Kemudian hormon estrogen dilepaskan melalui genre darah.

Hormon estrogen dan hormon FSH akan membantu sel telur nan dominan tersebut tumbuh, lalu memberi tanda pada rahim agar siap menerima sel telur tersebut. Lendir nan lebih banyak di vagina dihasilkan oleh hormon estrogen demi membantu sperma tetap hayati setelah berhubungan intim. Saat sel telur sudah matang maka hormon akan dilepaskan dari dalam otak nan disebut dengan Luteinizing Hormone (LH).

Hormon tersebut dikeluarkan dalam jumlah banyak demi memicu divestasi sel telur nan telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi . Jika sperma nan sehat masuk ke dalam tuba falopi pada masa ini maka probabilitas sel telur buat dibuahi cukup besar. Sel telur nan sudah dibuahi membutuhkan beberapa hari buat menuju tuba falopi dan mencapai rahim buat menanamkan diri.

Selanjutnya sel telur akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotriphin (HCG) nan membantu pertumbuhan embrio dalam rahim. Hormon jenis inilah nan biasa dimanfaatkan buat dideteksi oleh alat tes kehamilan. Jika sel telur nan dilepaskan tak segera dibuahi maka endometrium akan meluruh dan mengulangi siklus menstruasi berikutnya.



Menghitung Masa Fertile dengan Siklus Menstruasi

Bagi Anda nan ingin segera memiliki anak, demi memperoleh kehamilan bisa melakukan interaksi intim di masa subur. Ada berbagai cara buat menghitung masa subur. Salah satu caranya ialah dengan metode menghitung siklus menstruasi. Pembahasan sebelumnya mengenai siklus menstruasi telah menjabarkan pembentukan sel telur nan siap dibuahi. Keberadaan sel telur inilah nan menunjukkan masa fertile seorang wanita.

Selain dengan memantau siklus menstruasi, beberapa cara lain buat menentukan masa fertile ialah dengan cara mengamati perubahan lender dan perubahan suhu tubuh basal. Pelacakan masa fertile bisa dilakukan dengan metode hitungan siklus menstruasi jika haid teratur setiap bulan.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa siklus menstruasi nan normal berkisar 25 hingga 35 hari sehingga sel telur dilepaskan pada pertengahan siklus menstruasi, yaitu sekitar hari ke-13 hingga ke-16 dihitung dari hari pertama menstruasi.

Masa nan memungkinkan bagi sel telur buat dibuahi ialah tiga hari sebelum hari ke-13 dan tiga hari setelah hari ke-16 dari hari pertama siklus menstruasi tersebut. Perhitungan ini juga didasari oleh probabilitas sel sperma nan bisa bertahan hayati hingga 72 jam sebelum mencapai sel telur. Siklus menstruasi normal pada umumnya ialah 28 hari, sehingga pertengahan siklus menstruasi ialah hari ke-14. Cara menghitungnya ialah 28 dibagi 2.

Maka dari itu, masa suburnya dimulai dari tiga hari sebelum hari ke-14, yaitu hari ke-11. Cara menghitungnya ialah 14 dikurangi 3. Akhir dari masa fertile ialah tiga hari setelah hari ke-14, yaitu hari ke-17. Cara menghitungnya ialah 14 ditambah 3 sehingga masa fertile berlangsung dari hari ke-11 hingga hari ke-17 atau tujuh hari dari suatu siklus menstruasi nan normal.

Contohnya ialah jika haid pertama ialah tanggal 16 maka masa fertile dimulai dari tanggal 26 hingga tanggal 2 bulan berikutnya (dengan anggapan satu bulan terdapat 30 hari). Bagi wanita nan memiliki siklus menstruasi tak teratur, misalnya kurang dari 28 hari. Maka dari itu, masa fertile diperhitungkan dari jadwal siklus menstruasi nan akan datang. Biasanya sel telur akan keluar pada 14 hingga 16 hari sebelum haid berikutnya.

Misalnya estimasi menstruasi nan akan datang ialah tanggal 21 Januari maka diperkirakan sel telur akan dilepas pada tanggal 5 dan 7 Januari. Cara menghitungnya ialah 21 dikurangi 16, hasilnya 5 Januari. Dan 21 dikurangi 14, hasilnya 7 Januari. Berarti masa fertile berlangsung antara 3 Januari (5 Januari dikurangi 3 hari sebelumnya) hingga 10 Januari (7 Januari ditambah 3 hari sesudahnya).

