Teknik Pemotretan

Teknik Pemotretan

Setiap gerak, sekecil apa pun ialah bagian dari kehidupan nan kita jalani. Bagi seorang fotografer, mobilitas merupakan salah satu kenyataan alam nan menarik diabadikan sebagai objek foto. Bagi mereka nan benar-benar memahami teknik pemotretan dengan baik, gerakan kecil itu akan bertransformasi menjadi sebentuk gambar nan menakjubkan.

Sayangnya, jika tidak memahami teknik pemotretan, maka gerakan itu hanya akan berakhir sebagai gerakan biasa saja. Foto objek bergerak nan menawan pun akan gagal dihasilkan kamera. Padahal, bila ditekuni, teknik pemotretan memoto objek nan bergerak tersebut tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, teknik pemotretan ini membutuhkan kecermatan dan kreativitas lebih dari sang fotografer. Lampu kilat atau rana dengan kecepatan eksklusif pun harus tersedia, sebelum ia berburu objek pemotretan.

Melakukan pemotretan terhadap benda nan diam saja terkadang hasilnya kurang begitu memuaskan. Lalu bagaimana ketika harus memotret benda nan bergerak? Memotret benda nan bergerak memang lebih sulit. Teknik pemotretan buat melakukan ini pun tergolong sulit buat dipelajari. Terlebih jika Anda seorang pemula.

Melihat hasil pemotretan dari sebuah objek nan bergerak niscaya akan menimbulkan kekaguman tersendiri. Keinginan buat belajar teknik pemotretan seperti itupun mendadak muncul. Tapi, sebelum Anda mempelajari teknik pemotretan buat objek nan bergerak, ada baiknya jika Anda lebih dulu mempelajari teknik pemotretan taraf dasar.

Namun, bukan berarti teknik pemotretan buat objek nan sedang bergerak susah buat dipelajari. Dengan keingian nan kuat dan ketekunan, Anda niscaya dapat menjadi seroang nan pakar dalam teknik pemotretan buat benda atau objek nan bergerak. Kepuasan pun niscaya akan hadir ketika Anda sukses membidik objek bergerak dengan tepat.

Objek bergerak nan biasanya dijadikan target pemotretan ialah cahaya dari sebuah telepon genggam nan tengah digerakkan. Jika Anda sudah tergolong mahir, cahaya dari telepon genggam nan sedang digerakkan tersebut niscaya akan tertanggkap oleh lensa kamera dan menghasilkan sebuah gambar nan indah.

Jika Anda ingin mempersembahkan foto latif kepada orang tersayang, tidak ada salahnya mencoba memotret objek bergerak di dekat Anda. Bagaimana caranya? Empat teknik pemotretan berikut akan memandu Anda.



Teknik Pemotretan

1. Teknik Pemotretan - Blurring

Teknik pemotretan pertama nan bisa membantu Anda menghasilkan gambar dari objek nan bergerak ialah teknik blurring . Membiarkan objek menjadi blur merupakan salah satu langkah efektif buat menghasilkan foto secara kreatif. Dengan teknik blurring ini, kesan bergerak dari sebuah objek akan terlihat lebih jelas. Misalnya, saat mengabadikan air terjun. Untuk itu, diperlukan kamera berkecepatan rana rendah.

Lalu, bagaimana misteri teknik pemotretan seperti itu? Pertama, perhatikan kecepatan objek nan bergerak. Laju kencang mobil akan menghasilkan imbas blur, ketika digunakan kecepatan rana 1/500 detik. Namun, orang nan jalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik.

Faktor lain nan juga harus dipertimbangkan dalam memraktikan teknik pemotretan seperti ini ialah sudut pandang dari arah mana pemotretan dilakukan, serta jeda dari objeknya. Ada disparitas fundamental antara objek nan melintas dari samping dan objek nan menjauh atau mendekati kamera secara frontal. Objek pertama akan lebih cepat memberikan imbas blur pada foto ketimbang objek kedua.



2. Teknik Pemotretan - Zooming

Teknik pemotretan kedua nan harus Anda kuasai ialah teknik zooming . Teknik pemotretan ini terbilang cukup mudah, Anda hanya perlu mengubah panjang fokus lensa sewaktu exposure, maka Anda akan memperoleh kesan zooming pada foto. Perubahan panjang fokus tersebut dihasilkan dengan lensa zoom.

Jangan lupa, gunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik. Caranya, saat teknik pemotretan ini dilakukan, seiring dengan proses exposure, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke luar. Atau, geserlah titik fokus lensa ke kiri dan ke kanan, jika lensa zoom berjenis gelang.

