Faktor-faktor Penyebab Perang Global II

Faktor-faktor Penyebab Perang Global II

Perang Dunia I berlangsung pada 1914-1918. Sedangkan Perang Global II terjadi pada 1939-1945. Kedua perang tersebut membawa pengaruh besar bagi perkembangan negara-negara nan terlibat. Perang merupakan pertempuran besar bersenjata antara dua negara atau lebih, nan apapun bentuknya ialah bala kemanusiaan. Dengan alasan apapun perang telah banyak merenggut korban jiwa.



Peristiwa Perang Global I

Pada Perang Global I mempunyai julukan " The Great War " atau " War to End AllWars ". Perang ini terjadi sebab beberapa faktor. Faktor besarnya sebab ekonomi dan politik. Faktor ekonomi pemicu dari Perang Global I ini melibatkan kekuasaan-kekuasaan besar nan bersaing merebutkan peluang-peluang ekonomi. Sedang faktor-faktor politik pemicu perang ini ialah kemunculan paham Nasionalisme dan sistem baru di beberapa negara Eropa.

Perang tersebut melahirkan era baru nan lebih modern dalam hal teknologi persenjataan, teknologi transportasi buat perang, dan pesawat-pesawat tempur. Dampak peralatan nan canggih tersebut, Perang Global akhirnya menjadi ajang adu teknologi senjata nan berlangsung selama bertahun-tahun.

Selain sebab faktor ekonomi dan politik, perang ini juga terpicu dampak peristiwa pembunuhan terhadap Pangeran Austria, Franz Ferdinand Odan, di Bosnia. Awalnya tidak ada nan menduga bahwa peristiwa ini menimbulkan konflik nan begitu hebat, sehingga cerita cepat meluas sampai daratan Afrika dan Asia Pasifik. Perang ini diikuti oleh dua kekuatan besar negara Eropa, konflik antara Austria dan Serbia mengikutsertakan negara-negara besar Eropa, seperti Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Uni Soviet (sekarang Rusia), sampai Amerika Serikat.



Peristiwa Perang Global II

Perkembangan negara-negara di Eropa menjelang terjadinya Perang Global II ditandai oleh adanya dua bentuk pemerintahan nan saling bertentangan. Kedua bentuk pemerintahan tersebut ialah pemerintahan demokratis dan pemerintahan otoriter.

Bentuk pemerintahan demokratis mendukung kebebasan, nan kemudian didukung oleh beberapa negara adidaya. Negara-negara nan menganut paham demokratis, antara lain Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.

Sedang bentuk pemerintahan otoriter (diktator) merupakan pemerintahan nan menindas segala bentuk kebebasan. Negara-negara nan mendukung dan menganut bentuk pemerintahan otoriter ini, antara lain Italia, Jerman, dan Uni Soviet. Pada saat itu, Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler dengan paham Nasional Sosialisme atau lebih terkenal dengan sebutan NAZI. Negara Italia dipimpin oleh Benito Mussolini dengan paham Fasisme, sedangkan negara Uni Soviet pada waktu itu dipimpin oleh Stalin dengan paham Komunis.

Ketiga tulang punggung pemerintahan otoriter ini secara prinsip memiliki perbedaan. Akan tetapi, secara generik ketiganya memiliki persamaan, yakni sama-sama menindas dan mengancam negara lain. Sedangkan dari benua Asia, Jepang nan pada waktu itu berbentuk kekaisaran nan dipimpin oleh Kaisar Hirohito dengan paham Militerisme nan juga menganut pemerintahan otoriter.



Faktor-faktor Penyebab Perang Global II

Ada sebab-sebab spesifik dan sebab-sebab generik nan mendorong terjadinya Perang Dunia II. Sebab-sebab spesifik terjadinya perang ini ialah kejadian pada salah satu Perjanjian Versailles nan menuntut agar Prusia Timur atau Jerman Timur dipisahkan dari negara Jerman dengan koridor Polandia sebagai pemisahnya. Di tengah-tengah koridor ini, terletak kota Danzig nan berada di bawah dominasi Perserikatan Bangsa-bangsa (LBB).

Pada saat itu, status kota Danzig ialah kota nan merdeka. Adolf Hitler menuntut kota Danzig dimasukkan ke wilayah Jerman, sebab penduduknya berkebangsaan Jerman. Namun, Polandia menolak dan justru mengadakan perjanjian dengan negara Inggris, Prancis, Rumania, dan Yunani buat saling menjamin kemerdekaan di antara mereka. Kemudian pimpinan negara Jerman itu menjawab perjanjian tersebut dengan mengadakan perjanjian dengan pihak Uni Soviet. Dalam perjanjian itu, Uni Soviet menyatakan tak akan menyerang Jerman.

