Glodok Masa Kini

Glodok Masa Kini

Glodok merupakan nama atau sebutan salah satu bagian Kota Lama Jakarta. Sejak masa penjajah VOC, kawasan ini dikenal sebagai Pecinan (permukimam orang-orang keturunan Tionghoa) terbesar di Batavia (Jakarta). Tentu saja mayoritas warga di kawasan Glodok ini merupakan keturunan Tionghoa. Di era modern, kawasan Glodok dikenal sebagai salah satu sentra perdagangan elektronik di Jakarta. Hampir di sepanjang jalan berjajar Glodok shop nan menawarkan berbagai macam barang elektronik baik baru maupun bekas. Jika ditilik secara administratif, Glodok terletak di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Lantas, bagaimana asal-usul daerah ini?



Sejarah Glodok

Mungkin tak banyak nan mengetahui bahwa kata Glodok berasal dari kata "Golodog" (Bahasa Sunda) nan berarti pintu masuk rumah. Hal ini juga berarti nama Sunda Kalapa (Jakarta) bermakna pintu masuk menuju ke kerajaan Sunda. Jauh sebelum dikuasai penjajah Belanda, Sunda Kelapa ditinggali oleh orang-orang suku Sunda hingga akhirnya Belanda membawa pekerja nan berasal dari berbagai daerah ke Sunda Kelapa dan mengubahnya menjadi Batavia (Betawi).

Ada juga sumber nan mengatakan nama Glodok berasal dari suara air pancuran di sekitar gedung Balai Kota nan menjadi pusat pemerintahan VOC di Batavia. Gedung dekat pancuran tersebut dibangun tahun 1743 dan direnovasi tahun 1972. Pancuran tersebut sangat membantu para serdadu VOC sebab terdapat sumber air higienis nan mereka gunakan sehari-hari. Air ini juga digunakan sebagai air minum kuda-kuda nan mereka jadikan tunggangan. Bunyi air pancuran tersebut dieja oleh warga sekitar dengan Glodok, loka di mana kini berjajar Glodok shop.

Sebagai salah satu loka nan dihuni penjajah VOC, terjadilah berbagai peristiwa krusial di Glodok di antaranya pemboman tiga gedung Bank Central Asia (BCA) nan salah satu gedungnya berada di kawasan glodok pada 4 Oktober 1984. Glodok juga sempat menjadi target penjarahan serta pembakaran pada 13-14 Mei 1998 dengan tujuan menggulingkan rezim Soeharto . Kerusuhan di kawasan Glodok kembali terjadi pada 13 Mei 2000 setelah sejumlah massa geram sebab Mabes Polri merazia para pengedar VCD porno. Aksi ini disinyalir buat menumbangkan kedudukan Gus Dur.

Kawasan Glodok terkenal sebagai China Town atau Pecinan. Kepopuleran kawasan ini sempat diabadikan melalui sebuah foto di tahun 1940-an. Dari foto tersebut, kita bisa melihat gedung-gedung tua kawasan ini nan mempergunakan aksara Mandarin. Sementara itu, rumah toko-rumah toko di kawasan ini meniru gaya arsitektur di daratan China.

Lebih dari setengah abad nan lalu kawasan Glodok ini senantiasa ramai oleh orang-orang nan lalu lalang, sehingga muncul wahana transportasi generik guna menunjang gerak masyarakat sekitar. Kala itu, Sado (delman) menjadi alat angkut manusia dan barang terpopuler. Sementara becak muncul di Batavia pada era penjajahan Jepang. Ramainya lalu lintas di kawasan Glodok ini, jelas mendatangkan peluang usaha nan menjanjikan. Kios-kios mulai bermunculan.

Memang, mayoritas pedagang merupakan orang keturunan Tionghoa . Mereka memperdagangkan segala kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, sandang, obat, serta barang dagangan lainnya. Berkat ketekunan serta keuletan nan mereka miliki, kini anak cucu mereka merasakan hasilnya. Kebanyakan dari mereka telah tinggal di kawasan elit Jakarta. Dahulu, mereka juga sama dengan pribumi lainnya nan hayati serba sulit. Kawasan ini telah beroperasi sejak masa Belanda dan menjadi wilayah ekonomi nan terus menerus memompa perdagangan.

