Masuk Facebook - Kejahatan di Jejaring Sosial

Masuk Facebook - Kejahatan di Jejaring Sosial

Rasa-rasanya saat ini kita tak dikatakan gaul jika tak masuk Facebook . Jejaring sosial seperti Facebook memang menjadi tren di global nan menjadi tolak ukur dominasi teknologi juga luasnya pergaulan. Masalah pergaulan tidak hanya di global konkret dengan teman sekolah atau tetangga saja. Pertemanan nan dijalin di global virtual menjadi kenyataan nan booming dan telah menjadi gaya hidup. Kecanggihan dominasi pelaksanaan nan disajikan membuat kita semakin betah berlama-lama berada di depan monitor.



Masuk Facebook

Banyak nan belum mempunyai akun Facebook atau bahkan tak mau mempunyai akun Facebook bukan sebab alasan privasi melainkan sebab faktor gagap teknologi.Sesungguhnya masuk Facebook tidaklah ribet.

Jika kita ingin masuk Facebook, terlebih dahulu kita harus mempunyai alamat email yang masih aktif. Jika tak memiliki alamat email, kita dapat membuatnya terlebih dahulu. Ada banyak layanan penyedia alamat email nan dapat kita pilih. Misalnya, Yahoo!, Plasa.com, Ymail.com, Gmail.com, Rocketmail.com, Windows live hotmail, dan layanan email lainnya. Kita pun dapat memasukkan nomor telepon selular sebagai pengganti alamat email .

Setelah kita memiliki akun email , kita masuk Facebook yakni membuka situs Facebook dan melakukan pengisian data pribadi mulai dari nama tampilan nan akan muncul dalam beranda akun Facebook kita nantinya. Setelah kita sukses mengisikan nama, nomor alamat email atau telepon, jenis kelamin, tanggal lahir, dan password, kita sudah dapat masuk Facebook.

Kemudian, tampilan nan muncul ialah mencari teman. Teman nan hendak kita ajak bergabung buat bergaul di akun Facebook dapat kita pilih dari alamat kontak nan terdapat pada email kita, dapat juga kita pilih sendiri dengan menuliskan nama akun Facebook teman kita pada bagian pencarian. Termin berikutnya kita dapat mengunggah (menampilkan) foto buat dijadikan foto profil kita.

Setelah itu, kita pun sudah benar-benar dapat masuk Facebook. Kita sudah dapat mulai dapat menggunakan akun Facebook dengan menulis status atau mengatur tampilan akun Facebook kita. Kita dapat mengaturnya dalam item pengaturan (seting), memunculkan informasi pribadi apa saja nan dapat diketahui oleh orang lain nan melihat akun Facebook kita.

Kita pun dapat mengatur apakah informasi pribadi dalam tayangan profil bisa dilihat oleh orang lain atau spesifik hanya bisa dilihat oleh orang nan sudah menjadi teman kita di Facebook. Dapat juga kita melakukan pengaturan nan memungkinkan orang bisa menuliskan sesuatu pada dinding/laman Facebook kita.



Masuk Facebook - Kepalsuan Data

Dalam situs jejaring sosial, sesungguhnya tak semua data nan masuk Facebook ialah data nan benar, data nan sesungguhnya. Data nan masuk Facebook dan dilihat oleh banyak orang dapat juga bukan fakta, data nan tak didasari atas kenyataan. Banyak pula data nan ditampilkan pada bagian informasi pribadi atau profil ialah data palsu.

Bisa juga data asal, data nan dimasukkan hanya sebagai syarat pemenuhan persyaratan registrasi. Meskipun pada awalnya tak diniatkan buat memalsukan data atau memberikan data fiktif, namun ada pula nan kemudian terlupa buat merevisi data awal nan mereka masukkan. Namun hal tersebut sporadis sekali terjadi. Biasanya, memang didasarkan atas niat memunculkan data fiktif karena tak ingin bukti diri aslinya diketahui orang lain, meski ia memasang foto dirinya sendiri.

Persoalan kepalsuan data dalam Facebook memang menjadi dominan karena dalam situs jejaring global maya, ada kesamaan dari penggunanya buat menjadi seseorang nan “digilai”. Misalnya, “digilai” dari segi usia nan masih tergolong muda bahkan setara dengan remaja. Kesamaan pengguna situs jejaring sosial memang kerap memalsukan informasi pribadi.

Ada hal nan ingin mereka sembunyikan dari banyak orang. Namun di satu sisi mereka ingin memiliki banyak teman di jejaring sosial. Logikanya, ketika seseorang masuk Facebook , menggunakan jejaring sosial Facebook sebagai media menjalin pertemanan, seseorang tersebut akan menampilkan informasi pribadi nan benar, bahkan agak detail karena hal tersebut dapat mendatangkan manfaat. Misalnya, dari segi keahlian, buku favorit atau hal lainnya nan akan mendatangkan kegunaan dari segi intelektualitas nan terjalin sebab adanya kecenderungan bacaan.