Apabila siklus menstruasi sama sekali tak teratur maka dibutuhkan data siklus menstruasi minimal 6 bulan hingga setahun. Kemudian dihitung menggunakan rumus Ogino Knouss , dengan cara mencari jumlah hari siklus menstruasi paling pendek dan jumlah hari siklus menstruasi nan paling panjang. Perhitungannya ialah dengan mengurangi 18 dari siklus menstruasi terpendek dan mengurangi 11 dari siklus menstruasi nan terpanjang.

Misalnya ialah jika siklus menstruasi terpanjang sejumlah 40 hari dan jumlah hari siklus menstruasi terpendek ialah 28 hari. Maka perhitungannya ialah 28 – 18 = 10 dan 40 – 11 = 29. Sehingga estimasi masa fertile dimulai dari hari ke-10 sejak menstruasi pertama hingga hari ke-29. Rentang waktu masa fertile memang menjadi lebih panjang sebab tak bisa diperkirakan kepastian nan paling mendekati.

Hal ini disebabkan oleh siklus menstruasi nan rancu sehingga sulit diketahui, kapan persisnya estimasi sel telur dilepaskan. Bagi wanita nan memiliki siklus menstruasi tak teratur, sebaiknya periksa diri ke dokter supaya bila ada masalah dapat segera melakukan tindak pengobatan.



Kelainan Siklus Menstruasi

Berikut ini akan dijabarkan mengenai kelainan pada siklus menstruasi:



Dysmenorrhea atau Menstruasi nan Menyakitkan

Gejala pada dysmenorrhea ialah rasa sakit pada punggung bagian bawah atau kaki, sakit pada tulang panggul dan kram perut. Selain ini, siklus menstruasi ini bisa merupakan indikasi ketidaksuburan. Dysmenorrhea bisa disebabkan dengan naiknya kadar kimia alami di dalam tubuh saat ovulasi sehingga menyebabkan rasa sakit. Kelainan reproduksi, endometriosis atau fibroids bisa juga mengakibatkan rasa sakit saat menstruasi. Sebaiknya periksa ke dokter buat memastikan.



Menorrhagia atau Menstruasi nan Sangat Hebat

Derasnya darah menstruasi bisa disebabkan tak seimbangnya hormon atau kelainan rahim. Pengidap kelainan ini mengalami gejala menstruasi selama tujuh hari atau lebih dan darah nan keluar tak tertampung oleh pembalut. Gumpalan darah dalam jumlah besar bisa juga menjadi gejala menorrhagia. Kelainan ini bisa menyebabkan anemia .



Oligomenorrhea atau Menstruasi Tidak Teratur

Oligomenorrhea ini disebabkan oleh tak seimbangnya hormon atau kelainan sehingga siklus menstruasi berubah-ubah jumlah harinya. Oligomenorrhea ini bisa berdampak pada taraf kesuburan dan kesempatan wanita buat memperoleh keturunan. Sebenarnya siklus menstruasi nan tak bisa diprediksi jumlah harinya termasuk normal. Namun, jika hal ini terjadi pada tahun pertama wanita mengalami menstruasi dan saat pra menopause atau menjelang menopause.



Amenorrhea atau Tidak Mengalami Menstruasi

Kehamilan menyebabkan wanita tak mengalami menstruasi. Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit, stres, latihan terlalu berat atau turunnya berat badan secara drastis. Hal ini bisa menyebabkan sulit hamil.



Tips Mengatasi Kelainan Siklus Menstruasi

Berikut ini ialah beberapa tips buat mengatasasi kelainan siklus menstruasi:



Dysmenorrheao

Banyak minum demi menghindari dehidrasi, minum air jahe atau teh beraroma mint, meletakkan handuk hangat di sekitar perut bagian bawah, hindari minum berkafein, terakhir lakukan peregangan otot perut pada pagi hari.



Menorrhagia

Agar menorrhagia tak menyebabkan anemia , pastikan mengonsumsi banyak zat besi. Kandungan zat besi ini banyak terdapat pada sayuran hijau terutama bayam, dan kangkung, sereal, oatmeal, kacang kedelai rebus, dan kacang-kacangan lain. Ada baiknya juga Anda ke dokter sehingga bisa diberikan resep obat buat menanggulangi menstruasi nan hiperbola atau menanggulangi anemia. Semoga tips-tips tersebut bisa mengatasi masalah siklus menstruasi.