Teknik Dasar Fotografi

Teknik Dasar Fotografi



Jangan Remehkan

Bagi beberapa orang, mengetahui teknik-teknik dasar, entah itu di bidang fotografi atau di bidang-bidang lainnya, tidaklah terlalu penting. Sebab, mungkin mereka berpikir bahwa cukup hanya dengan membaca petunjuk how-to-use alias buku atau catatan manual dari sebuah produk fotografi, dan dengan ajaibnya mereka menjadi seorang fotografer nan mahir dan mampu menghasilkan gambar atau foto nan luar biasa keren buat dipamerkan kepada orang lain.

Apalagi, di zaman serba canggih seperi sekarang ini, telah banyak beredar dan bisa diperoleh dengan mudah program dan pelaksanaan pemanipulasi gambar. Dengan alat bantu tersebut, gambar nan tadinya buram atau blur dapat disulap menjadi gambar paripurna tanpa ada blur dan stigma sama sekali. Namun, coba tanya diri Anda sendiri, puaskah Anda dengan gambar nan telah mengalami proses editing tersebut? Puaskah Anda dengan gambar paripurna nan tercipta oleh sebuah mesin? Tentu tidak, bukan?

Oleh karena itulah, krusial bagi Anda nan baru saja mulai buat belajar fotografi, buat mengenal teknik-teknik dasar minimal dari fotografi buat pemula secara dalam dan terperinci. Ibarat sebuah rumah, rumah nan dibangun di atas dasar nan kokoh, niscaya akan mampu bertahan puluhan tahun dibandingkan dengan rumah nan dibangun di atas dasar tanah nan rapuh.

Selain itu, hasil gambar dari seseorang nan tahu teknik fotografi dengan orang nan tak tahu teknik fotografi itu niscaya berbeda. Sudut pandang pengambilan gambar tak akan sama. Niscaya ada sesuatu nan membuatnya begitu berbeda. Rasa mengarahkan kamera dan cara pengambilan cahaya, juga berbeda. Orang nan tahu teknik fotografi itu tak akan langsung mengambil gambar. Ada momen-momen eksklusif ketika cahaya baik dengan sudut pandang nan baik, gambar pun akan terlihat baik.

Gambar nan diambil bukan masalah bahwa misalnya gambar itu akan membuat orang terlihat lebih baik atau lebih ganteng, tetapi dari sisi seni, hal ini akan membuat suatu gambar menjadi lebih artistik. Ketika mengambil gambar matahari tenggelam di tepi pantai, kalau sudut pengambilan gambar itu tak bagus, siluet nan terlihat akan tak sempurna. Begitu juga saat mengambil gambar disiang hari dan matahari sedang bersinar terik. Gambar akan tampak buram kalau tak tahu bagaimana mengecoh cahaya nan sangat terang itu.

Mengambil gambar makanan juga seperti itu. Sine qua non teknik manipulasi cahaya semisal dengan meletakkan makanan dalam piring di atas meja kecil di dalam studio mini nan terbuat dari kardus dengan pencahayaan dari lampu belajar. Kalau tak seperti itu, gambar makanan nan luar biasa pun mungkin akan tampak seperti tumpukan jerami di gudang. Berbeda ketika mengambil gambar dengan teknik nan sangat bagus.

Kamera ponsel pun dapat digunakan dan hasilnya cukup lumayan. Sekali lagi bahwa kecanggihan sebuah kamera terkadang malah tak dapat membantu apa-apa kalau tak ada dasar atau pengetahuan tentang teknik mengambil gambar. Belajar tentang dasar fografi ini tak sulit sebab memang ada banyak loka atau banyak orang nan mau dengan sukarela memberikan informasi. Kalau pun tak ada teman atau seseorang nan dapat memberikan sedikit tips, berikut ini ialah beberapa hal nan mungkin dapat memberikan citra bagaimana fotogarfi itu sesungguhnya.



Teknik Dasar Fotografi

Teknik dasar ini menyertakan beberapa istilah nan biasa dipakai dalam bidang fotografi. Istilah-istilah ini patut diketahui agar ketika berdiskusi tentang fotografi, dapat mengikuti diskusi dengan baik dan tak bingung. Kalau istilah saja tak tahu, akan sangat sulit meneruskan diskusi. Inilah mengapa dasar pengetahuan itu cukup penting. Setelah teknik dasar ini dikuasai, selanjutnya tinggal mengembangkan akan ke taraf berapa pun.

Berikut ini klarifikasi beberapa teknik dasar belajar fotografi bagi pemula, nan mungkin bisa Anda praktikkan buat meningkatkan kemampuan Anda dalam menjepret dan mengabadikan sebuah momen.

