Belahan Jiwa Bukan Belahan Fisik

Belahan Jiwa Bukan Belahan Fisik

Bisnis kecantikan ialah salah satu bisnis dahsyat, di samping bisnis makanan. Orang Brazil, bahkan, rela operasi plastik berkali-kali demi mendapatkan kecantikan fisik nan bohai. Petuah atau petua kecantikan " Never judge a book by its cover" seperti tak pernah dipahami dengan sedalam-dalamnya.



Legenda Pandangan Pertama

Efek estetika dan kecantikan fisik memang luar biasa. Banyak sudah cerita nan membuat orang-orang besar terpesona dan rela kehilangan banyak hal hanya gara-gara melihat kecantikan seorang wanita pada pandangan pertama. Kisah film Maid in Manhattan nan diperankan oleh Jennifer Lopez dapat menjadi pelajaran nan bukan tak mungkin banyak terjadi di sekitar kita.

Seorang wanita kelas bawah nan berusaha mendapatkan perhatian dari seorang laki-laki dari kalangan atas. Sang laki-laki jatuh ke pelukan sang wanita nan sebenarnya hanyalah seorang pelayan hanya sebab si pelayan berubah bak Cinderella dalam satu malam.

Lirik lagu Cinta Satu Malam juga bercerita tidak jauh dari pengagungan kehebatan global fisik nan membuat hati begitu terlena. Kisah nan menyerempet bahaya hanya sebab ingin memuaskan dahaga mencari estetika dan kenikmatan fisik semata, telah membuat banyak orang melakukan " one night stand atau cinta satu malam".



Fisik Tak Sama dengan Jiwa

Ini klise. Namun, fisik memang tidak sama dengan jiwa. Keduanya berkembang. Akan tetapi, pertumbuhan dan perkembangannya dapat tak pada waktu nan bersamaan. Fisik dapat lebih dahulu mencapai puncak kecantikannya tetapi jiwanya masih tertatih di usia balita. Sebaliknya, fisik mungkin masih berada di usia belia tetapi jiwa telah sangat dewasa. " The young in the old soul " itulah istilah nan tepat buat menggambarkan orang-orang muda nan mempunyai jiwa matang.

Kematangan jiwa inilah nan akan memancarkan aura kecantikan yang berkarisma. Kalau sudah mempunyai aura karismatik seperti ini, siapa pun nan diinginkan niscaya akan dengan bahagia hati menyerahkan diri. Hampir semua orang akan bahagia dan nyaman berada di dekat orang-orang berjiwa dewasa. Kedamaian dan kenyamanan itu tercipta sebab adanya jiwa-jiwa nan bersatu, bukan fisik semata.



Belahan Jiwa Bukan Belahan Fisik

Sering terlintas rasa heran berkepanjangan kala melihat pasangan suami istri nan secara fisik begitu kontras. Sang suami secara fisik mungkin akan kena tangkap ketika ada razia orang jelek. Sementara sang istri, mantan pemenang lomba putri-putrian nan cantik, anggun, dan pintar. Keduanya begitu mesra tidak terpisahkan.

Mungkinkah hal tersebut terjadi hanya sebab perpaduan dua tubuh? Niscaya tidak. Kenyamanan tercipta sebab dua jiwa nan saling memberikan cinta dan kasih nan tulus. Meskipun demikian, tidak dapat disangkal bahwa bersatunya jiwa akan lebih syahdu bila diikuti oleh perpaduan keduanya secara fisik.

Salah satu kehebatan bersatunya jiwa ini ialah dengan terbentuknya sebuah kemiripan nan semakin hari semakin kentara. Suami istri nan saling berbagi kehidupan akan tampak seperti dua saudara kandung dengan kemiripan paras nan tidak terelakkan. Bahkan, gaya bicara dan tersenyum pun mirip.

Mungkin mereka tak menyadari tapi orang-orang di sekitarnya bisa melihat dan merasakan betapa kekuatan cinta mereka memberikan energi sangat positif nan tidak dapat ditutup-tutupi. Sentuhan nan tercipta ialah berkat dari sentuhan jiwa nan telah bersatu.



Cintailah Jiwa

Sulit memang bila belum merasakan bagaimana dapat mencintai jiwa seseorang tanpa memandang fisiknya. Perlu waktu dan mungkin juga pengalaman sebelum mampu berlabuh pada pulau kecantikan jiwa. Namun kecantikan jiwa akan membuat orang nan mendapatkannya akan selalu berada dalam ketenangan.

Kecantikan jiwa tidak akan pernah memaksa pasangan buat melakukan hal-hal nan dapat mencemarkan nama keluarga di masa depan. Khususnya wanita. Jika wanita memiliki kecantikan jiwa, ia tidak akan pernah menuntut aksesoris hiperbola kepada suaminya.

Petua kecantikan dirinya tampak bukan dari fisiknya, tapi dari jiwanya. Ia selalu membuat suaminya selalu tentram saat dekat dengannya. Demikian halnya dengan suami nan memiliki kecantikan jiwa. Ia tidak akan pernah menuntut isterinya berdandan dengan berlebihan. Jika suami-isteri memiliki kecantikan jiwa, rumah tangga nan dibina akan menjadi surga. Tak ada kecekcokan, nan ada malah kecocokan. Tak Kecemburuan, nan ada malah kecintaan.