Gunakan tripod buat menopang kamera ketika hendak mempraktekan teknik pemotretan ini. Sebab, Anda harus memfokuskan perhatian hanya pada objek. Jika kamera tak disangga tripod, ada kemungkinan objek akan tampak goyang, miring, atau tidak berada di tengah foto. Padahal, bagian tengah foto akan memberikan ketajaman gambar nan lebih baik. Ini akan mengganggu konsentrasi Anda.

Dalam menerapkan teknik pemotretan seperti ini Anda juga harus berhati-hati. Jika ingin imbas zooming maksimal, berilah background berwarna variatif, sehingga tercipta kontras. Berhati-hatilah dengan kecepatan mobilitas tangan Anda mengubah fokus ketika exposure. Mengapa begitu? Kecepatan mobilitas tangan akan mempengaruhi besarnya imbas zoom pada foto. Karenanya, latihlah keterampilan tangan Anda saat mengoperasikan kamera, terutama lensa zoom. Lalu, bagaimana jika teknik pemotretan dilakukan dalam kondisi pencahayaan kurang?

Untuk menyiasati teknik pemotretan ini dalam situasi pencahayaan kurang, misalnya malam hari, gunakan pencahayaan nan lebih lama. Hasilnya, Anda bakal menghasilkan gambar dengan imbas lampu membentuk garis-garis panjang cahaya. Indah, bukan?



3. Teknik Pemotretan - Panning Shoot

Pada teknik pemotretan nan satu ini, cara nan paling tepat ialah mengikuti objek sejajar garis horizontal selama exposure. Untuk hasil maksimal, gunakan kecepatan rana nan cenderung rendah, yaitu 1/15 atau 1/30. Karenanya, diperlukan tripod agar kamera tidak bergerak vertikal. Film berkecepatan rendah akan sangat membantu buat menghindari terjadinya over exposure ketika cuaca cerah.

Langkah pertama buat mempraktekan teknik pemotretan ini ialah cari objek nan terpisah cukup baik dari background . Usahakan temukan latar belakang objek nan berwarna cerah dan jelas. Dengan cara itu, pola menarik dari warna-warna blur akan dihasilkan.

Langkah selanjutnya nan juga harus diperhatikan dalam teknik pemotretan ini ialah gerakkan kamera secara halus dengan waktu pemotretan nan tepat. Ikuti objek sebelum melepas rana, lalu lepaskan rana. Lakukan itu sampai terdengar bunyi klik rana menutup. Putar badan selama mengikuti gerakan objek buat imbas panning nan memuaskan.



4. Teknik Pemotretan - Freezing

Teknik pemotretan nan menciptakan kesan mobilitas dengan menggunakan rana berkecepatan tinggi, hingga seolah menghentikan (membekukan) gerakan objek disebut freezing . Hasilnya, gambar objek nan jelas, tepat ketika objek bergerak. Film berkecepatan tinggi akan mengimbangi kecepatan rana nan tinggi. Dengan begitu, diafragma besar pun tercipta bersama depth of field nan lebih lebar.

Teknik pemotretan bernama freezing ini menuntut fotografer buat dapat memperkirakan ke mana arah objek akan bergerak. Contohnya, ketika memotret air kolam nan memercik sebab dijatuhi sebuah batu nan meluncur. Mengapa kemampuan tersebut penting? Sebab, dengan kemampuan itu, ia pun akan dapat menentukan sudut kamera, pencahayaan, latar belakang, jeda fokus, dan exposure.

Tak cukup hanya itu. Dalam teknik pemotretan seperti ini ada juga kamahiran lain nan harus dimiliki, yaitu kemahiran mengantisipasi puncak gerakan nan ingin di-freeze. Semua itu pastinya memerlukan praktik berulang-ulang, buat sebuah karya foto nan memanjakan kedua mata. Dari latihan demi latihan, seorang fotografer berhak menyandang predikat profesional atas foto-fotonya.

Belajar mengenai teknik pemotretan memang gampang-gampang susah. Setiap keinginan disertai dengan kerja keras dan usaha niscaya akan menghasilkan sesuatu nan baik, begitupun ketika Anda memelajari bagaimana teknik pemotretan buat benda atau objek nan bergerak. Anda tertarik mengikuti jejak sang fotografer? Raih kamera Anda dan mulailah beraksi dengan teknik pemotretan gerak, terus belajar hingga hasil jepretan kamera Anda mengesankan.