Pada masa penjajahan Belanda, orang-orang dari keturunan Tionghoa memang diharuskan menghuni satu loka secara berkelompok dan melarang mereka memakai baju seperti orang pribumi atau orang Eropa. Mereka diharuskan memakai baju China dengan rambut dikepang dan sebagian rambut dicukur habis pada bagian depan. Mereka nan mendapat sanksi jika melanggar peraturan ini.



Glodok Masa Kini

Seiring dengan perkembangan zaman dan ditunjang dengan kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang, kawasan Glodok telah mengalami kemajuan pesat. Toko-toko nan sebagian masih membubuhkan karakteristik khas Tionghoa masih menghiasi jalan-jalan dan sudut Glodok. Kini kita bisa menjumpai banyak Glodok shop nan menjual berbagai macam alat elektronik nan memang menjadi primadona di kawasan ini. Glodok juga menjadi pusat grosir dan eceran elektronik terbesar sebab kelengkapannya. Harga dan kualitas nan bersaing membuat para pembeli percaya pada produk-produk nan dijual di toko-toko Glodok ini. Sebagian besar memang barang-barang elektronik nan diimpor langsung dari negara produsen.

Kawasan Glodok terletak di Jalan Hayam wuruk dan merupakan kawasan niaga nan sangat sibuk setiap hari. Kawasan perniagaan ini mempunyai tempat-tempat perdagangan nan dibagi menjadi 7 loka antara lain;

  1. Pasar Glodok nan menjadi loka jual beli barang elektronik, alat-alat medis, dan obat-obatan.
  2. Jalan Pinangsia nan terdiri dari loka jual beli berbagai macam asesoris buat bangunan, perlengkapan kamar mandi, toilet, serta aneka jenis asesoris buat kunci.
  3. Glodok Plasa nan menjadi loka niaga berbagai merek barang elektronik, perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan asesoris komputer.
  4. Harco Glodok nan merupakan loka penjualan komponen-komponen elektronik, beraneka peralatan dan bahan listrik, loka servis alat-alat elektronik, play satation, CD serta DVD game.
  5. Glodok Jaya di mana kita bisa memperoleh berbagai macam peralatan bengkel hingga pabrik.
  6. HWI Lindeteves nan juga banyak menjual alat-alat keperluan pabrik.
  7. LTC Glodok nan menjadi loka terbaru di kawasan Glodok nan menyediakan berbagai macam barang elektronik, peralatan bengkel, listrik serta menjual besi. Di loka ini lebih nyaman di banding loka lain sebab sudah dilengkapi dengan air conditioner.

Mengingat kawasan Glodok shop merupakan daerah niaga nan begitu ramai, ada beberapa tips buat berbelanja di kawasan ini

  1. Belilah barang nan Anda butuhkan di loka nan sesuai. Usahakan parkir di loka sedekat mungkin dengan toko nan hendak Anda tuju. Biaya parkir juga berbeda. Jika Anda parkir di luar, harganya lebih mahal dan keamanan tak terjamin walaupun secara teknis Anda lebih mudah keluar.
  1. Jangan gunakan jasa calo. Saat melihat-lihat tunjukkan bahwa Anda sudah sering ke kawasan ini.
  1. Jangan terburu-buru membeli barang sebelum Anda survei harga di beberapa tempat. Jangan lupa buat menawar semurah dan sewajar mungkin.
  1. Perhatikan kualitas barang sebelum membelinya. Untuk barang elektronik serta benda-benda bergaransi, buatlah perjanjian dengan pembeli bahwa Anda masih bisa mengembalikannya jika terjadi sesuatu.
  1. Kebanyakan toko-toko di Glodok shop akan tutup di hari Sabtu dan Minggu sehingga pilihan Anda lebih terbatas.
  1. Jika memungkinkan mintalah donasi teman atau keluarga nan pernah berbelanja di kawasan tersebut buat membantu Anda membeli barang serupa.

Demikian sekelumit informasi mengenai kawasan glodok nan tak dapat dianggap enteng ini. Meskipun kawasan ini pernah mengalami kebakaran pada Februari 2013 lalu, kini geliatnya sudah mulai nampak. Dengan penanganan nan tepat, kawasan Glodok ini akan menjadi nadi penghubung perekonomian daerah nan potensial. Namun semuanya kembali bergantung pada pemerintah daerah setempat buat mengelolahnya menjadi sebuah loka nan memiliki nilai hemat baik bagi masyarakat maupun bagi pembangunan perekonomian daerah.