LCD Si Datar nan Menggantikan

LCD Si Datar nan Menggantikan

Sebelum membahas LCD monitor 14 , ada baiknya berkenalan terlebih dahulu dengan CRT ( Chatode Ray Tube ). Dahulu, teknologi CRT memberikan kabar gembira kepada manusia buat dapat menyaksikan rekaman peristiwa nan diabadikan melalui televisi. Teknologi itu tak lama mendapat respon nan cukup baik. Para pecinta global hiburan semakin terpuaskan dengan hadirnya teknologi nan cukup fenomenal ketika itu.



Perkembangan Televisi dan Monitor

Pada 1930-an, kotak televisi nan dijual pertama kali sudah berfungsi sebagai alat penerima komunikasi primer di dalam rumah, perdagangan, dan institusi. Pada waktu itu televisi berfungsi sebagai hiburan dan sumber informasi berupa berita.

Televisi ialah sebuah teknologi nan sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia. Pada awal perkembangannya, televisi ialah gabungan teknologi optik mekanik dan elektronik nan digunakan buat merekam, menampilkan dan menyiarkan gambar visual.

Televisi ialah sebuah inovasi nan terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Awal munculnya televisi tak bisa dilepaskan dari inovasi hukum elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael Faraday pada 1831. Masa ini ialah awal komunikasi elektronik. Berikut perkembangan televisi.

  1. George Carey (1876) membuat selenium camera nan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik dan akhirnya disebut sinar katoda. Sebelumnya, gambar pertama nan sukses dikirimkan secara elektrik ialah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, nan kemudian dikembangkan pada akhir abad ke-19.
  1. Pada tahun 1878, konsep pertama pengiriman gambar bergerak nan menggunkan daya elektrik ialah konsep gabungan telepon dan gambar bergerak atau teleponskop, tak lama setelah inovasi telepon. Hal tersebut membuat para penulis fiksi ilmiah berpendapat bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan bisa dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara. Dan, itu telah terbukti pada inovasi selanjutnya.
  1. Pada tahun 1881, pertama kali mengirim gambar menggunakan sistem pemindaian gambar, yaitu menggunakan pantelegraf, nan menggunakan prosedur pemindaian pendulum. Penggagas pertama nan menggunakan istilah televisi ialah Constatin Perskyl dari Rusia (1900).
  1. Pada 1907, dua orang nan bernama Campbell Swinton dan Boris Rosing melakukan percobaan terpisah menggunakan sinar katoda buat mengirim sebuah gambar.
  1. Televisi rona diciptakan oleh Peter Goldmark pada 1940.
  1. Sebuah forum RCA memperkenalkan layar LCD pertama pada 1968.
  1. Pada 1995, Larry Weber berhasil menciptakan layar plasma nan lebih stabil dan cemerlang.
  1. Pada 2000-an, penyempurnaan layar teknologi dilakukan baik LCD, Plasma, maupun CRT.

Sejak saat itu, hampir setiap teknologi pengiriman gambar menggunakan teknik pemindaian gambar, termasuk televisi. Konsep ini dinamakan perasteran, yaitu sebuah proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.

Monitor juga disebut sebagai piranti output nan sifatnya sementara. Maksudnya, monitor tak akan menampilkan output terus menerus, dia akan berhenti jika sudah tak ada lagi input nan diproses oleh CPU. Ada beberapa jenis monitor nan bisa Anda temukan di pasaran, antara lain ialah sebagai berikut.

  1. Monitor CRT (Cathode Ray Tube) atau dikenal dengan sebutan tube sinar katoda. Monitor ini menggunakan teknologi nan sama dengan televisi, hanya saja menggunakan isyarat digital (bukan analog). Tak hanya itu, layarnya pun menggunakan tube vakum.
  1. Monitor dengan panel rata, nan memiliki karakteristik khas ringan dan tipis. Monitor ini lebih ekonomis listrik dibanding monitor CRT.

CRT memanfaatkan sifat elektron nan mampu menyimpan muatan listrik. Dengan menggunakan sumber penembak elektron, elektron ditembakan ke dalam sebuah media berlapiskan fosfor. Elektron tersebut diarahkan dengan menggunakan pengarah jalur elektron dan juga pembuat fokus jalur elektron. Agar energi elektron tak hilang dalam perjalanan, medium perjalanan elektron tersebut haruslah bebas dari udara.

Meskipun tergolong teknologi nan menjanjikan, teknologi CRT mempunyai banyak sekali kekurangan. Salah satu nan menjadi masalah ialah konsumsi energi nan tinggi. Hal ini tentu saja menjadi masalah di tengah krisis energi nan terjadi akhir-akhir ini terjadi. Selain itu, CRT kurang praktis buat dipindah-pindah.

Monitor CRT, sebab alasan kurang praktis dan cenderung boros listrik, akhirnya tergeser oleh monitor LCD (Liquid Crystal Display). Konsumen lebih menyukai LCD sebab disamping ekonomis listrik, LCD lebih praktis, tampilannya elegan, dengan bentuk nan tipis dan ringan.