Pemalsuan data pribadi nan masuk Facebook, secara mudahnya bisa diindikasikan bahwa pengguna akun tersebut memiliki kepentingan lain dari penggunaan akunnya. Misalnya saja, bukan menambah teman namun mencari teman kencan, pacar, bahkan selingkuhan. Di Barat, para pengguna jejaring sosial nan sudah berumah tangga banyak nan bercerai sebab memiliki kekasih alias selingkuhan di jejaring sosial. Angka perceraian nan tiap tahunnya semakin meningkat banyak disebabkan faktor eksistensi negatif ketika mereka masuk Facebook.

Ibu-ibu rumah tangga nan lebih banyak waktu di rumah, buat menghindari rasa bosan dan jengah, mereka melewatkan waktu sehari-harinya dengan mengobrol di global maya. Dialog nan terjadi sebab faktor intensitas dan kenyamanan lama-lama akan memunculkan keintiman nan akhirnya menumbuhkan rasa cinta. kasus tersebut bermula dari kepalsuan data nan masuk Facebook, nan disengajakan buat mencari “kenalan” baru.

Tak hanya di Barat, kasus pemalsuan data nan sempat menghebohkan di Indonesia pun yaitu kasus Icha. Seorang laki-laki nan memalsukan bukti diri dirinya di jejaring sosial Facebook sebagai seorang wanita. Selain data pribadi nan menyebutkan bahwa dirinya ialah wanita, ditampilkan pula foto dirinya nan memang benar-benar mirip dengan wanita sungguhan.

Icha pun memperoleh jodoh seorang laki-laki nan bersedia menikahinya. Namun pemalsuan data Icha nan bermula dari jejaring sosial Facebook, akhirnya terbongkar dan ia pun mesti menjalani masa penahanan sebab delik pemalsuan identitas. Persoalan masuk Facebook ternyata memang dapat membuat seseorang menjadi terkenal dalam sekejap.



Masuk Facebook - Kejahatan di Jejaring Sosial

Kegunaan masuk Facebook tidak hanya berdampak positif. Seperti ketenaran, pemerolehan prestasi, pertemanan, dan keterjalinan komunikasi nan sempat terputus. Akibat negatif masuk Facebook pun dapat terjadi, selain pemalsuan data. Masalah penipuan, tindak pelecehan seksualitas, penculikan, hingga penyedia jasa kekerasan (dalam hal ini pembunuh bayaran) pun dapat terjadi. Beberapa kasus penipuan berkedok bisnis online kerap terjadi nan melibatkan situs jejarng sosial Facebook.

Bisnis online memang menggiurkan. Kita dapat melihat barang nan ditawarkan tanpa harus pergi ke sebuah toko dan bertanya ini-itu. Belum lagi jika kita tidak punya banyak waktu buat berkunjung ke toko. Cukup dengan duduk di depan layar nan terkoneksi dengan jaringan global maya, kita dapat memilih berbagai jenis barang dibutuhkan, lengkap dengan tipe dan harganya.

Sistem pembayarannya pun mudah, tinggal menghubungi nomor nan tertera melalui pesan singkat, kemudian melakukan transfer, dan menunggu barang datang ke alamat rumah. namun tidak semua halaman bisnis nan ditampilkan merupakan bisnis betulan. Ada pula nan berkedok bisnis online buat melakukan penipuan. Uang sudah terkirim namun barang tidak kunjung datang.

Persoalan penculikan nan berakhir dengan kejahatan seksual pun banyak terjadi nan bermula dari keinginan dan kegemaran masuk Facebook. Bermula dari dialog ringan buat mengucapkan terima kasih telah bersedia melakukan konfirmasi pertemanan, berlanjutlah pada dialog lainnya, nan kemudian mengharuskan keduanya bertemu. Pada saat rendezvous itulah tejadi berbagai kasus kejahatan seksual.

Ada nan disekap buat dijual, ada pula nan mengalami pelecehan seksual seperti pemaksaan kegiatan seksual sampai pada taraf pemerkosaan. Tak sedikit pula kasus pemerkosaan nan berakhir dengan pembunuhan. Tak hanya masalah kejahatan seksual, masalah kejahatan pembunuhan pun sudah masuk Facebook. Akun Facebook nan digunakan sebagai mencari uang dengan cara melakukan tindak kriminal pembunuhan bisa diakses dengan leluasa.

Akun Facebook nan menawarkan jasa pembunuh bayaran tersebut aktif melakukan kontak/komunikasi dengan para calon pengguna jasanya. Tentu saja hal tersebut bukan hanya meresahkan melainkan telah sangat mengancam keamanan masyarakat, juga kenyamanan pengguna layanan Facebook lainnya.

Masuk Facebook memang banyak kegunaan nan bisa diambil. Namun imbas negatif masuk Facebook pun tidak sedikit karena tindak kejahatan bukan hanya diniatkan melainkan telah diakali/dipikirkan. Kontrol diri dari pengguna Facebook setidaknya bisa menolong diri kita sendiri tercegah dari tindak kejahatan. Persoalan masuk Facebook pun dapat sangat menghebohkan negara bahkan melupakan (untuk sejenak) permasalahan kritis dan masalah primer sebuah negara.