1. Eye Level Viewing
Eye level viewing atau nan dikenal dengan pemotretan sebatas pandangan mata, merupakan teknik nan paling generik di dalam fotografi. Eye level viewing biasanya kita temukan pada foto pada umumnya alias standar. Gambar nan dihasilkan tentu saja sebuah gambar nan wajar atau biasa. Tidak menimbulkan imbas spesifik nan luar biasa kecuali apabila Anda menggunakan efek-efek nan dihasilkan oleh pemakaian lensa-lensa tertentu.

2. Bird Eye Viewing
Bird eye viewing atau pemotretan pandangan burung, biasanya dilakukan dengan melakukan bidikan dari atas. Sehingga, gambar nan dijepret akan menimbulkan imbas objek jepretan terlihat lebih rendah, pendek dan kecil. Penerapan teknik ini biasanya dipraktikkan buat menyajikan sebuah lokasi secara menyeluruh, semisalnya saja pemotretan ketika sedang konser musik dan sebagainya. Untuk mendapatkan imbas menyeluruh juga dapat menggunakan teknik ini.

3. Low Angle Camera
Low angle camera merupakan penjepretan nan dilakukan dari bawah. Sehingga imbas gambar nan ditimbulkan, mengacaukan perspektif nan secara kasat mata dapat menurunkan kualitas dari gambar nan kita hasilkan. Walaupun demikian, bagi fotografer nan sudah lumayan ahli, kesan nan dihasilkan oleh teknik ini adalah, menimbulkan image sosok pribadi nan besar, berwibawa, tinggi, serta berwibawa.

Jenis pemotretan seperti ini, biasanya dipraktekkan pada tokoh krusial atau sebagainya, nan tengah memberikan pidato dari atas mimbar nan tinggi. Dapat juga buat memperlihatkan seseorang nan seolah sedang memanjat pohon nan tinggi. Padahal, ia baru saja melompat setinggi 40 cm saja. Hasilnya cukup mencengangkan bahwa seseorang nan akan terlihat seolah sedang memanjat sebuah tebing nan curam. Inilah fotografi. Kesan nan ditimbulkan terkadang begitu dramatis. Padahal aslinya tak ada nan istimewa.

4. Frog Eye Viewing
Frog eye viewing atau teknik memfoto dengan pandangan sebatas mata katak. Teknik ini memposisikan kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan permukaan tanah, dan tentu saja berbeda dengan teknik low angle camera nan mengarahkan kamera ke atas, frog eye viewing tak mengarahkan kamera ke atas namun mendatar dan biasanya diterapkan sambil bertiarap.

Aplikasi secara langsung teknik ini biasanya dijumpai jika Anda ingin memotret fauna dan flora dan umumnya dipraktekkan ketika Anda ingin memotret di suasana sedang perang. Pernah membayangkan ketika peluru berdesing di kiri-kanan Anda, dan Anda memotret sambil berdiri? Niscaya akan sangat berbahaya. Hasilnya cukup memuaskan sebab objek menjadi lebih besar dan terlihat jelas. Ukurannya tampak berbeda dengan ukuran nan sebenarnya.

Cobalah memotret seekor semut nan sedang membawa makanan. Semut itu akan tampak seperti hewan raksasa dengan spesifikasi nan begitu jelas terlihat. Atau cobalah memotret nyamuk nan telah wafat tetapi bentuknya masih utuh. Gambar nyamuk ini akan terlihat cukup mengerikan dengan alat hisap nan begitu tajam. Mengambil gambar semut atau nyamuk seperti ini tentu menjadi sesuatu nan cukup menyenangkan. Apalagi kalau kamera nan digunakan ialah kamera digital.

Nah, dari teknik-teknik dasar di atas, tentu setidaknya kini Anda telah mempunyai sedikit dasar buat memulai kecintaan Anda terhadap fotografi. Dan sebisa mungkin cobalah semua teknik nan Anda ketahui. Jangan hanya merasa nyaman hanya dengan satu teknik saja. Karena, semakin Anda menguasai teknik-teknik penjepretan di bidang ini, semakin Anda mahir dan mampu menghasilkan gambar nan tak kaku serta monoton. Jadi, bukankah mengenal dasar belajar fotografi buat pemula itu memang penting?
Belajar dari Ahlinya

Bila sangat bahagia dengan fotografi, carilah komunitas fotografi terdekat. Dari komunitas ini, proses belajar akan lebih cepat sebab loka bertanya banyak dan biasanya juga dengan mudah mendapatkan pelajaran baru. Jenis kamera nan digunakan juga biasanya tak sembarangan dan ada nan mempunyai kamera buat profesioanal. Kamera jenis ini tentu saja akan menghasilkan gambar nan berbeda. Niscaya gambar nan dihasilkan akan tampak lebih keren. Teknik dan jenis kamera bersatu.