B. Klasifikasi Ilmiah

B. Klasifikasi Ilmiah

Ular merupakan hewan reptil nan kehadirannya acapkali ditakuti manusia. Tak sedikit orang nan menjerit bahkan lari ketakutan jika melihat hewan nan satu ini. Walaupun sekarang sudah bukan hal nan aneh melihat orang menjadikan ular sebagai binatang peliharaan.

Hewan ini hampir bisa kita ditemui di setiap habitat, mulai dari hutan, perairan, rawa-rawa, sampai gurun pasir. Ular merupakan hewan berdarah dingin nan tidak memiliki kaki. Seperti halnya cacing, ular bergerak menggunakan tubuhnya sebab itu ular disebut juga binatang melata.



A. Konduite Ular

1. Cara Memangsa

Pertama, ular biasanya melilit tubuh mangsanya hingga mangsa tersebut kesulitan bernafas dan wafat perlahan-lahan. Biasanya jenis ular nan melakukan cara ini ialah ular-ular nan tak memiliki dapat dan biasanya bertubuh besar sehingga memiliki kekuatan nan cukup besar buat melilit mangsanya.

Kedua, ular menggunakan racun dapat nan ada pada gigitannya buat membunuh mangsanya. Dapat pada ular memiliki beberapa imbas yaitu bisa merusak peredaran darah ( haemotoksin ), melumpuhkan sistem saraf pada pernafasan dan juga melumpuhkan sistem saraf pada jantung ( neurotoksin ).

Ular ada nan memiliki dapat dengan kadar racun nan rendah sampai nan tinggi, bahkan ada dapat nan bisa melumpuhkan bahkan membunuh mangsanya hanya dalam hitungan menit atau detik saja.



2. Cara Makan

Jika kita perhatikan salah satu film Hollywood nan terkenal yaitu Anaconda , maka kita akan menemukan salah satu konduite hewan ular nan cukup mencengangkan dalam hal memakan mangsa. Ular memakan mangsanya bulat-bulat, nan artinya ular tak mengunyah mangsa nan dia makan.

Jika seekor kambing masuk ke dalam mulut ular maka keadaan kambing akan tetap utuh saat sampai ke dalam perut ular. Walaupun ular memiliki gigi tetapi gigi tersebut tak berfungsi buat mengunyah makanan melainkan hanya buat mencengkram mangsanya agar tak terlepas dari aksi perburuannya.



3. Makanan Ular

Ular merupakan binatang hewan pemakan daging , artinya ular merupakan pemakan daging. Ular biasanya memakan hewan nan lebih kecil dari tubuhnya. Ular nan memiliki habitat di darat maupun di pohon biasanya memakan hewan mamalia, burung, katak, maupun hewan reptil lainnya. Bahkan ular pun memakan telur-telurnya.

Ular nan memiliki habitat di perairan biasanya memakan hewan nan mendiami perairan juga seperti ikan, kodok maupun telur-telur hewan tersebut. Beberapa jenis ular memiliki tubuh nan cukup besar sehingga mampu memangsa hewan nan berukuran besar pula seperti kijang, rusa, dan nan lainnya bahkan mampu memakan manusia, contohnya ular sanca dan ular python.



4. Reproduksi Ular

Seperti halnya kebanyakan hewan reptil lainnya, ular pun berkembangbiak dengan bertelur ( ovipar ). Dalam sekali bertelur jumlah telur nan dihasilkan beragam, dapat dalam jumlah nan sedikit yaitu hanya beberapa butir saja dapat pula dalam jumlah nan banyak sampai ratusan buah.

Untuk melindungi telurnya tersebut dari bahaya predator lainnya, ular biasanya menyimpan ularnya di dalam tempat-tempat tersembunyi seperti gua, lubang tanah, lubang kayu, atau menimbunnya di bawah timbunan dedaunan kering. Untuk jenis ular eksklusif seperti ular sanca, induk ular menunggui telurnya sampai menetas bahkan mengeraminya layaknya induk ayam.

Selain bertelur, beberapa jenis ular seperti ular kadut belang atau Homalopsis Buccata bereproduksi dengan cara ovovivipar (bertelur melahirkan) yaitu di mana induk ular mengerami telurnya di dalam rahim, setelah bayi ular berkembang dan siap menetas, maka telur itu dikeluarkan dari rahim sebagai ular-ular kecil.