Petua Kecantikan Islam- Cantik Luar Dalam

Setelah penulis menjabarkan petua kecantikan secara umum, rasanya tidak salah bila penulis mengungkapkan di dalam tulisan ini petua kecantikan menurut islam. Seperti apa nan digambarkan Rasulullah Saw. wanita nan catik luar dalam adalah, “Sebaik-baik wanita, jika kamu memandangnya, ia bisa membuat senang; Jika kamu menyuruhnya, ia selalu taat; Jika kamu memberinya uang, ia menggunakannya buat kebaikanmu; Jika kamu pergi, ia akan menjaga hartamu dan dirinya.” (HR. An-Nasa-i)

Bila dikaji, hadis di atas mengajarkan bahwa kecantikan wanita terbagi kepada tiga:

  1. Kecantikan jiwa

Wanita nan memiliki kecantikan jiwa akan selalu menyandarkan apa nan dilakukannya terhadap suaminya adalah, sebab Allah Swt. Jika suaminya memiliki kelebihan nan tidak dimiliki oleh pria lain, ia senantiasa bersyukur kepada Allah. Bila suaminya memiliki kekurangan, ia bersabar. Apalagi jika suaminya memiliki kekurangan dalam masalah rezeki, ia tidak menunut hal-hal nan berlebihan, malah ia berusaha bagaimana agar uang diberikan suaminya dapat cukup digunakan buat anak-anak dan suaminya.

Sifat Siti Hajar, Khadijah, Aisyah, Asmah binti Abu Bakar dan wanita-wanita muslimah nan berpegang pada firman Allah Swt. “Dan Sesungguhnya Akhirat lebih baik bagimu dari permulaan” menjadi pegangan hidup. Sehingga kecantikan ruhani atau jiwa tampak jelas.

  1. Kecantikan Diri

Wanita nan memiliki kecantikan jiwa, juga harus memiliki kecantikan diri. Sekiranya suami memiliki kekurangan dalam pendapatannnya, tidak pernah membuatnya buat tak memperhatikan kecantikan diri. Karena Islam sendiri memiliki resep buat senantiasa menjaga kecantikan diri, yaitu melalui wudhu’.

Wudhu’ bukan sekadar media buat beribadah, tapi juga dapat menjadi media mempercantik wajah. Minimal sehari semalam membasuh muka dengan air akan memberikan kesegaran pada kulit wajah. Makanya, di saat membasuh muka ketika berwudhu’ lakukanlah dengan apa nan diajarkan Rasulullah. Jangan sekedar membasuh, sebab di dalamnya terdapat media buat mengencangkan kulit paras dan membersihkan paras dari kotoran-kotoran.

  1. Kecantikan Akal

Selain kecantikan jiwa dan diri, kecantikan akal juga mesti dimiliki oleh wanita. Maksud kecantikan akal, seperti apa? Maksudnya adalah, seorang isteri juga harus rajin membaca buku atau majalah nan berhubungan dengan rumah tangga nan sakinah, mawaddah dan rahmah . Karena pundak pendidikan primer di dalam keluarga ialah ibu.

Wanita nan memiliki kecantikan akal akan pintar bagaimana mendidik anak nan baik dan pintar. Ia niscaya paham bagaimana membentuk anak nan cerdas. Semua itu, hanya akan terjadi bila wanita suka membaca buku atau majalah nan berkaitan dengan rumah tangga. Ia belajar dari orang-orang nan sudah lebih berpengalaman darinya. Ia juga dapat belajar dalam menyelesaikan kasus nan mungkin sama dengannya.

Wanita nan memiliki kecantikan akal juga dapat memanajemen keuangan rumah tangga ketika suami memberinya uang. Sehingga tidak pernah terdengar keributan di dalam rumah tangganya nan berhubungan dengan masalah keuangan.

Wanita nan memili kecantikan akal, terkadang, juga dapat membantu suaminya buat menambah keuangan keluarga agar makin tercukupi. Pasalnya, kini sudah banyak buku-buku nan membahas tentang usaha nan dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga. Di majalah-majalah kewanita juga dijelaskan tips-tips membina usaha di rumah. Tentunya, ini dapat menjadi sumber pemasukan bagi keuangan rumah tangga.

Maka dari itu, kecantikan nan paling primer di miliki wanita ialah kecantikan akal, jiwa dan diri. Dengan kecantikan akal ia benar-benar dapat menempatkan dirinya sebagai isteri nan baik. Baru setelah itu, ia menanjak menggapai kecantikan jiwa. Pasalnya, keridhoan suami menentukan posisinya pada keridhaan Allah.

Bukan menyamakan keridhaan suami dengan keridhaan orang tua? Namun, setelah menikah apa nan dilakukan isteri menjadi tanggungjawab suaminya. Jika suami tidak dapat mendidiknya, kelak ia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Demikian hal jika isteri tidak mampu berbuat baik terhadap suami, maka kelak ia akan diminta pertanggungjawaban juga.

Karena itu, jadilah wanita nan dapat membuat suami bangga di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Di hadapan Allah bangga, lantaran isterinya mampu melakukan apa nan diajarkan Rasullulah. Di hadapan manusia bangga, sebab isterinya dapat menjaga dirinya sendiri dan kehormatan suaminya di hadapan orang banyak. Sekali lagi, ridha Allah terletak pada ridho suami, bagi wanita nan sudah menikah.