LCD Si Datar nan Menggantikan

Secara teknologi, LCD memang sangat berbeda dengan CRT. Pada LCD, digunakan prosedur polarisasi sebagai cara buat menampilkan gambar. Setiap titik-titik gambar (yang disebut dengan pixel) dilengkapi dengan lapisan liquid crystal di mana lapisan tersebut akan terpolarisasi jika terdapat medan listrik di sekitarnya.

Medan listrik itu sendiri akan timbul ketika ada genre listrik, nan artinya ketika LCD tersebut disambungkan dengan sumber listrik. Saat terpolarisasi, gelombang cahaya akan bisa masuk melalui filter polarisasi, sehingga cahaya masuk dan menampilkan gambar nan beraneka warna.

Berbeda dengan CRT, LCD lebih ekonomis dalam hal konsumsi energi. Konsumsi energi menjadi krusial sebab krisis energi nan terjadi akhir-akhir ini. Elektron tak lagi ditembakan ke media nan disebut layar, tetapi dipendarkan menuju medium nan berisi lapisan Indium Tin Oxyde (ITO) . Elektron tersebut dipendarkan ke dalam lapisan ITO.

Radiasi nan ditimbulkan oleh monitor CRT juga menjadi masalah sebab radiasinya nan lebih tinggi bila dibandingkan dengan monitor LCD. Radiasi tersebut akan sangat berbahaya terutama bagi mereka nan memiliki aktivitas panjang menggunakan monitor.

Dampak jangka panjang nan dapat ditimbulkan tentunya sangat beragam, salah satunya ialah bisa mengganggu penglihatan. Namun demikian, hal ini dapat ditanggulangi dengan menempelken pelapis buat mengurangi radiasi nan ditimbulkan oleh monitor.

Salah satu monitor LCD ialah TFT monitor. TFT monitor ialah monitor komputer nan menggunakan teknologi thin-film transistor buat layar LCD utama. Monitor LCD atau disebut juga panel layar datar menggantikan tabung sinar katoda atau cathode ray tube (CRT) sebagi pilihan tampilan pada komputer.

Ada berbagai macam ukuran monitor, yaitu antara lain 14”, 15”, 17”, 19, 21”. Bagi Anda nan menginginkan kenyamanan, tentunya akan memilih monitor nan ukurannya lebar, yaitu 21 inch.

Akan tetapi, jika Anda menggunakan monitor LCD sebaiknya memperhatikan jeda antara mata Anda dengan layar. Karena monitor ini menampilkan gambar lebih tajam dibanding jenis CRT.

Meski lebih banyak digandrungi, LCD juga memiliki kekurangan, yaitu gambar (visual) terbaik hanya dapat diperoleh, ketika mata Anda tegak lurus terhadap layar. Jika Anda memilih sudut lain, dapat ditebak, output pada monitor terlihat lebih gelap (kurang jelas). Inilah sisi ketidakpraktisannya. Anda harus sering mengubah posisi monitor buat memperoleh visual terbaik.

Saat ini, hampir seluruh monitor LCD menggunakan teknologi TFT. Sebelum menggunakan teknologi TFT, monitor LCD pasif matriks tak dapat menampilkan gambar nan bergerak cepat. Jika mouse di- drag dari titik A ke titik B, mouse akan menghilang di antara kedua titik tersebut.

Dengan menggunakan teknologi TFT, mouse dapat dideteksi. Hal ini memungkinkan monitor buat menghasilkan tampilan nan bisa digunakan buat game , video, atau bentuk multimedia lainnya.

Setiap TFT monitor memiliki sebuah transistor nan kecil dan terpisah buat setiap piksel pada tampilan. Karena transistornya kecil, jumlah energi listrik nan digunakan buat mengendalikannya pun kecil. Hal ini memungkinkan menggambar ulang tampilan dengan sangat cepat sebab gambar kembali di- paint atau di- refresh beberapa kali per detik.

TFT monitor nan berukuran 17 inci memiliki sekitar 1,3 juta piksel dan 1,3 juta transistor. Dengan jumlah sebanyak ini, kemungkinan besar terdapat satu atau dua transistor nan tak berfungsi dalam satu panel.

Sebuah TFT dapat saja memiliki “piksel mati”. Piksel wafat ialah sebuah piksel nan transistornya tak berfungsi, sehingga tak menghasilkan tampilan apa pun. Di latar belakang rona hitam pekat, piksel wafat bisa berupa titik-titik kecil berwarna merah, biru, atau putih.

Para produsen TFT monitor kebanyakan tak akan mengganti monitor nan memiliki kurang dari 11 piksel mati. Para pembeli TFT monitor tentunya sangat berharap tak ada pikesl wafat di TFT monitor nan dibelinya. Piksel wafat ini hanya tampak pada posisi kritis di layar.

Bagi mereka nan menyukai kepraktisan, tentu saja monitor LCD bisa menjadi pilihan nan tepat. Monitor LCD bisa dengan mudah buat dipindahkan sebab bobot nan dimilikinya lebih kecil bila dibandingkan dengan monitor CRT.

Karena bentuknya nan lebih kecil juga, monitor LCD membutuhkan area penempatan nan lebih kecil bila dibandingkan dengan monitor CRT. Jadi, baik itu monitor CRT ataupun LCD monitor 14 inch itu merupakan hak Anda buat memilih.