5. Tubuh Ular

Hewan nan satu ini selain tak memiliki kaki buat berjalan juga tak memiliki daun telinga maupun gendang telinga, sehingga ular tak memiliki indera pendengaran. Ular hanya mengandalkan sisik di tubuhnya buat menangkap getaran langkah hewan maupun manusia di sekitarnya.

Selain tak memiliki indera pendengaran nan tajam, mata ular pun tak terlalu berfungsi dengan baik. Walaupun matanya selalu terbuka dan hanya dilapisi selaput tipis hingga ia mudah melihat gerakan di sekitarnya, tapi sayangnya ular tak dapat memfokuskan pandangannya. Ular hanya bisa melihat dengan jelas ketika berada dalam jeda nan dekat.



B. Klasifikasi Ilmiah

Berdasarkan ilmu biologi klasifikasi hewan ular meliputi strata sebagai berikut: Kerajaan: Animalia- Filum: Chordata- Kelas: Sauropsida- Ordo: Squamata- Upaordo: Serpentes.

Adapun klasifikasi suku hewan ini cukup banyak, yaitu antara lain sebagai berikut:

Suku Phytonidae, Suku Colubridae, Suku Thyplophidae, Suku Xenopeltidae, Suku Cylindrophidae, Suku Viperidae, Suku Eliphidae, Suku Acrochordidae, Suku Anilidae, Suku Uropeltidae, Suku Anomalepididae, Suku Atractaspididae, Suku Boidae, Suku Bolyiridae, Suku Anomochilidae, Suku Atractaspididae, Suku Leptotyphopilidae, Suku Loxochemidae, Suku Henopidia, Suku Tropidophidae, Suku Uropheltidae dan lain-lain.

Berikut merupakan beberapa contoh jenis ular dalam suku-suku di atas:

  • Xenopeltis unicolor atau disebut ular pelangi (suku Xenopiltidae)
  • Python Reticulatus atau disebut juga ular sanca bunga (suku Pythonidae)
  • Rhamphotyphlops Braminus atau disebut juga ular dawai (suku Typhlopidae)
  • Acrochordus Javanicus atau disebut juga ular berkepala dua (suku Acrochordidae)
  • Maticora Intestinalis atau disebut juga ular cabai (suku Elapidae)
  • Ophiphagus Hannah atau disebut juga ular king-cobra (suku Elapidae)
  • Naja Spp atau disebut juga ular sendok (suku Elapidae)
  • Calloselasma Rhodhostoma atau disebut juga ular tanah (suku Viperidae)
  • Chrysopelea Paradisi atau disebut juga ular terbang (suku Colubridae)


  • Klasifikasi Ular Berdasarkan Bisa

    Klasifikasi hewan ular juga dapat berdasarkan dapat nan dimiliki ular. Pertama ialah ular berbisa ( venomous snake ) dan ular tak berbisa ( nonvenomous snake ). Dalam klasifikasi ilmiah, ular nan tergolong ular berbisa adalah jenis ular dalam suku viperidae dan colubridae .

    Salah satu contoh ular berbisa dalam suku Viperidae adalah ular cincin mas atau dalam bahasa latinnya disebut dengan nama Boiga Dendrophila .

    Jenis ular ini memiliki rona gelap atau hitam pada umumnya, namun ular ini memiliki juga rona lain nan menarik mata yaitu garis membujur berwarna kuning di sepanjang tubuhnya. Hal inilah nan membuat ular jenis ini dinamai ular cincin emas. Namun tidak seindah namanya, ular ini memiliki dapat nan cukup berbahaya walaupun bisanya tak terlalu mematikan.

    Itulah beberapa klasifikasi hewan ular baik berdasarkan ilmu taksonomi maupun berdasarkan dapat nan dimilikinya.

    Ular walaupun ditakuti oleh manusia, pada kenyataannya ular lah nan takut akan kehadiran manusia. Agresi ular biasanya terjadi sebab ular tersebut merasa terancam. Bahkan sebenarnya angka kematian manusia dikarenakan agresi ular maupun racun bisanya sangatlah kecil, apalagi habitat ular memang berbeda dengan manusia, tak seperti nyamuk nan menempati habitat nan sama dengan manusia sehingga kematian dikarenakan gigitan nyamuk lebih besar dibandingkan dengan gigitan ular.

    Pada kenyataannya sekarang ular menjadi salah satu barang komoditi nan diperjualbelikan. Baik buat digunakan kulitnya sebagai bahan primer pembuat tas, sepatu, jaket, ataupun perhiasan. Ataupun digunakan dagingnya sebagai bahan makanan maupun obat. Jadi masih takutkah Anda dengan ular?