Pada 1939, Jerman menyerang Polandia. Kemudian dalam rentang tiga hari, Inggris dan Prancis mengumumkan perang terhadap Jerman. Sementara itu, ada nan berpendapat penyebab perang ini ialah penyerbuan Jepang atas Cina. Kemudian ada pula nan berpendapat bahwa penyerbuan Jepang di Pearl Harbour, Amerika Serikat, pada 1941 ialah penyebab primer dari Perang Global II.

Secara umum, terjadinya Perang Global II ini disebabkan oleh beberapa faktor nan antara lain:

  1. Kegagalan dari LBB. Pada saat itu, LBB tak bisa mencegah pertikaian-pertikaian nan terjadi, khususnya di wilayah Eropa. LBB dianggap telah gagal dalam menegakkan tujuannya sebagai organisasi dunia. Oleh karena itu, negara-negara besar dan kecil tak lagi menaruh asa dan percaya pada organisasi itu. Banyak negara nan mencari jalan sendiri-sendiri buat membela diri dan juga banyak negara-negara kecil nan berlindung pada negara-negara nan lebih besar.

  2. Terjadinya perlombaan senjata. Konferensi pulucutan senjata di Genewa dan Washington nan diadakan buat tujuan mengurangi ketegangan dampak meningkatnya kekuatan tempur nan tidak terkendalikan telah gagal. Hal itu menyebabkan keresahan perasaan saling curiga antara negara nan satu dengan negara nan lain kembali berkobar. Setiap negara menjadi tidak terkendali, dan berusaha mempersejatai serta meningkatkan kemampuan tempur masing-masing.

  3. Tebentuknya kembali aliansi secara politik. Dampak dihantui perasaan curiga terhadap negara-negara lain, maka setiap negara terus berusaha buat memperkuat wilayah negara masing-masing dengan cara mencari aliansi sebanyak mungkin. Keadaan itu mendorong terbentuknya aliansi politik nan saling bertentangan. Menjelang pecahnya perang ini, di Eropa terbentuk kembali dua aliansi nan saling bermusuhan. Kedua aliansi tersebut ialah blok dengan paham Fasisme (Jerman dan Italia) dan blok dengan paham Demokrasi (Inggris dan Prancis).

  4. Timbulnya Imperialisme baru (politik dan ekonomi). Beberapa negara nan telah sukses mengatasi krisis politik dan ekonominya dengan sistem ekonomi terpimpin, kemudian tumbuh menjadi negara dengan paham Ultranasionalisme (mengagung-agungkan negaranya secara berlebihan) nan menjalankan Imperialisme gaya baru. Negara-negara itu, antara lain Jepang dengan semboyannya " Hakko Ichi-U ", Jerman dengan semboyannya " Lebensraum " dan negara Italia dengan semboyannya " Italia Irredenta ". Negara-negara ini merasa berhak dan berkewajiban memimpin dan menguasai bangsa lain. Dengan asumsi itu, mereka melaksanakan Imperialisme gaya baru.

  5. Munculnya semangat balas dendam. Perjanjian Versailles membebani negara Jerman dengan berbagai kewajiban nan tak mungkin dilaksanakan. Pihak Sekutu seenaknya menentukan nasib Jerman setelah Perang Global I. Hal itulah nan menyebabkan timbul rasa dendam di kalangan bangsa Jerman. Kemudian Adolf Hitler segera membangun kembali angkatan perangnya dan pada 1935. Hitler mengadakan wajib militer kepada warga Jerman. Pada tahun nan sama, dia menyatakan Perjanjian Versailles tak berlaku lagi.

  6. Berkembangnya paham Nasionalisme nan sempit. Sempitnya paham ini dilancarkan oleh Adolf Hitler kepada rakyat Jerman. Dia menyatakan, bangsa Jerman merupakan bangsa superior keturun dari Ras Aria dan ditakdirkan oleh Tuhan buat memimpin bangsa lain. Paham Nasionalisme mendorong negara Jerman melancarkan politik perluasan buat menaklukan negara-negara lain.

  7. Terjadinya penyerbuan-penyerbuan. Dalam taktik militer, menyerang lebih dahulu ialah strategi jitu buat memukul lawan-lawan. Strategi ini diterapkan negara-negara blok Jerman buat memulai Perang Global II. Peristiwa-peristiwa penyerangan nan terjadi, seperti Jerman menyerbu Polandia, Jepang menyerbu Cina, Jepang menyerbu Pearl Harbour, dan adanya serangan-serangan serta pernyataan perang lainnya. Sehingga perang menjadi semakin meluas sampai akhirnya disebut Perang Dunia II.